Inggris Uji Coba Vaksinasi 2 Jenis Vaksin COVID-19 Berbeda

Vaksinasi awal pakai Pfizer, kemudian AstraZaneca

Jakarta, IDN Times - Inggris baru saja memulai studi klinis untuk mengetahui, apakah rejimen dua dosis vaksin COVID-19 bisa menggunakan jenis yang berbeda. Studi yang rencananya berlangsung selama 13 bulan menggunakan sampel vaksin Pfizer dan AstraZaneca.
 
Skema dari penelitian ini adalah memberikan vaksinasi awal vaksin Pfizer, kemudian diikuti penguat vaksin AstraZaneca, atau sebaliknya, dengan jarak antar suntikan 4-12 minggu.
 
“Studi ini akan memberi kita wawasan yang lebih luas tentang bagaimana kita dapat menggunakan vaksin, untuk tetap berada di atas penyakit jahat ini,” kata wakil petugas medis Inggris Jonathan Van Tam, dilansir Channel News Asia, Kamis (4/2/2021).

Baca Juga: [LINIMASA] Kemajuan Vaksin COVID-19 Terkini di Dunia

1. Mencari solusi di tengah krisis vaksin

Inggris Uji Coba Vaksinasi 2 Jenis Vaksin COVID-19 BerbedaIlustrasi vaksin atau jarum suntik (IDN Times/Arief Rahmat)

Selang setahun virus corona ditetapkan sebagai pandemik, vaksin menjadi solusi utama untuk menekan angka kematian dari virus yang telah merenggut lebih dari 2,2 juta nyawa umat manusia. Tetapi solusi itu terhambat oleh ketersediaan dan kebutuhan dunia terhadap vaksin.  
 
“Jika vaksin dapat digunakan secara bergantian, ini akan sangat meningkatkan fleksibilitas pemberian vaksin. (Ini) juga dapat memberikan petunjuk tentang cara meningkatkan perlindungan terhadap strain virus baru,” kata ahli kesehatan di Universitas Oxford Matthew Snape.
 
Supaya studi ini memenuhi standar akademik, Snape berharap relawan yang terlibat lebih dari 800 orang yang berusia di atas 50 tahun.

2. Telah memperoleh izin etis untuk memulai studi

Inggris Uji Coba Vaksinasi 2 Jenis Vaksin COVID-19 BerbedaIlustrasi vaksin. Dok. Antara Foto

Sejauh ini, pedoman vaksinasi di Inggris dan Amerika Serikat menyatakan, vaksin tidak dapat dipertukarkan, kecuali dosis yang sama untuk suntikan kedua tidak tersedia. Bisa juga dipertukarkan jika tidak diketahui jenis vaksin apa yang diberikan pada suntikan pertama.
 
Dilansir dari Al Jazeera, pemerintah Inggris telah memperoleh persetujuan dari Komisi Etik Riset serta Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan untuk merintis studi ini.
 
“Ini adalah uji klinis yang sangat penting, akan memberi kami bukti yang lebih penting tentang keamanan vaksin ini bila digunakan dengan cara yang berbeda,” kata Menteri Bisnis dan Industri Nadhim Zahawi.

3. AstraZaneca dengan Pfizer diproduksi dengan teknologi berbeda

Inggris Uji Coba Vaksinasi 2 Jenis Vaksin COVID-19 BerbedaTenaga kesehatan menyiapkan dosis vaksin Pfizer-BioNTech di pusat vaksinasi penyakit virus corona (COVID-19) di Naples, Italia, Jumat (8/1/2021) (ANTARA FOTO/REUTERS/Ciro De Luca)

Vaksin AstraZeneca dan Pfizer diproduksi dengan teknologi berbeda. Inokulasi Pfizer adalah vaksin mRNA, yang menggunakan messenger RNA untuk menghasilkan respons imun. Sedangkan, AstraZeneca menggunakan vektor virus adenovirus untuk mentransfer antigen virus ke dalam sel inang, guna memicu respons imun.
 
Baru-baru ini, uji klinis fase III vaksin Sputnik V buatan Rusia yang diunggah dalam jurnal The Lancet, menunjukkan tingkat efikasi hingga 91,6 persen untuk mencegah COVID-19. Beberapa ahli imunologi menjelaskan kemungkinan mencampurkan Sputnik V dengan AstraZaneca, karena keduanya memiliki teknologi yang mirip.
 
"(Vaksin AstraZaneca dan Pfizer) sangat berbeda, sehingga sangat sulit untuk mengetahui, apakah itu (mencampurkan vaksin) akan berhasil," kata Alexander Edwards, selaku ahli teknologi biomedis di Universitas Reading.

Baca Juga: [CEK FAKTA] Penemu Vaksin COVID-19 Zhao Zhendong Meninggal Kelelahan

Topik:

  • Rochmanudin
  • Dwi Agustiar
  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya