Milisi Anti-Junta Sebut akan Banyak Pertempuran di Kota Besar Myanmar

Ketegangan akan pindah dari desa menuju perkotaan

Jakarta, IDN Times - Bentrokan senjata terjadi di Mandalay, kota terbesar kedua Myanmar, antara milisi bersenjata anti-junta dengan aparat militer pada Selasa (22/6/2021). Kejadian itu menyebabkan dua orang dari Pasukan Pertahanan Rakyat Mandalay meninggal dunia.

Dilansir The Straits Times, ketegangan di Mandalay menandakan pasukan anti-junta akan mulai memindahkan pusat perlawanan bersenjata, dari daerah perbatasan dan pedesaan menuju pusat kota. Junta melabeli kelompok perlawanan sebagai teroris, atas tuduhan mendalangi sejumlah serangan dan pemboman di berbagai tempat.

“Pertempuran telah dimulai. Akan ada lebih banyak pertempuran,” kata anggota milisi yang mengaku sebagai Kapten Tun Tauk Naing melalui telepon.

Baca Juga: PBB Serukan Embargo Senjata Global Terhadap Myanmar

1. Junta mengerahkan 20 militer dengan 3 kendaraan lapis baja

Milisi Anti-Junta Sebut akan Banyak Pertempuran di Kota Besar MyanmarKepala junta Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih dalam kudeta pada 1 Februari, memimpin parade militer pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, Sabtu (27/3/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Melalui video amatir yang direkam oleh seorang penduduk, suara tembakan senjata berulang kali terdengar. Media lokal Myanmar Now melaporkan, junta mengerahkan sekitar 20 tentara dengan tiga kendaraan lapis baja untuk menghadapi kelompok pemberontak.

Pejabat lain dari kelompok milisi mengatakan kepada portal berita Mizzima bahwa enam anggotanya telah ditangkap dan dua tentara tewas.

Juru bicara junta tidak menjawab panggilan untuk dimintai komentar.

2. Kontak senjata terjadi saat junta melakukan penggerebekan

Milisi Anti-Junta Sebut akan Banyak Pertempuran di Kota Besar MyanmarPara pengunjuk rasa berlindung saat mereka bentrok dengan petugas polisi anti huru hara selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, Minggu (28/2/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Sementara itu, berdasarkan laporan yang disebarkan oleh Myawaddy Television (MWD) melalui Telegram, bentrokan terjadi saat tentara menggerebek sebuah rumah yang diduga menjadi basis gerakan perlawanan. Kelompok yang dituduh sebagai “teroris” sontak melakukan perlawanan dengan senjata kecil dan bom.  

MWD, media yang dikelola tentara, mengatakan bahwa empat “teroris” tewas dan delapan lainnya ditangkap. Beberapa pasukan keamanan terluka parah.

Penguasa Myanmar yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung juga melabeli Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), pemerintah bayangan yang diisi oleh politisi Liga Nasional Demokrasi (NLD), sebagai kelompok teroris. Konsekuensinya adalah masyarakat sipil dan media dilarang untuk berinteraksi dengan NUG, yang mengaku memiliki legitimasi atas suara rakyat setelah memenangi Pemilu 2020.

3. Bentrokan senjata lebih parah terjadi di perbatasan

Milisi Anti-Junta Sebut akan Banyak Pertempuran di Kota Besar MyanmarSeorang petugas polisi anti huru hara menembakkan tabung gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa yang ambil bagian dalam unjuk rasa menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, Sabtu (27/2/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Bentrokan senjata dalam skala besar terjadi di sejumlah daerah perbatasan, termasuk di negara bagian Kachin dan Kayah. Junta menyerang pemberontak dengan artileri, penembakan secara membabi buta, hingga membakar satu desa.

Kejadian itu memaksa ratusan ribu orang mengungsi dan tinggal di padalaman hutan tanpa kebutuhan yang memadai. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan, bentrokan antara junta dan milisi bersenjata di Kayah mengancam keselamatan 100 ribu nyawa.

Di sisi lain, Duta Besar Myanmar untuk PBB yang menolak ditanggalkan, Kyaw Moe Tun, mendesak komunitas internasional untuk bersikap lebih tegas terhadap junta. Sebab, semakin tidak efektif sanksi atau peringatan yang dialamatkan kepada junta, maka semakin banyak nyawa warga sipil yang terenggut.

Baca Juga: Desa di Myanmar Dibakar hingga 2 Lansia Tewas, Ulah Junta Militer?

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya