Naftali Bennet Jadi PM Israel, Palestina Pesimistis akan Perdamaian

Naftali Bennett lengserkan Netanyahu yang berkuasa 12 tahun

Jakarta, IDN Times - Otoritas Palestina (PA) semakin pesimis perdamaian akan terwujud ketika Israel berada di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Naftali Bennett. Sebab, ideologi politik dan sikap terhadap Palestina antara Bennett dengan Benjamin Netanyahu tidak berbeda, keduanya merupakan politisi beraliran kanan.

“Mengenai kebijakan pemerintahan baru, kami memperkirakan bahwa kami tidak akan melihat perbedaan, atau mungkin lebih buruk,” demikian bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri PA, sebagaimana dikutip dari Times of Israel, Senin (14/6/2021). 

Baca Juga: Profil Naftali Bennett, PM Israel Pengganti Netanyahu

1. PA pesimistis Netanyahu akan benar-benar terdepak dari kekuasaan

Naftali Bennet Jadi PM Israel, Palestina Pesimistis akan PerdamaianPerdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (www.twitter.com/@netanyahu)

Palestina juga enggan menyebut kabinet yang baru saja dilantik pada Minggu (13/6/2021) sebagai pemerintahan baru. Pasalnya, meski secara fisik Netanyahu tidak lagi berada di kursi pemerintahan, warisan kebijakan selama 12 tahun dia berkuasa pasti masih akan terasa.

“Kali ini, sebuah pemerintahan tanpa Netanyahu dibentuk di Israel. Namun, tidak akurat untuk menyebutnya sebagai 'pemerintah perubahan', kecuali ada yang mengatakan bahwa Netanyahu tidak lagi ada di sana," kata kementerian.

2. Hamas akan melawan Israel, siapa pun yang berkuasa

Naftali Bennet Jadi PM Israel, Palestina Pesimistis akan PerdamaianPejuang Hamas Palestina saat latihan militer saat persiapan menghadapi konfrontansi dengan Israel, di selatan Jalur Gaza, Minggu (25/3/2018). ANTARA FOTO/REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

Di Jalur Gaza, Hamas mengatakan bahwa mereka akan terus memerangi pemerintahan Israel dalam bentuk apapun atau siapapun perdana menterinya. Menurut juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, setiap pemerintahan Israel adalah entitas penjajah yang harus dilawan dengan cara apapun, terkhusus perlawanan bersenjata.

“Perilaku pemerintah ini di lapangan akan menentukan cara dan sifat menanganinya di lapangan,” tutur Barhoum.

Baca Juga: Surati Jokowi, Pemimpin Hamas Minta Indonesia Bawa Dunia Lawan Israel

3. Bennett akhiri kekuasaan Netanyahu

Naftali Bennet Jadi PM Israel, Palestina Pesimistis akan PerdamaianPerdana Menteri Israel Naftali Bennett (Instagram.com/naftalibennett)

Bennett resmi dilantik sebagai Perdana Menteri Israel ke-13 pada Minggu (13/6/2021), mengakhiri catatan Netanyahu sebagai perdana menteri terlama sepanjang sejarah Israel. Knesset atau parlemen Israel memberikan suara 60-59 untuk mendukung pemerintahan baru, yang merupakan koalisi partai berideologi kanan, arabisme, nasionalisme, hingga kiri.

Bennett akan memimpin kabinet selama dua tahun, kemudian diganti oleh ketua oposisi Yair Lapid, yang juga dilantik sebagai perdana menteri pengganti. Artinya, empat tahun masa jabatan perdana menteri dalam satu periode pemerintahan akan dijabat bergantian oleh Bennett dan Lapid.

Mantan jutawan teknologi itu pernah menyampaikan kebanggaannya karena telah membunuh banyak bangsa Arab atau umat muslim yang bermukim di Jalur Gaza, Palestina. Dia bahkan sesumbar karena memiliki andil besar atas sesuatu yang disebut “membawa kembali Gaza menuju zaman batu.”

Baca Juga: Biden Selamati Naftali Bennet, Hamas: Bukti Kemunafikan Internasional

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya