Ini Alasan Thailand Tak Ingin Kudeta Myanmar Diintervensi Asing
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Thailand merupakan salah satu negara di Asia Tenggara, selain Kamboja, yang menilai kudeta militer di Myanmar sebagai isu domestik. Bangkok mengingatkan supaya instabilitas politik di Burma tidak diperburuk dengan intervensi pihak asing.
Sikap Thailand kontras dengan Indonesia, Malaysia, dan Singapura, yang sejak awal tidak mendukung rezim militer di bawah pimpinan Jenderal Min Aung Hlaing. Tiga negara itu juga mendesak supaya demokrasi dan supremasi hukum ditegakkan kembali, termasuk membebaskan Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint yang menjadi tahanan politik.
Perbedaan sikap itu akhirnya menghambat ASEAN dalam melahirkan langkah-langkah konkret sebagai upaya resolusi konflik. Alhasil, demonstrasi yang berlarut telah merenggut tiga nyawa.
Baca Juga: Jalan Berliku ASEAN Menyudahi Kudeta Militer Myanmar
1. Indonesia jelaskan kenapa Thailand berbeda sikap
Pada Rabu (24/2/2021), Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi baru saja bertemu dengan Menlu Thailand Don Pramudwinai di Bangkok. Melalui kesempatan itu, Menlu Don menjelaskan alasan di balik sikap Thailand yang berbeda dari banyak komunitas internasional.
Sebagai informasi, sejumlah negara dan organisasi internasional mengecam kudeta militer yang terjadi di Naypyidaw. Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Kanada bahkan telah menjatuhkan sanksi kepada Myanmar.
“Thailand memiliki posisi khusus, karena berbatasan darat sepanjang 2.400 kilometer dengan Myanmar, dan sekitar 2 juta orang Myanmar tinggal di Thailand,” ujar Retno dalam konferensi pers secara daring, menjelaskan salah satu alasan kenapa Thailand menilai apa yang terjadi di Myanmar sebagai isu domestik.
2. Mendukung pertemuan menlu-menlu ASEAN
Editor’s picks
Kendati berbeda sikap, Don mendukung diselenggarakannya pertemuan setingkat menteri anggota ASEAN, untuk membahas langkah-langkah konkret demi menyudahi krisis politik Myanmar.
“Kami juga membahas rencana penyelenggaraan pertemuan ASEAN. Thailand sudah sampaikan persetujuannya,” tutur Menlu dua periode itu.
Dia menambahkan, “sejauh ini negara–negara ASEAN telah menyampaikan komitmen dukungan terhadap penyelenggaraan pertemuan para Menlu ASEAN.”
3. Retno sampaikan sikap Indonesia terhadap Myanmar tak berubah sejak kudeta berlangsung
Retno juga menyampaikan bahwa sikap Indonesia tidak berubah sejak kudeta berlangsung.
“Dalam pertemuan, kembali saya sampaikan posisi Indonesia yang konsisten menyuarakan pentingnya, yaitu keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar, memulihkan transisi demokrasi yang inklusif, dan pentingnya penghormatan terhadap Piagam ASEAN.”
Di luar pembahasan Myanmar, Indonesia juga membahas hubungan bilateral dengan Thailand terkait persiapan Joint Commission Meeting tahun ini, bertepatan dengan 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Baca Juga: Ramai Isu Menlu Retno ke Myanmar, Jubir Kemlu: Opsi Terbuka