Hubungan Memanas, Rusia Tangguhkan Misi Diplomatiknya di NATO

NATO usir 8 misi Rusia karena disebut sebagai mata-mata

Jakarta, IDN Times - Rusia akan menangguhkan misi diplomatiknya di NATO dan menutup kantor aliansi di Moskow. Keputusan itu diambil setelah NATO menuduh delapan staf Rusia yang bekerja di aliansi tersebut, memainkan peran ganda sebagai intelijen Kremlin.

Pengumuman tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Segrey Lavrov, pada Senin (18/10/2021). Keputusan ini akan memperburuk hubungan Moskow dengan aliansi militer transatlantik tersebut.

“Menanggapi keputusan NATO, kami menangguhkan misi permanen kami di NATO, termasuk pekerjaan kepala perwakilan militer mulai 1 November, atau mungkin akan memakan waktu beberapa hari lagi,” kata Lavrov dikutip dari Al Jazeera.

“Kondisi dasar untuk bekerja bersama tidak lagi ada,” tambah dia.

Baca Juga: Ancam Kedaulatan, Rusia Usir Kapal Perang AS

1. Rusia tutup jalur komunikasi resmi dengan NATO

Hubungan Memanas, Rusia Tangguhkan Misi Diplomatiknya di NATOMenlu Rusia tak izinkan Suriah jadi arena konflik Iran-Israel. Ilustrasi (instagram.com/ritorika.xeber)

Lavrov juga mengumumkan penutupan kantor penghubung dan informasi militer NATO di Moskow, dengan mengatakan akreditasi akan ditarik kembali pada awal November. Apabila NATO ingin berkomunikasi dengan Rusia, bisa melalui kedutaan Rusia di Belgia.

NATO mengaku telah mendengar segala pernyataan Lavrov, tetapi belum menerima pengajuan resmi tentang penarikan misi permanen Rusia.

Ketegangan terjadi pada awal bulan ini, ketika NATO mengusir delapan staf Rusia yang dituduh bekerja sebagai mata-mata. Dengan demikian, hanya tersisa 10 staf Rusia yang terakreditasi di NATO.

Baca Juga: Dicap Sebagai Agen Intelijen Kremlin, NATO Usir 8 Perwakilan Rusia

2. NATO bantah pengusiran dilakukan atas tuduhan kegiatan mata-mata

Hubungan Memanas, Rusia Tangguhkan Misi Diplomatiknya di NATOKepala NATO, Jens Stoltenberg. (Twitter.com/NATOpress)

Sementara, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pengusiran itu tidak terkait dengan tuduhan intelijen. Tetapi, dia menyebut delapan orang yang dimaksud tidak memiliki akreditasi.

Stoltenberg menambahkan, NATO perlu waspada dalam menghadapi fitnah dan tuduhan tak berdasar Rusia. Dia juga menggambarkan relasi NATO-Rusia saat ini sebagai titik terendah sejak akhir Perang Dingin.

Pada saat yang sama, Stoltenberg juga menyinggung pembangunan militer Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina dan pelanggaran terhadap Perjanjian Pasukan Nuklir Jarak Menengah (INF), sebagai bukti agresivitas negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin. 

Baca Juga: NATO Perkuat Perbatasan Kosovo-Serbia yang Kian Memanas

3. Hubungan Rusia-NATO memburuk sejak Rusia aneksasi Krimea

Hubungan Memanas, Rusia Tangguhkan Misi Diplomatiknya di NATOsto.nato.int

Sebagai informasi, Rusia bukan anggota NATO tetapi memiliki misi atau staf yang bekerja sebagai pengamat di badan tersebut. Salah satu tugas mereka adalah mempromosikan kerja sama di bidang keamanan bersama.

Namun, misi tersebut tidak memainkan fungsinya secara optimal sejak Moskow menganeksasi Krimea pada 2014. Sejak saat itu, Rusia berulang kali menuduh NATO secara provokatif memperluas infrastruktur militernya lebih dekat ke perbatasannya.

NATO memberikan tanggapan, mereka bertekad untuk memperkuat keamanan negara-negara anggota yang dekat dengan Rusia. Tetapi, mereka tetap membuka saluran komunikasi untuk pertemuan tingkat tinggi dan kerja sama militer dengan Rusia.
 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya