Perang Rusia dan Ukraina Dimulai! Rusia Lancarkan Invasi Skala Penuh

Suara dentuman dan tembakan terdengar di Kiev

Jakarta, IDN Times – Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin telah memulai perang Rusia dan Ukraina dengan melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina. Suara ledakan tedengar di beberapa kota beberapa jam setelah Rusia memerintahkan pengerahan militer ke kawasan timur Ukraina.

Dilansir dari CNN, pengumuman Putin pada pukul 5 pagi waktu Ukraina memicu kecaman dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, yang sebelumnya telah menjatuhkan sanksi jika Rusia benar-benar menyerang Ukraina.

"Kota-kota Ukraina yang damai sedang diserang,” cuit Kuleba, seraya menyebut apa yang terjaid sebagai perang.

Baca Juga: Pasar Khawatir Perang Besar Rusia-NATO, Rupiah Keok ke Level Rp14.357

1. Sejumlah instalasi militer di Ukraina terkena tembak

Penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko, mengatakan bahwa invasi Rusia telah dimulai dengan serangan rudal ke Kiev.

Gerashchenko mengatakan, pasukan telah mendarat di kota Odessa dan melintasi perbatasan di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina yang terletak di timur laut negara itu.

Dalam sebuah unggahan di halaman Facebook-nya, dia juga mengatakan, pusat kendali seperti lapangan terbang dan markas militer di Kiev dan Kharkiv telah terkena tembakan. Dentuman artileri juga terdengar di sepanjang perbatasan.

Baca Juga: Negara Apa Saja yang Mendukung Rusia Akui Kemerdekaan Donetsk-Luhansk?

2. Putin tegaskan tidak punya rencana menduduki Ukraina

Beberapa jam sebelumnya, Putin mengumumkan operasi militer di wilayah Donbas di Ukraina timur, yang berisi Donetsk dan Luhansk, wilayah yang dikuasai separatis pro-Rusia.

Dalam pidatonya, Putin mendesak pasukan Ukraina untuk meletakkan senjata mereka dan pulang. Dia juga mengatakan, jika terjadi tumpah darah di wilayah tersebut, maka hal itu terjadi karena pemerintah Ukraina yang tidak mendengarkan seruan Rusia.

"Rencana kami bukan untuk menduduki Ukraina, kami tidak berencana untuk memaksakan diri pada siapa pun,” ujar dia.

3. Ukraina siap membela diri

Sebelum pengumuman aksi militer, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menyerukan perdamaian. Namun, dia berjanji akan akan membela negaranya jika serangan terjadi.

"Kami tidak membutuhkan perang Dingin lagi, atau perang berdarah, atau perang hibrida," kata Zelensky.

"Tetapi, jika kami diserang secara militer, jika mereka mencoba merampas kebebasan kami, kehidupan kami, kehidupan anak-anak kami, kami akan membela diri," tambah dia.

Baca Juga: Dibayangi Perang, Ukraina Ancam Putus Hubungan Diplomatik dengan Rusia

Topik:

  • Anata Siregar
  • Septi Riyani
  • Eddy Rusmanto

Berita Terkini Lainnya