Pembelot Militer Myanmar Latih Pemberontak: Junta Harus Bersiap-Siap!

Relawan pelatihan dilatih perang, bahasa Inggris, & komputer

Jakarta, IDN Times - Seorang tentara berpangkat mayor yang membelot dari junta militer Myanmar, Hein Thaw Oo, mulai melatih anggota baru untuk melawan rezim kudeta yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing.

Hein Thaw Oo membelot dari Light Infantry Division 99 di pusat kota Meiktila pada akhir Maret lalu. Dia mengakhiri pengabdian 20 tahunnya di militer karena tidak sepakat dengan pendekatan represif aparat yang menodongkan senjata kepada masyarakat sipil.

Dilansir dari Myanmar Now, pelatihan dimulai pada Sabtu (8/5/2021) di tempat yang tidak bisa disebutkan. Peserta pelatihannya merupakan anggota kelompok pemberontak berusia 20-35 tahun. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang berhasil melarikan diri ketika junta menyerang suatu pemukiman.

Baca Juga: Junta Militer Myanmar Berjanji Hentikan Kekerasan, Tapi Ada Syaratnya

1. Berjanji untuk memerangi junta

Pembelot Militer Myanmar Latih Pemberontak: Junta Harus Bersiap-Siap!Kepala junta Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih dalam kudeta pada 1 Februari, memimpin parade militer pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, Sabtu (27/3/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Selain mengajar para rekrutan untuk bertarung, pelatihan dasar juga mencakup pertolongan pertama di medan perang, pelajaran bahasa Inggris, dan kursus komputer serta kejuruan.

“Kami tidak akan menerima pembunuhan warga sipil tak berdosa yang dilakukan secara terang-terangan dan tidak perlu ini,” katanya kepada para rekrutan saat pelatihan dimulai.

“Orang-orang juga tidak akan menerimanya. Mereka yang berada dalam pasukan jahat ini akan mati saat waktunya tiba," tambah dia.

2. Mewanti-wanti junta untuk berhati-hati

Pembelot Militer Myanmar Latih Pemberontak: Junta Harus Bersiap-Siap!Kepala junta Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih dalam kudeta pada 1 Februari, memimpin parade militer pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, Sabtu (27/3/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Sejauh ini, berdasarkan laporan Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, bentrokan antara aparat dengan warga sipil telah menewaskan lebih dari 780 orang.

Mengingatkan situasi yang dinamis, Hein Thaw Oo mengingatkan kepada para peserta pelatihan untuk terus mawas diri. Sebab, pertempuran dengan junta bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.

Di sisi lain, dia juga mewanti-wanti junta, jika sewaktu-waktu pasukannya datang terlebih dahulu. “Mungkin mereka akan mendatangi Anda. Mungkin juga Anda akan mendatangi mereka. Itu bisa terjadi hari ini atau besok,” imbau dia. 

Baca Juga: Penyair Myanmar Tewas dalam Tahanan, Organ Tubuhnya Diambil

3. NUG bentuk angkatan bersenjata tandingan

Pembelot Militer Myanmar Latih Pemberontak: Junta Harus Bersiap-Siap!Pendemo memprotes kudeta militer di Yangon, Myanmar, Rabu (17/2/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Pada April lalu, politikus Partai Liga Nasional Demokrasi (NLD) yang digulingkan oleh junta membentuk National Unity Government (NUG) sebagai pemerintahan tandingan. NUG menyebut dirinya sebagai pemerintahan yang sah karena memiliki legitimasi rakyat, hasil kemenangan pemilu 2020 lalu.

Baru-baru ini, junta menyebut NUG sebagai kelompok terorisme, sebab keberadaannya dituduh menyulut konflik dan kerusuhan di berbagai wilayah.

NUG juga telah bernegosiasi dengan kelompok etnis bersenjata dengan tujuan membentuk tentara federal untuk melawan rezim kudeta. Pada 5 Mei lalu, NUG mengumumkan pembentukan Angkatan Pertahanan Rakyat.

“Mereka yang menggertak, menyiksa orang, dan berani membunuh orang, saya harap mereka juga siap untuk mati,” kata Hein Thaw Oo, kepada para relawan dan pemberontak yang mengikuti pelatihan.

Baca Juga: Negaranya Masih Kacau, Junta Myanmar Setujui Investasi Rp40 Triliun

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya