Laporan Rahasia PBB: Pengembangan Nuklir di Korea Utara Masih Berjalan

Kim Jong Un gak ada takut-takutnya dikecam seluruh dunia

Jakarta, IDN Times - Laporan rahasia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dilihat Reuters menjelaskan, Korea Utara (Korut) ternyata tetap melanjutkan program pengembangan nuklir dan rudal balistik sepanjang 2020.
 
Laporan tersebut juga menyampaikan, anggaran Korut untuk proyek pengembangan nuklir senilai 300 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp4,1 triliun diperoleh melalui peretasan dunia maya.
 
Secara lebih detail, di tengah kecaman komunitas internasional untuk menghentikan pengembangan nuklir, Pyongyang justru tetap memproduksi fisil, memelihara fasilitas nuklir, dan meningkatkan kemampuan serta infrastruktur rudal balistik. Mereka juga mencari bahan dan teknologi yang canggih dari luar negeri.
 

1. AS akan menerapkan pendekatan baru kepada Korut

Laporan Rahasia PBB: Pengembangan Nuklir di Korea Utara Masih BerjalanPresiden Amerika Serikat Donald J Trump bertemu Kim Jong-Un di Singapura (ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst)

Laporan tahunan yang diberikan kepada Security Council’s North Korea Sanctions Committee terungkap hanya beberapa minggu setelah Presiden AS Joe Biden dilantik.
 
Juru bicara dari Departemen Luar Negeri mengatakan, pemerintah memiliki skema baru dalam menghadapi negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un itu, termasuk meninjau kembali kebijakan-kebijakan yang selama ini telah dijalankan.
 
“(Termasuk meninjau) opsi tekanan (dari berbagai negara) yang saat ini sedang berlangsung, dan potensi (tekanan) diplomasi di masa depan,” kata juru bicara tersebut.
 
Sebagai informasi, Kim Jong Un sempat bertemu tiga kali dengan mantan Presiden AS Donald Trump sepanjang 2018-2019. Namun, Trump gagal membujuk Jong Un agar menyerahkan seluruh senjata nuklirnya.
 

2. Perangkat nuklir diduga sudah berada di dalam rudal balistik

Laporan Rahasia PBB: Pengembangan Nuklir di Korea Utara Masih BerjalanPertemuan Kim Jong-un didampingi adiknya, Kim Yo-jong, bersama Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Panmunjom untuk membahas perdamaian Semenjung Korea, pada 27 April 2018. twitter.com/BonicMichael

Pada tahun lalu, Korut menggelar parade militer yang memperlihatkan kapal selam dengan kemampuan meluncurkan rudal balistik jarak dekat hingga jarak menengah. Kemudian, pada Januari 2021, Jong Un kembali memamerkan rudal balistik produksi terbaru Korut yang diklaim paling kuat di dunia.
 
Dalam laporan, negara anggota PBB yang tidak disebutkan namanya menilai, dilihat dari ukuran rudal sangat mungkin perangkat nuklir telah dipasang di dalamnya. Negara tersebut juga menilai kemampuan peluncuran rudal balistik jarak jauh lintas benua.  
 
"Bagaimanapun, negara anggota menyatakan tidak pasti apakah Korut telah mengembangkan rudal balistik yang tahan terhadap panas yang dihasilkan selama masuk kembali (ke atmosfer)," demikian tertulis dalam laporan.
 
Kendati tidak ada uji coba peluncuran rudal balistik pada 2020, Pyongyang dilaporkan telah mengumumkan persiapan untuk pengujian dan produksi rudal balistik baru bersamaan dengan pengembangan senjata nuklir taktis.
 
Hingga saat ini, perwakilan Korea Utara di PBB belum memberikan komentar terkait laporan tersebut.
 

3. Korea Utara telah dijatuhkan berbagai sanski karena pengembangan nuklirnya

Laporan Rahasia PBB: Pengembangan Nuklir di Korea Utara Masih BerjalanANTARA FOTO/KCNA via REUTERS


Masih dalam laporan yang sama, Korut juga diduga melakukan kerja sama dalam pengembangan rudal jarak jauh dengan Iran. Pengiriman perangkat militer juga sempat terjadi pada tahun lalu.
 
Dalam sebuah lampiran yang dialamatkan kepada pemantau sanksi PBB, Duta Besar Iran untuk PBB, Majid Takht Ravanchi mengatakan, tinjauan awal informasi yang diberikan kepadanya mengindikasikan bahwa informasi dan data palsu mungkin telah digunakan dalam laporan tersebut.
 
Dilansir dari Council on Foreign Relations, AS dan PBB sejak 2006 telah menjatuhkan lusinan sanksi kepada Korut karena tetap mempertahankan program pengembangan nuklirnya. Meski begitu, Jong Un tetap kekeh untuk melanjutkan pengembangan nuklir. Menurutnya, nuklir adalah satu-satunya senjata untuk memastikan ketahanan Korut.  
 
Adapun sanksi yang telah dijatuhkan PBB meliputi: 

  • Larangan perdagangan senjata, transfer teknologi, perangkat militer, dan kerja sama riset dengan negara.
  • Pembekuan aset individu yang terlibat dalam pengembangan nuklir.
  • Larangan mengimpor barang-barang mewah. 
  • Larangan untuk mengekspor batu bara, peragkat elektronik, hasil olahan laut, hingga produk agrikultur.
  • Larangan untuk mengimpor gas dan minyak alam.
  • Larangan terhadap anggota PBB untuk membuka kantor akun atau kantor bank di Korut.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya