Kepolisian Haiti: Pembunuh Presiden Moise Bersekongkol dengan Aparat

Ada satu lagi warga AS yang ditetapkan sebagai tersangka

Jakarta, IDN Times - Kepolisian Haiti mengumumkan penangkapan empat tersangka baru yang diduga terlibat dalam pembunuhan Presiden Jovenel Moïse, tiga di antaranya adalah polisi. Moïse tewas diberedel tembakan oleh sekelompok tentara bayaran asing yang masuk ke rumahnya pada Rabu (7/7/2021) lalu.

“Ada penyusupan di kepolisian. Itu terjadi karena uang,” kata Kepala Polisi Leon Charles pada Selasa (20/7/2021), dikutip dari AP.

Hingga saat ini, total tujuh polisi yang ditahan dan diisolasi atas dugaan persekongkolan pembunuhan. Charles memulai penyelidikan internal kepolisian karena kecurigaan, bagaimana mungkin puluhan orang bersenjata bisa memasuki kediaman presiden tanpa perlawanan.

Baca Juga: Presiden Haiti Moise Tewas Ditembak, Ini Rentetan Persiapan Pembunuhan

1. Polisi kembali menangkap warga AS

Kepolisian Haiti: Pembunuh Presiden Moise Bersekongkol dengan AparatPresiden Haiti Jovenel Moïse (un.org)

Satu dari empat tersangka baru, yang bukan berlatar polisi, adalah Dominick Cauvin. Dia merupakan warga Amerika Serikat (AS) yang pernah tinggal di Florida Selatan dan Miami.

Profil LinkedIn Cauvin menunjukkan bahwa dia merupakan seorang konsultan keamanan independen. Sementara, melalui Instagram, diperoleh informasi bahwa dia merupakan pendiri dan pemilik Armotech International Corp. dan Armotech Group S.A. di Haiti.

Haiti memperoleh bantuan dari FBI dan Interpol untuk mengungkap bagaimana keterlibatan warga AS dalam operasi pembunuhan tersebut.

Selain Cauvin, aparat juga telah menangkap beberapa warga AS lainnya termasuk James Solages, lelaki yang tertangkap kamera menghadiri pertemuan dengan Christian Emmanuel Sanon di Republik Dominika, untuk membahas operasi pembunuhan. Sanon yang merupakan mantan politikus Haiti ditetapkan sebagai dalang pembunuhan. 

2. Pejabat Haiti yakin dalang pembunuhan melibatkan orang besar dan berpengaruh

Kepolisian Haiti: Pembunuh Presiden Moise Bersekongkol dengan AparatPresiden Haiti, Jovenel Moise. (Instagram.com/jovenelmoise)

Selain Sanon, polisi juga menetapkan mantan perwira intelijen Joseph Felix Badio sebagai salah satu tersangka utama. Berdasarkan investigasi yang dibantu oleh Kepolisian Kolombia, Badio diketahui memberikan perintah kepada dua penisunan tentara Kolombia untuk membunuh Moïse. Saat ini Badio masih buron.

Kendati dalang intelektual telah diumumkan, Menteri Pemilihan dan Hubungan Antar Partai Mathias Pierre meragukan peran Sanon dan Badio sebagai arsitek utama pembunuhan. Dia meyakini bila “ikan besar” akan tertangkap jika investigasi berlanjut.
 
"Plot pembunuhan seperti itu bukan pekerjaan dua orang. Kami tahu ada ikan besar di luar sana yang menginginkan kematian dan merupakan bagian dari rencana untuk membunuh presiden. Ada orang yang lebih kuat di balik ini,” ujar politisi berusia 54 tahun itu, dikutip dari The Guardian.

“Tetapi kami percaya bahwa presiden memiliki banyak musuh, orang-orang yang tidak setuju dengan rencana dan programnya, dan tentu saja dengan agendanya. Dan kami yakin mereka mungkin terkait dengan kejahatan ini,” tambah Pierre, tanpa menyebutkan siapa kira-kira “ikan besar” yang dimaksud.

Baca Juga: Dalang Pembunuh Presiden Haiti Moïse Tertangkap! Ternyata Ini Motifnya

3. Ariel Henry ditunjuk sebagai Perdana Menteri Haiti dan Joseph Claude jadi Presiden Haiti sementara

Kepolisian Haiti: Pembunuh Presiden Moise Bersekongkol dengan AparatPerdana Menteri Haiti sementara, Claude Joseph. (Instagram.com/claudejoseph03)

Pemerintah Haiti melantik Ariel Henry sebagai perdana menteri menggantikan Claude Joseph, yang mengambil alih jabatan presiden sepeninggalan Moïse.

Henry, seorang ahli bedah saraf dan mantan menteri Kabinet, berjanji untuk membentuk pemerintahan yang menaungi seluruh pihak hingga pemilihan umum diadakan. Dia mengklaim telah menemui banyak pihak, mulai dari pihak swasta hingga masyarakat sipil demi mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Selain itu, dia juga berjanji untuk memerangi korupsi, mendatangkan vaksin COVID-19 dalam jumlah besar, membangkitkan kembali ekonomi, dan menciptakan sistem pemilihan yang kredibel dan transparan.

“Tugas yang menunggu kita rumit dan sulit. Saya datang dari pemikir yang percaya penuh dengan dialog,” kata Henry kepada sekitar 11 juta penduduk Haiti.

Baca Juga: Kuba dan Haiti Memanas, Ini 3 Intervensi Militer AS di Amerika Latin

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya