Intelijen AS: Putin Frustasi Agresi di Ukraina Tidak Berjalan Lancar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Direktur Central Intelligence Agency (CIA), William Burns, mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin marah, karena operasi militernya di Ukraina tidak berjalan lancar. Atas dasar itulah, kata Burns, Putin melontarkan ancaman nuklir bersamaan dengan negara-negara Barat yang semakin mengisolasi Rusia dari tatanan global.
"Saya pikir Putin marah dan frustrasi saat ini. Dia kemungkinan akan menggandakan (pasukan) dan mencoba untuk mengalahkan militer Ukraina tanpa memperhatikan korban dari kelompok sipil,” kata Burns dalam sidang kongres terkait ancaman global yang digelar pada Selasa (8/3/2022), dikutip dari The Straits Times.
Baca Juga: Rusia Akan Umumkan Gencatan Senjata dengan Ukraina Hari Ini
1. Rusia di bawah Putin telah berinvestasi banyak untuk modernisasi senjata
Komunitas intelijen Amerika Serikat (AS) memperingatkan, ancaman Putin telah sampai pada tahapan siap mengerahkan nuklir untuk mengejar ambisinya. Ancaman itu semakin nyata ketika Putin, sejak bulan lalu, memerintahkan pasukan taktis nuklirnya dalam kondisi siaga tinggi.
Direktur Badan Intelijen Pertahanan Pentagon, Scott Berrier, menuturkan bahwa Rusia di bawah Putin telah bekerja sangat keras untuk modernisasi persenjataan, terutama senjata nuklirnya. Namun, usaha Putin dianggap belum membuahkan hasil yang optimal.
“Dia (Putin) telah berinvestasi dalam senjata nuklir taktis. Saya percaya bahwa usahanya memberikan keuntungan asimetris (pengeluaran tidak sebanding dengan hasilnya),” kata Berrier.
2. Putin dikhawatirkan dapat berbuat nekat
Beberapa pejabat AS menyebut skenario terburuk dalam perang di Ukraina adalah Rusia meluncurkan senjata nuklir berukuran kecil di kota-kota. Negara-negara Barat khawatir Putin akan berbuat nekat agar tidak kepalang malu dengan klaim kapasitas militernya.
"Kami menilai Putin merasa dirugikan, karena Barat tidak memberinya penghormatan yang layak, dan menganggap ini sebagai perang yang dia tidak boleh kalah. Tapi, apa yang dia anggap sebagai kemenangan mungkin bisa berubah sewaktu-waktu,” kata Direktur Intelijen Nasional, Avril Haines.
3. Agresi militer Rusia disebut akan melahirkan tatanan dunia baru
Terlepas dari hasilnya, kata Haines, agresi militer Rusia di Ukraina dan ancaman nuklir yang digaungkan Putin akan melahirkan tatanan dunia baru.
“Invasi Rusia mengejutkan tatanan geopolitik dan berdampak pada masa depan baru yang harus kita pahami, jelas itu adalah konskuensinya,” tutur Haines.