Mengukur Kans Putra Mantan Diktator Muammar Gaddafi di Pilpres Libya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Putra mantan Presiden Libya Muammar Gaddafi, Saif al-Islam Gaddafi, mendaftarkan diri sebagai calon presiden untuk pemilihan umum pada 24 Desember 2021, dikutip dari ANTARA.
Foto yang beredar di media sosial memperlihatkan Saif, mengenakan pakaian tradisional, menandatangani dokumen di pusat pendaftaran di Sebha, kota di barat daya.
Bagaimana kans Saif untuk menjadi pemimpin Libya di pemilu tahun ini?
Baca Juga: Putra Muammar Gaddafi Resmi Jadi Calon Presiden Libya
1. Saif maju capres bersama dua tokoh lainnya
Saif merupakan sosok terkemuka yang memang sudah diprediksi mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di Libya. Saif diperkirakan akan mengandalkan kenangan pada era sebelum Arab Spring pada 2011, pemberontakan yang menggulingkan ayahnya dari kursi kepemimpinan
Tokoh-tokoh lain yang diperkirakan meramaikan bursa pemilihan umum adalah Khalifa Haftar, komandan militer wilayah timur, dan Abdulhamid al-Ddeibah, ketua parlemen Aguila Saleh.
Baca Juga: Kelompok HAM Pertanyakan Rencana Pemilu yang Adil di Libya
2. Asing dukung pelaksanaan pemilu di Libya
Kendati faksi-faksi di Libya dan negara-negara asing mendukung pemilihan pada 24 Desember, penyelenggaraan pemungutan suara masih diragukan, sebab para kontestan belum menyepakati aturan dan jadwal.
Konferensi di Paris pada Jumat (12/11/2021) menyetujui pemberian sanksi bagi siapa pun yang mengganggu atau mencegah penyelenggaraan pemungutan suara.
Baca Juga: PBB: Libya Lakukan Kejahatan Perang dan Kemanusiaan Sejak 2016
3. Saif diprediksi tidak akan memimpin pemilu
Sejumlah analis memperkirakan Saif tidak akan memimpin dalam pencalonan. Sebab, era Gaddafi masih dikenang oleh sebagian rakyat Libya sebagai era kepemimpinan seorang diktator.
Saif al-Islam sendiri, juga tokoh-tokoh rezim sebelumnya, sudah sekian lama berada di luar lingkaran kekuasaan. Karena itu, mereka mungkin akan sulit mendapat dukungan kuat untuk menjadi pesaing utama dalam pemilihan.