Palestina Marah Melihat UEA dan Israel Semakin Mesra

“Semakin untung Israel, semakin menderita rakyat Palestina.”

Jakarta, IDN Times - Uni Emirat Arab (UEA) menjadi negara dari kawasan Teluk Arab pertama yang melakukan kunjungan resmi ke Israel pada Selasa (20/10/2020). Pejabat Israel dan Amerika Serikat (AS) menyebut lawatan itu sebagai momen bersejarah. Sebab, dalam seperempat abad terakhir, tidak ada negara Arab yang mau membangun hubungan formal dengan Israel.  
 
"Kami membuat sejarah dengan cara yang akan bertahan dari generasi ke generasi," kata Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, saat menyambut Menteri Ekonomi UEA, Abdullah bin Touq al-Mari, dan Menteri Negara Urusan Keuangan, Obaid Humaid al-Tayer, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (21/10/2020).
 
Pada saat yang sama, turut hadir pejabat AS, salah satunya Menteri Keuangan Steven Mnuchin. Tidak banyak pihak yang menghadiri kunjungan itu karena aturan restriksi di tengah pandemik COVID-19.

1. Israel sebut negara Arab akan belajar soal perdamaian dan persahabatan

Palestina Marah Melihat UEA dan Israel Semakin MesraKunjungan delegasi Uni Emirate Arab dengan Israel dan AS (Instagram/Benjamin Netanyahu)

Kunjungan itu menghasilkan empat perjanjian bilateral, yaitu promosi dan perlindungan investasi, kerja sama dalam sains dan inovasi, penerbangan sipil, serta pembebasan visa.
 
Selama ini, tidak ada negara Arab yang mengakui kedaulatan Israel secara terbuka, meski hubungan dagang diam-diam tetap berlangsung. Mereka menolak mengakui Israel atas tindakan aneksasi terhadap Palestina.
 
Menanggapi sikap UEA, Netanyahu yakin hal itu akan menjadi gambaran betapa perdamaian dan persahabatan memberikan banyak keuntungan dalam hubungan antarnegara.
 
“Saya pikir kunjungan delegasi tingkat tinggi dari UEA akan menunjukkan kepada rakyat kami, kawasan, dan seluruh dunia perihal manfaat dari pertukaran yang bersahabat, damai dan normal,” tambah Netanyahu.
 
Menteri Tayer menambahkan, kesepakatan itu memberikan peluang besar bagi rakyat dua negara untuk mencapai kemakmuran ekonomi.

Baca Juga: Langgar Protokol Pandemi, Pernikahan di Israel Diwarnai Bentrok Polisi

2. Palestina geram dengan sikap UEA

Palestina Marah Melihat UEA dan Israel Semakin MesraIlustrasi pemukiman warga Israel di teritori Palestina (www.middleeastmonitor.com)

Anggota Komite Eksekutif Palestine Liberation Organziation (PLO), Wasel Abu Youssef, mengecam kunjungan itu sebagai tindakan yang memalukan. Sebab, momennya bersamaan dengan upaya Israel merebut permukiman Palestina.
 
"Perjanjian bilateral yang diumumkan dan delegasi yang datang-pergi, semua itu menawarkan kekuatan pendudukan untuk meningkatkan agresi dan kejahatannya terhadap rakyat Palestina, dan meningkatkan kekerasan dan arogansinya," katanya.
 
Juru bicara Hamas Hazem Qassem menambahkan, kunjungan seperti itu hanya akan mendorong aneksasi Israel di Tepi Barat.

3. Mempererat hubungan Israel-UEA-AS

Palestina Marah Melihat UEA dan Israel Semakin MesraKunjungan delegasi Uni Emirate Arab dengan Israel dan AS (Instagram/Benjamin Netanyahu)

Mnuchin menambahkan, penataan ulang hubungan Israel-UEA dengan AS menandakan kesamaan sikap untuk menyaingi kekuatan Iran di kawasan.
 
Pejabat AS lainnya, Adam Bohler dari kepala International Development Finance Corporation mengatakan tiga negara akan menyiapkan dana awal sebesar 3 miliar dollar AS untuk mendorong investasi sektor swasta dan kerja sama regional.
 
Bayangan Bohler, pendanaan itu diperuntukkan modernisasi pos pemeriksaan yang dioperasikan Israel untuk Palestina. Israel tentu menilai penguatan pos itu penting demi keamanannya. Sebaliknya, Palestina justru semakin mengeluh karena hal itu akan menghambat aktivitas sehari-hari mereka.  

Baca Juga: RI Kucurkan Dana Rp36,7 Miliar untuk Bantu Palestina Sepanjang 2020

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya