Gedung Putih: Amerika Serikat Mungkin Tidak Butuh Vaksin AstraZeneca

Anthony Fauci yakin AS punya stok vaksin yang cukup

Jakarta, IDN Times - Kepala penasihat medis Gedung Putih Anthony Fauci mengatakan, Amerika Serikat (AS) mungkin tidak membutuhkan vaksin AstraZeneca untuk diinokulasi kepada warganya. Selain karena otoritas Paman Sam sudah mengamankan cukup dosis, vaksin buatan Inggris-Swedia itu juga dianggap bermasalah dalam data dan penggunaannya.
 
“Itu masih belum jelas,” kata Fauci ketika ditanya apakah AS akan menggunakan AstraZeneca atau tidak.
 
“Mengingat hubungan kontraktual yang kami miliki dengan sejumlah perusahaan (vaksin), kami memiliki cukup vaksin untuk memenuhi semua kebutuhan kami tanpa meminta AstraZeneca,” tutur epidemiolog terkemuka itu, dilansir Reuters, Jumat (2/4/2021).

Baca Juga: Kemenkes: 10 Persen Penerima Vaksin AstraZeneca Demam 38 Derajat

1. AstraZeneca dirundung kontroversi

Gedung Putih: Amerika Serikat Mungkin Tidak Butuh Vaksin AstraZenecaVaksin AstraZeneca (cepi.net)

Keraguan Fauci terhadap AstraZeneca tidak lepas dari sejumlah kontroversi. Akhir tahun lalu, pembuat obat dan Universitas Oxford menerbitkan data terkait percobaan sebelumnya, dengan dua laporan efikasi yang berbeda gara-gara kesalahan dosis.
 
Kasus terbaru, seorang perempuan asal Denmark meninggal dunia akibat pembekuan darah setelah menerima AstraZeneca. Alhasil, banyak negara Eropa menangguhkan penggunaan vaksin tersebut, sekalipun lembaga kesahatan kawasan dan World Health Organization (WHO) telah memastikan bahwa vaksin tersebut aman digunakan.
 
Badan kesehatan AS pada Maret lalu turut melaporkan, data yang dirilis produsen AstraZeneca tidak lengkap tentang tingkat kemanjurannya. Beberapa hari kemudian, AstraZeneca mengumumkan perubahan tingkat efikasinya dari 79 persen menjadi 76 persen.

2. AS memiliki banyak opsi vaksin

Gedung Putih: Amerika Serikat Mungkin Tidak Butuh Vaksin AstraZenecaAhli penyakit menular Amerika Serikat, Dr. Anthony Fauci. (Instagram.com/doc.fauci)

Sejauh ini, AstraZeneca termasuk vaksin yang memperoleh izin penggunaan darurat dari badan pengawas obat AS. Fauci lantang untuk mengatakan bila AS mungkin tidak membutuhkan AstraZeneca karena negara tersebut memiliki banyak opsi vaksin untuk digunakan.
 
“Jika Anda melihat jumlah (dosis) yang akan kami dapatkan, jumlah yang dapat Anda peroleh dari J&J, dari Novavax, dari Moderna, jika kami mengontrak lebih banyak, kemungkinan kami dapat meningkatkan yang kita butuhkan, tapi saya tidak bisa mengatakan dengan pasti, (terkait ketersediaan vaksin)," jelas Fauci.

3. Strategi AS dalam mengamankan vaksin

Gedung Putih: Amerika Serikat Mungkin Tidak Butuh Vaksin AstraZenecaIlustrasi vaksinasi COVID-19. ANTARA FOTO/Jojon

Artikel The New York Times bertajuk “Where Europe Went Wrong in Its Vaccine Rollout, and Why” menjelaskan bagaimana AS bisa mengamankan puluhan juta dosis vaksin, ketika banyak negara kesulitan untuk mendapatkannya.
 
Penjelasan utamanya karena AS tidak sekadar membeli vaksin dari produsen, melainkan menginvestasikan dari proses penelitian hingga vaksin siap dikomersialisasikan. AS lebih siap menanggung segala kerugian, dibanding negara-negara Eropa, termasuk Uni Eropa, yang enggan mengambil risiko dan membeli vaksin ketika sudah siap diperjual-belikan.  
 
“Blok tersebut (Uni Eropa) relatif lambat untuk menegosiasikan kontrak dengan pembuat obat. Serangkaian keputusan kecil telah menyebabkan penundaan yang semakin lama. Regulatornya berhati-hati dan penuh pertimbangan dalam menyetujui beberapa vaksin,” demikian tertulis dalam artikel tersebut.
 
“Tetapi penjelasan terbesar, yang telah menghantui blok selama berbulan-bulan, blok membeli vaksin layaknya seorang pelanggan. Sedangkan AS terlihat seperti pebisnis, mereka menghabiskan banyak anggaran untuk mengembangkan, menguji, hingga memproduksi,” kata salah satu pengawas vaksin di AS, Moncef Slaoui.

Baca Juga: WHO dan UNICEF Pastikan Vaksin AstraZeneca Aman Digunakan

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya