Ngarep Investasi Besar, PM Inggris Terang-Terangan Pro-China

Inggris minta China investasi pada sektor non-strategis

Jakarta, IDN Times – Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, secara terang-terangan menyatakan pro-China. Pernyataan itu disampaikan Johnson ketika banyak anggota parlemen yang melarang perusahaan China untuk berinvestasi pada jaringan komunikasi 5G dan tenaga nuklir.

Dilansir Bloomberg, Johnson mengatakan bahwa dia tidak akan ‘menyerah’ untuk menjalin kesepakatan dengan Beijing. Sekalipun parlemen mengecam China atas sejumlah isu, mulai dari hak asasi manusia hingga memburuknya hubungan London-Beijing.

"Saya bukan Sinofobia, sangat jauh dari itu. Tidak akan ada kabar bahwa pemerintah Inggris mengabaikan setiap tawaran dari China,” kata Johnson pada Senin (18/10/2021).

Baca Juga: Bank Dunia Minta China Tingkatkan Donasi untuk Negara Miskin

1. China adalah mitra dagang terbesar ketiga Inggris

Ngarep Investasi Besar, PM Inggris Terang-Terangan Pro-ChinaIlustrasi perdagangan. Dok. ANTARA

Impor Inggris dari China hingga Juni 2021 mencapai £67,6 miliar (sekitar Rp1.310 triliun). Catatan statistik Inggris menunjukkan bahwa impor meningkat hampir 40 persen dari tahun sebelumnya. Itu menjadikan China sebagai mitra datang terbesar ketiga Inggris.

"China adalah bagian besar dari kehidupan ekonomi kita dan itu akan berlangsung lama, seumur hidup kita. Kita jangan naif dalam melihat infrastruktur nasional kita yang kritis," ujar Johnson.

Johnson membuka peluang bagi perusahaan asal Negeri Tirai Bambu untuk berinvestasi pada sektor ekonomi yang tidak strategis, tetapi Johnson menolak untuk menjelaskan lebih rinci apa yang dimaksud dengan sektor tersebut.

"Anda harus melihat apa yang Anda definisikan sebagai strategis," katanya.

Baca Juga: Tiongkok Tancap Gas Proyek OBOR! Ini 6 Konsensus Baru Negara Anggota

2. Inggris akan menggelar konferensi investasi

Ngarep Investasi Besar, PM Inggris Terang-Terangan Pro-ChinaIlustrasi investasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Johnson memuji China menjelang konferensi investasi di London pada Selasa (19/10/2021), acara yang dirancang untuk meningkatkan investasi ke Inggris, dan dua minggu sebelum menjadi tuan rumah KTT Iklim COP26.

Presiden China Xi Jinping dipastikan tidak menghadiri KTT tersebut. Mencuat kekhawatiran China menyetujui target perubahan iklim baru, sesuatu yang akan mengganjal Johnson dari kemenangan dalam mengatasi pemanasan global.

Perusahaan pembangkit listrik Huaneng dikabarkan akan berinvestasi dalam proyek baterai 50 megawatt. Inggris telah memperkenalkan undang-undang yang mempersulit investor asing untuk mengambil taruhan signifikan dalam infrastruktur nasional yang kritis.

Baca Juga: Inggris Siap Kerja Sama dengan China-Rusia demi Afghanistan

3. Hubungan China dengan parlemen Inggris memburuk

Ngarep Investasi Besar, PM Inggris Terang-Terangan Pro-ChinaIDN Times/Uni Lubis

Bulan lalu, Duta Besar China untuk Inggris, Zheng Zeguang, dicegah untuk berpartisipasi dalam pertemuan di Parlemen Inggris.

Zheng diminta untuk hadir oleh Richard Graham, pemimpin anggota parlemen yang ingin membina hubungan baik dengan China. Tetapi, undangan itu dibatalkan oleh ketua parlemen Lindsay Hoyle karena ada desakan dari pihak-pihak yang diberi sanksi oleh China ketika menyuarakan hak asasi manusia di negara tersebut.

Beijing berulang kali membantah perlakuan buruk terhadap minoritas Muslim Uighur dan menegaskan tindakan keras di Hong Kong adalah untuk mencegah pemberontakan. Johnson bersikeras bahwa hubungan itu dapat berkembang, "terlepas dari semua percakapan yang sulit tentang Dalai Lama atau Hong Kong atau Uighur.”
 
"Sebenarnya, perdagangan dengan China terus berkembang untuk waktu yang sangat lama dan saya pikir mungkin akan terus berkembang,” ungkap Johnson.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya