Lebih dari 3 Juta Orang Meninggal Akibat COVID-19

Situasi pandemik di India dan Brasil jadi sorotan

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 masih menjadi momok mengerikan bagi masyarakat dunia. Berdasarkan data Worldometer per Minggu (18/4/2021), virus ini telah membunuh 3.023.139 umat manusia. Akumulasi angka terinfeksi mencapai 141.292.985 kasus.  
 
Rata-rata kematian global (mortality rate) tercatat 2,1 persen. Adapun angka kesembuhan mencapai 119.905.500 kasus, yang berarti kasus aktif mencapai 18.363.346 kasus. Dari data tersebut, diketahui bahwa 18.257.539 pasien dalam keadaan relatif baik, sementara 106.807 sisanya dalam kondisi kritis.

Baca Juga: WHO Tegaskan Pandemik COVID-19 Masih Jauh Dari Akhir

1. Situasi pandemik di India memburuk

Lebih dari 3 Juta Orang Meninggal Akibat COVID-19Pekerja migran menunggu uji rapid antigen di lokasi pembangunan komplek gedung tempat tinggal ditengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) di New Delhi, India, Sabtu (19/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi)

Situasi pandemik di India saat ini menjadi sorotan dunia. Betapa tidak, pada Jumat (16 April 2021) otoritas kesehatan melaporkan 233.943 kasus positif dalam sehari. India sedang menghadapi gelombang kedua pandemik, yang kasus penularannya lebih tinggi dua kali lipat dari puncak gelombang pertama tahun lalu, yaitu 97.859 kasus dalam sehari.
 
Secara total, akumulasi corona di India mencapai 14.782.461 kasus, dengan angka kematian mencapai 177.168. Tingkat kematian di negara tersebut mencapai 1,19 persen.
 
Dilansir dari berbagai sumber, ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan menjadi penyebab utama melonjaknya kasus. Hal ini menjadikan India yang sebelumnya merupakan eksportir vaksin, justru harus memprioritaskan penggunaannya di dalam negeri.
 
Melalui sebuah foto yang beredar di berbagai laman pemberitaan, terlihat bahwa fasilitas kesehatan di India juga mulai lumpuh. Rumah sakit kekurangan tempat tidur, oksigen, dan ventilator. Bahkan satu kasur harus ditempati oleh dua orang.

Baca Juga: Faskes Lumpuh! India Laporkan 200.000 Kasus Positif COVID dalam Sehari

2. Kasus kematian di Brasil meningkat tajam

Lebih dari 3 Juta Orang Meninggal Akibat COVID-19Presiden Brasil, Jair Bolsonaro berbicara ke media sambil mengenakan masker (ANTARA FOTO/REUTERS/Adriano Machado)

Tidak kalah meresahkan adalah situasi pandemik di Brasil. Sejak Maret lalu, kasus kematian di Brasil berada pada rata-rata dua ribu kasus per hari. Rekor kematian terjadi pada 6 April 2021 dengan 4.211 orang meninggal dalam sehari.
 
Total orang terinfeksi SARS-CoV-2 di Brasil mencapai 13.900.134 kasus. Akumulasi kematiannya mencapai 371.889 kasus, menjadikannya sebagai negara nomor dua dengan kasus kematian terbanyak setelah Amerika Serikat (AS). Rata-rata kematian di Brasil mencapai 2,67 persen, di atas rata-rata dunia.
 
Penyebab memburuknya situasi di Brasil adalah mutasi virus corona. Riset yang dilakukan oleh lembaga kesehatan masyarakat Fiocruz mengungkap, ternyata corona varian Brasil atau P1 memiliki tingkat penularan 2,5 kali lebih cepat dari virus corona yang asli. Varian tersebut juga memiliki resistensi kuat terhadap vaksin.

Di sisi lain, kampanye vaksinasi di Brasil juga sangat lambat. Hal itu dikarenakan Presiden Jair Bolsonaro kerap menyebarkan hoaks seputar vaksin. Dia bahkan mencemooh masyarakat yang hendak divaksinasi.

3. Indonesia masuk 20 besar kasus corona terbanyak

Lebih dari 3 Juta Orang Meninggal Akibat COVID-19Ilustrasi Virus Corona. IDN Times/Mardya Shakti

Berdasarkan total kasus terinfeksi, Indonesia menempati urutan ke-19 dengan 1.599.763 kasus positif. Akumulasi kematiannya mencapai 43.328, dengan rata-rata mortalitas mencapai 2,7 persen, yang berarti di atas rata-rata dunia.
 
Untuk mencegah penularan dan mengulangi kesalahan tahun lalu, pemerintah Indonesia telah mengumumkan larangan mudik atau pulang kampung.
 
Terkait vaksinasi, dilansir dari situs Kementerian Kesehatan yang terakhir diperbarui pada 17 April 2021 pukul 18.00 WIB, sebanyak 10.801.563 telah divaksinasi tahap pertama dan 5.890.790 orang telah divaksinasi tahap kedua.

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan Vaksinasi COVID-19 di Indonesia

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya