Paus: Perang Itu Gila, Sungai Darah Kini Mengalir di Ukraina

Paus minta Rusia menghentikan perang di Ukraina

Jakarta, IDN Times - Paus Fransiskus menolak istilah ‘operasi militer khusus’ yang digunakan Rusia untuk menyebut agresi atas Ukraina. Paus bahkan menyebut, perang yang dimulai sejak 24 Februari 2022 itu, telah menciptakan ‘sungai darah’ di Ukraina.  

"Di Ukraina, sungai darah dan air mata mengalir. Ini bukan hanya operasi militer, tetapi perang yang menabur kematian, kehancuran, dan kesengsaraan," kata Paus, Minggu (6/3/2022), di Lapangan Santo Petrus, dikutip dari Reuters.

Komentar tersebut tercatat sebagai tanggapan paling kuat yang pernah Paus sampaikan, terkait kekerasan dan konflik yang pernah terjadi di berbagai negara.

Baca Juga: Fakta-Fakta Penting Perang Rusia vs Ukraina Hari ke-11

1. Paus menyebut perang hal gila

Paus: Perang Itu Gila, Sungai Darah Kini Mengalir di UkrainaKendaraan lapis baja dengan huruf 'Z' berjalan melewati monumen tank jaman Soviet, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengesahkan operasi militer di wilayah timur Ukraina, kota Armyansk, Krimea, Kamis (24/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer.

Selain itu, Paus juga menyerukan perdamaian, penciptaan koridor kemanusiaan, dan negosiasi yang semakin digalakkan.

"Di negara yang (warganya) mati syahid itu, kebutuhan akan bantuan kemanusiaan meningkat dari waktu ke waktu," kata paus, berbicara dari jendela yang menghadap ke alun-alun.

"Perang itu gila, tolong hentikan," tambah Paus.

2. Paus siap menjadi juru damai

Paus: Perang Itu Gila, Sungai Darah Kini Mengalir di UkrainaPaus Fransiskus. (ANTARA FOTO/Reuters-Kim Kyung Hoon)

Sehari berselang Rusia melancarkan invasi, Paus langsung pergi sendirian ke Kedutaan Rusia untuk menyampaikan keprihatinannya, penyimpangan protokol diplomatik yang belum pernah dilakukan Paus.

Ketika Paus menyampaikan pidato mingguannya, terlihat warga berkumpul di Basilika Santo Petrus memegang bendera perdamaian multiwarna, serta bendera biru-kuning Ukraina.  

"Takhta Suci bersedia melakukan segalanya untuk menempatkan dirinya dalam melayani perdamaian," ujar Paus, menambahkan bahwa dua kardinal Katolik Roma telah pergi ke Ukraina untuk membantu mereka yang membutuhkan.

3. Dubes Ukraina di Vatikan berterima kasih kepada Paus

Paus: Perang Itu Gila, Sungai Darah Kini Mengalir di UkrainaIlustrasi Paus Fransiskus (ANTARA FOTO/Osservatore Romano/Handout via REUTERS)

Duta besar Ukraina untuk Vatikan, Andriy Yurash, mengaku senang karena Paus menyebut konflik tersebut sebagai perang, meski Rusia selalu memakai istilah operasi militer.

"Bahkan, jika paus tidak mengucapkan kata 'Rusia', semua orang di dunia tahu siapa agresor yang menyerang kita dan siapa yang memulai perang tak beralasan ini," katanya.

Paus juga mengucapkan terima kasih kepada wartawan yang bersedia meliput perang di tengah bahaya yang mengancam.

Baca Juga: Agen Intelijen Rusia Dilaporkan Tewas di Depan Kedubes Rusia, Jerman

4. Kejadian penting pada perang hari ke-11

Paus: Perang Itu Gila, Sungai Darah Kini Mengalir di UkrainaSejumlah orang berseragam melempatkan berbagai benda ke api di depan gedung intelijen di unit Kementrian Pertahanan Ukraina, di Kyiv, Ukraina, Kamis (24/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Umit Bektas.

Dilansir dari Al Jazeera, perang di Ukraina telah memasuki hari ke-12. Berikut kejadian penting pada perang hari ke-11:

  • Pemerintah kota pelabuhan Mariupol, kota yang sudah dikelilingi pasukan Rusia, akan memulai kembali upaya evakuasi penduduk sipil. Upaya ini sebelumnya gagal karena Rusia disebut melanggar keputusan gencatan senjata sementara.
  • Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, berbicara dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, untuk membahas kelanjutan dukungan untuk Kiev serta sanksi bagi Rusia.
  • Zelenskyy berterima kasih kepada Elon Musk karena mengizinkan Ukraina mengakses satelit internet perusahaannya, Starlink.
  • Perusahaan pembayaran, Visa dan Mastercard, memutuskan menolak berbisnis dengan Rusia.
  • Lebih dari 1,5 juta warga Ukraina mengungsi ke luar negeri.
  • Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, berdialog dengan Putin dan Zelenskyy.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya