Korea Utara Hadapi Krisis Pangan Terburuk dalam Satu Dekade Terakhir

Korea Utara masih ogah menerima bantuan luar negeri

Jakarta, IDN Times - Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa Korea Utara sedang menghadapi krisis pangan terburuk dalam satu dekade terakhir. Pyongyang tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi salah satu tantangan domestik terbesar sejak Kim Jong Un mengambil alih kekuasaan.

Dalam laporan bertajuk Tinjauan Nasional Sukarela untuk Pembangunan Berkala, sebagaimana diberitakan The Straits Times, produksi pangan Korea Utara jatuh ke level terendah pada 2018 imbas bencana alam dan ketahanan yang lemah. Situasi diperburuk karena bahan pertanian tidak mencukupi serta tingkat mekanisasi yang rendah.

Baca Juga: Kim Jong Un Terlihat Lebih Kurus, Warga Korut Gelisah 

1. Korea Utara salahkan sanksi Dewan Keamanan PBB

Korea Utara Hadapi Krisis Pangan Terburuk dalam Satu Dekade Terakhirinstagram.com/unitednations

Pyongyang berdalih, faktor lain penyebab krisis pangan adalah sanksi Dewan Keamanan PBB terkait uji coba senjata nuklir dan rudal.

"Hambatan utama bagi upaya pemerintah untuk mencapai pembangunan negara yang berkelanjutan termasuk sanksi dan blokade terhadap DPRK,” tertulis dalam laporan tersebut, merujuk pada nama resmi Korea Utara.

Laporan itu mencuat setelah Kim menyampaikan pernyataan melalui media pemerintah dan memperingatkan tentang ancaman pangan yang semakin mengkhawatirkan. Peringatan dilayangkan ketika persediaan makanan menipis dan petani belum memasuki masa panen.

2. Krisis pangan merupakan akumulasi pandemik, badai topan, dan sanksi

Korea Utara Hadapi Krisis Pangan Terburuk dalam Satu Dekade TerakhirSeorang kritikus dari Korea Utara mengecam Amerika Serikat telah menerapkan standar ganda saat berusaha melarang Korea Utara dalam mengembangkan rudal balistik. (Twitter.com/CFTNI)

Krisis pangan tidak bisa lepas dari badai topan yang menghancurkan pertanian pada tahun lalu. Situasi semakin buruk karena pemerintah menutup perbatasan dan mengurangi aktivitas ekspor-impor sebagai upaya menangani pandemik COVID-19.

Menurut Program Pangan Dunia PBB, sekitar 40 persen populasi Korea Utara kekurangan gizi. “Kerentanan pangan dan malnutrisi tersebar luas di Korea Utara,” terang salah satu badan PBB itu.

Baca Juga: Pertama Kalinya, Kim Jong Un Akui soal Krisis Pangan Korea Utara 

3. Korea Utara diprediksi tidak akan mengalami pertumbuhan ekonomi

Korea Utara Hadapi Krisis Pangan Terburuk dalam Satu Dekade TerakhirPemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-Un (Kantor berita Korut KCNA)

Lembaga keuangan di Inggris, Fitch Solutions, memperkirakan ekonomi Korea Utara tidak akan tumbuh tahun ini setelah mereka mengalami kontraksi terburuk dalam beberapa dekade terakhir. Hal itu disebabkan akumulasi pandemik COVID-19, sanksi ekonomi, hingga kapasitas perdagangan yang menurun dengan Tiongkok.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah menolak seruan dari Amerika Serikat untuk melanjutkan negosiasi soal pelucutan senjata nuklir, yang dapat memberi bantuan dari sanksi yang mencekik ekonomi.

Di sisi lain, Korea Utara juga menolak kiriman vaksin AstraZeneca dari COVAX, karena khawatir efek samping pembekuan darah yang terjadi di sejumlah negara.

Menurut Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook, Pyongyang tampaknya lebih fokus menangani masalah internal untuk saat ini, daripada meningkatkan ketegangan regional melalui gerakan militer yang provokatif.

Baca Juga: Kim Jong Un Mau Relasi Korea Utara-Tiongkok Makin Mesra Saat Pandemik

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya