Korut Krisis Pangan dan Uang Kertas, Kim Jong Un Bikin Kupon  

Pemerintah juga minta warga memakan angsa hias hitam

Jakarta, IDN Times – Korea Utara (Korut) dipaksa berinovasi demi menghadapi krisis ekonomi imbas kekurangan makanan dan pandemik COVID-19. Inovasi itu misalnya dengan mencetak kupon sebagai pengganti uang hingga membiakkan angsa hitam untuk dimakan.

Dengan berakhirnya musim panen, pengamat internasional memprediksi situasi di pangan dan ekonomi Pyongyang semakin berbahaya. Dilansir The Straits Times, ada tanda-tanda bahwa negara itu meningkatkan perdagangan dan menerima pengiriman bantuan kemanuisaan dalam skala besar dari China.

Badan intelijen Korea Selatan melaporkan, pemimpin Korut Kim Jong Un telah mengeluarkan perintah, yang menyerukan agar setiap butir beras diamankan dan mengalihkan setiap sumber daya untuk pertanian.

Baca Juga: Korut Sebut Squid Game sebagai Cerminan Nyata Ketimpangan di Korsel

1. Nilai kupon setara 1 dolar AS

Korut Krisis Pangan dan Uang Kertas, Kim Jong Un Bikin Kupon  Ilustrasi dolar AS ( ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Media lokal Korut melaporkan, bank sentral mencetak kupon uang senilai 1 dolar AS (sekitar Rp14,2 ribu) karena kekurangan uang kertas won Korut.

Rimjin-gang, situs berbasis di Jepang yang dioperasikan oleh pembelot Korut, melaporkan bahwa kupon telah beredar setidaknya sejak Agustus. Salah satu penyebabnya adalah Korut tidak lagi mendatangkan kertas dan tinta untuk produksi uang dari China.

Kekurangan uang kertas juga diperburuk oleh tindakan keras pemerintah terhadap penggunaan mata uang asing, terutama dolar AS dan renminbi China, demikian laporan NK News.

Baca Juga: Ketegangan di Semenanjung Korea, Kim Jong Un Salahkan AS

2. Pemerintah ajak warga makan angsa hitam

Korut Krisis Pangan dan Uang Kertas, Kim Jong Un Bikin Kupon  Ilustrasi angsa hitam (unsplash.com/@tumbao1949)

Pekan ini, media pemerintah juga mempromosikan daging angsa hitam sebagai sumber makanan yang berharga. "Daging angsa hitam itu enak dan memiliki nilai obat," kata surat kabar partai berkuasa, Rodong Sinmun.

Penelitian tentang pengembangbiakan ungags hias untuk dikonsumsi dimulai pada awal 2019. Pada saat yang sama, pihak berwenang juga memberi tahu sekolah, pabrik, dan bisnis untuk menanam tumbuhan serta memelihara ikan demi meningkatkan swasembada.

“Solusinya dimaksudkan untuk mengatasi kegagalan pertanian skala besar, untuk menyediakan pasokan makanan yang memadai ke seluruh negeri dan pembatasan terkait COVID-19,” tulis Colin Zwirko, koresponden analitik senior NK News.

Baca Juga: Korea Utara Kembali Luncurkan Rudal ke Laut, Berkekuatan Nuklir!

3. Korsel dan Kim Jong Un prediksi ekonomi membaik tahun ini

Korut Krisis Pangan dan Uang Kertas, Kim Jong Un Bikin Kupon  Kim Jong-Un berjalan dengan Presiden Korsel, Moon Jae-In (ANTARA FOTO/Korea Summit Press Pool/Pool via REUTERS)

Badan intelijen turut menambahkan, panen tahun ini diprediksi lebih baik daripada tahun lalu, karena faktor cuaca yang lebih cerah dan Korut mulai membuka perbatasannya dengan China serta Rusia dalam beberapa bulan mendatang.

Sudah sejak lama Korut menderita kerawanan pangan. Sejumlah pengamat menjelaskan, penyebab krisis adalah salah urus ekonomi yang diperburuk sanksi internasional, sebab Pyongyang masih mengembangkan senjata nuklir. Ada juga bencana alam dan pandemik virus corona yang memperburuk keadaan dalam negeri.

Kim Jong Un mengakui bahwa situasi pangan Korut memasuki fase berbahaya. Dia juga meminta maaf atas pengorbanan yang harus dilakukan warga di tengah upaya negara menangani COVID-19.  

Di sisi lain, Kim Jong Un mengatakan ekonomi membaik tahun ini. Dia juga membantah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyebut ribuan orang berpotensi kelaparan.

Topik:

  • Anata Siregar
  • Eddy Rusmanto

Berita Terkini Lainnya