KTT ASEAN-China Digelar Tanpa Perwakilan Myanmar

China berjanji tidak akan menekan Asia Tenggara

Jakarta, IDN Times – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) China-ASEAN pada Senin (22/11/2021) digelar tanpa perwakilan Myanmar. Keputusan itu diambil sehari sebelum acara dimulai pada Minggu (21/11/2021), berdasarkan keterangan Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah.

Otoritas Myanmar belum memberi tanggapan terkait ketidakhadiran itu. Myanmar juga menolak mengirim perwakilan junior dan menyalahkan ASEAN karena menyimpang dari prinsip non-interferensi, dilansir dari Channel News Asia.

Representasi Myanmar tidak diundang dalam pertemuan regional sejak KTT ASEAN lalu. Perdana Menteri sementara Myanmar sekaligus pemimpin junta, Min Aung Hlaing, dianggap tidak berkomitmen terhadap konsensus lima poin, kesepakatan para pemimpin Asia Tenggara untuk mengambalikan stabilitas di Burma.  

Baca Juga: China Tembaki Kapal Filipina dengan Meriam Air di Laut China Selatan

1. China berjanji akan menjadi mitra yang baik bagi Asia Tenggara

KTT ASEAN-China Digelar Tanpa Perwakilan MyanmarPresiden China Xi Jinping (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter)

KTT China-ASEAN digelar secara virtual untuk merayakan 30 tahun dialog hubungan kedua entitas. Menurut media pemerintah China, pertemuan itu akan dimanfaatkan oleh Presiden Xi Jinping untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan pembangunan regional.

Pada KTT itu, Xi mengatakan kepada para pemimpin ASEAN bahwa Beijing tidak akan menekan tetangga-tetangga regionalnya. China berjanji tidak akan memaksakan hegemoni atau memanfaatkan kapasitasnya sebagai salah satu ekonomi terbesar di dunia.

"China dulu, sekarang, dan akan selalu menjadi tetangga yang baik, teman baik, dan mitra baik ASEAN," kata media pemerintah mengutip Xi.

Baca Juga: Peringati 30 Tahun ASEAN-RRT, Jokowi: Perdagangan Kita Naik 82 Lipat

2. KTT ASEAN-China jadi forum untuk membincang Laut China Selatan

KTT ASEAN-China Digelar Tanpa Perwakilan Myanmarpotret kondisi di Laut China Selatan (pixabay.com/user1488365914)

KTT ASEAN-China diprediksi akan menjadi momentum negara-negara Asia Tenggara untuk menekan Beijing terkait isu Laut China Selatan. Negara-negara yang terlibat dalam klaim tersebut adalah Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam, dan Malaysia.

Pekan lalu, Manila mengutuk tindakan tiga kapal penjaga pantai China yang memblokir dan menembakkan meriam air kepada kapal Filipina di kawasan Laut China Selatan.

Amerika Serikat (AS) menyebut tindakan China sebagai aksi yang berbahaya, provokatif, dan tidak dapat dibenarkan. Washington juga memperingatkan bahwa serangan China dapat memicu reaksi AS, yang memiliki kesepakatan pertahanan dengan Filipina.

"Amerika Serikat sangat percaya bahwa tindakan RRT yang menegaskan klaim Laut China Selatan melanggar hukum, serta merusak perdamaian dan keamanan di kawasan itu," kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Ned Price, menggunakan inisial untuk Republik Rakyat China.

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, sebenarnya benci dengan pertengkaran tersebut. Menurut dia, pendekatan hukum adalah satu-satunya jalan keluar dari perselisihan tersebut.

Baca Juga: Xi Jinping dan Joe Biden Tak Mau Persaingan AS-China Jadi Konflik

3. China apresiasi ASEAN yang bisa terbebas dari kesuraman Perang Dingin

KTT ASEAN-China Digelar Tanpa Perwakilan MyanmarXi Jinping dan Joe Biden (Instagram.com/chinaxinhuanews/facebook.com/Joe Biden)

Pada pertemuan itu, Xi mengatakan bahwa China-ASEAN telah menyingkirkan ‘kesuraman Perang Dingin’ dan bersama-sama telah membuktikan kapasitasnya untuk menjaga stabilitas regional.

China sering mengkritik AS karena ‘pemikiran Perang Dingin’, ketika Washington melibatkan sekutu regionalnya untuk melawan pengaruh militer dan ekonomi Beijing yang semakin meningkat. Pada Oktober lalu, Presiden Joe Biden bergabung dengan para pemimpin ASEAN untuk pertemuan puncak virtual dan menjanjikan keterlibatan yang lebih besar dengan kawasan tersebut.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya