Inggris Sebut Taliban yang Sekarang Berbeda, Lebih Masuk Akal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Kepala Staf Pertahanan Inggris, Nick Carter, meminta seluruh negara agar memberi ruang kepada Taliban untuk membentuk pemerintahan baru di Afghanistan. Menurut Carter, Taliban yang berhasil merebut Kabul pada Minggu (15/8/2021) berbeda dengan Taliban yang pernah berkuasa sepanjang 1996-2001.
Carter meyakini bahwa Taliban hari ini lebih masuk akal. Pernyataan itu merupakan refleksi setelah Taliban menggelar konferensi pers pertamanya pada Selasa (17/8/2021), yang menunjukkan para pemimpinnya di hadapan publik, tidak seperti pemimpin Taliban 20 tahun lalu yang hidup dalam kegelapan.
"Kami harus bersabar, kami harus menahan diri dan kami harus memberi mereka ruang untuk membentuk pemerintahan, dan kami harus memberi mereka ruang untuk menunjukkan kredensial mereka," kata Carter, dilansir dari Reuters.
"Mungkin Taliban ini adalah Taliban yang berbeda dengan yang diingat orang dari tahun 1990-an,” tambahnya.
1. Komitmen Taliban dinamis karena karakternya Homogen
Kendati begitu, Carter menyinggung soal karakter Taliban yang bersifat homogen dan nilai-nilai tradisional yang mengkristal di Afghanistan, salah satunya adalah komitmen primordial yang sangat kuat.
"Kita mungkin menemukan Taliban yang lebih masuk akal. Tetapi, yang mutlak harus diingat adalah mereka bukan organisasi homogen. Taliban adalah sekelompok tokoh suku yang berbeda, yang datang dari semua distrik pedesaan Afghanistan,” tutur dia.
"Mungkin Taliban yang (sekarang) lebih masuk akal. Tidak terlalu represif, dan memang terlihat dari cara memerintah Kabul saat ini, ada beberapa indikasi bahwa itu (Taliban) lebih masuk akal,” tambahnya.
Baca Juga: Joe Biden Keluarkan Ancaman Serius untuk Taliban di Afghanistan
2. PM Inggris mewanti-wanti agar tidak ada yang mengakui kedaulatan Afghanistan di bawah Taliban
Pernyataan Carter bertentangan dengan keterangan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Minggu lalu. Sebelumnya, Johnson mewanti-wanti supaya tidak ada negara yang mengakui kedaulatan Taliban.
Dia juga siap memainkan perannya melalui Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan NATO untuk mencapai kepentingan tersebut.
“Kami tidak ingin siapapun mengakui Taliban secara bilateral. Kami ingin semuanya bersatu dalam pemikiran yang sama, untuk mencegah Afghanistan kembali menjadi tempat berkembang biak terorisme,” kata Johnson dikutip dari The Guardian.
3. Taliban berjanji akan membentuk pemerintahan yang inklusif
Melalui penampilan publik pertamanya, Taliban berjanji akan membentuk pemerintahan yang inklusif. Mereka berkomitmen untuk mempertahankan hak-hak perempuan, termasuk mengizinkan mereka untuk beraktivitas di ruang publik, tidak mewajibkan penggunaan burqa, dan mengizinkan perempuan bersekolah hingga bangku kuliah.
Mereka juga berkomitmen untuk tidak menjadikan Afghanistan sebagai sarang terorisme. Lebih dari itu, mereka berjanji tidak akan memanfaatkan kekuasaan untuk membalas atau menyerang Barat, yang selama 20 tahun lebih mengkategorikan mereka sebagai kelompok terorisme.
Baca Juga: Janji Taliban: Burqa Tidak Wajib dan Perempuan Boleh Kuliah