Myanmar Pakai Vaksin Tiongkok untuk Amankan Perbatasan dari COVID-19

Terjadi lonjakan kasus COVID di perbatasan Tiongkok-Myanmar

Jakarta, IDN Times - Tiongkok mengirimkan dua juta dosis vaksin COVID-19 kepada Myanmar pekan ini, untuk membantu memerangi virus corona yang berkembang di daerah perbatasan. Bantuan diberikan setelah lonjakan infeksi di Burma mulai menjalar ke bagian Tiongkok selatan.

Dilansir The Straits Times, lonjakan infeksi terjadi di Myanmar sejak Juni dan pada Kamis (22/7/2021) bertambah 6.701 kasus positif serta 319 kematian dalam sehari, keduanya tercatat sebagai rekor penambahan kasus dan mortalitas tertinggi.

Petugas medis dan layanan pemakaman mengatakan, jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi. Peningkatan infeksi juga dikaitkan dengan sejumlah kasus baru di Provinsi Yunnan, wilayah Tiongkok yang berbatasan dengan Myanmar.

"Saat ini, jumlah pasien yang baru terinfeksi meningkat di perbatasan China-Myanmar," kata Duta Besar Tiongkok di Myanmar, Chen Hai, melalui laman Facebook kedutaan.

Baca Juga: Pasca-Kudeta Militer, Masyarakat Myanmar Panik akibat Krisis Oksigen

1. Sekitar 4 juta vaksin akan dibagikan pada Juli-Agustus

Myanmar Pakai Vaksin Tiongkok untuk Amankan Perbatasan dari COVID-19Ilustrasi/Vaksin COVID-19 Tahap 3 telah tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (12/1/2021) (IDN Times/Maya Aulia)

Menteri Persatuan Myanmar Thet Khaing Win mengatakan, prioritasnya adalah memvaksinasi mereka yang tinggal di dekat perbatasan dengan Tiongkok, untuk memastikan kelancaran arus perdagangan di daerah itu, demikian dikutip dari Global New Light of Myanmar.

Gelombang pertama dari 736.000 dosis vaksin Sinopharm yang diterbangkan ke Myanmar sudah tiba di Bandara Yangon pada Kamis (22/7/2021). Berdasarkan kesepakatan, Tiongkok akan mendistribusikan dua juta dosis vaksin dalam tiga pengiriman pekan ini.

Selain itu, empat juta dosis vaksin juga akan dibagikan hingga akhir Agustus.

2. Varian Delta mengancam perbatasan Tiongkok-Myanmar

Myanmar Pakai Vaksin Tiongkok untuk Amankan Perbatasan dari COVID-19Antrean Isi Ulang Oksigen di Mandalay, Myanmar. (twitter.com/MayWongCNA)

Kemudian, Chen Hai yakin Beijing-Naypyidaw dapat bekerja sama secara efektif dalam mencegah dan mengendalikan virus di perbatasan.

Lonjakan wabah di Yunnan dimulai pada 4 Juli dan terkonsentrasi di Ruili serta Longchuan, dua kota yang berbatasan dengan Burma. Klaster di wilayah itu mendapat perhatian khusus karena terdeteksi varian Delta, mutasi virus corona yang pertama kali terdeteksi di India dengan daya penularan tinggi.

Sebelumnya, varian Delta juga terdeteksi di Provinsi Guangdong selatan pada Mei dan Juni.

3. Penanganan pandemik memburuk sejak kudeta

Myanmar Pakai Vaksin Tiongkok untuk Amankan Perbatasan dari COVID-19Pendukung militer Myanmar membawa spanduk dan bendera saat reli di Yangon, Myanmar, Kamis (25/2/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Wakil Gubernur Yunnan, Zong Guoying, berjanji akan membangun “benteng besi” untuk menghentikan transmisi lebih lanjut. Hal itu dikatakan saat ia mangunjungi Ruili.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam sebuah laporan mengatakan, pihaknya berupaya untuk membantu Myanmar  menghadapi lonjakan infeksi. PBB menargetkan COVAX agar mendistribusikan vaksin untuk 20 persen populasi tahun ini.

Penanganan pandemik COVID-19 di Myanmar memburuk sejak junta yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing mengkudeta Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint pada 1 Februari 2021. Banyak tenaga kesehatan yang bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil untuk menolak rezim militer. Alhasil, mereka menjadi target penangkapan aparat.

Potret yang beredar di internet memperlihatkan bagaimana masyarakat Myanmar mengantre demi mengamankan pasokan oksigen, yang juga dikuasai oleh junta. 

Baca Juga: PBB: Myanmar Bisa Jadi Negara Gagal karena Kejahatan Kemanusiaan Junta

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya