Pesawat Militer Filipina Jatuh, Korban Tewas Mencapai 50 Orang

Tiga korban yang meninggal adalah warga sipil

Jakarta, IDN Times - Kecelakaan pesawat Angkatan Udara Filipina telah menewaskan 50 orang. Pesawat yang jatuh di daerah Filipina selatan pada Minggu (4/7/2021) itu diklaim sebagai kecelakaan udara terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

Berdasarkan penuturan juru bicara militer, Mayor Jenderal Edgard Arevalo, sebanyak 47 tentara tewas saat kecelakaan dan 49 personel lainnya berhasil menyelamatkan diri. Adapun tiga korban lainnya adalah warga sipil dan empat orang terluka.

Dilansir dari CNN, Arevalo menambahkan, para tentara yang terbang bersama pesawat C-130 itu merupakan prajurit muda yang baru saja menyelesaikan pelatihan militer.

Baca Juga: Pesawat Militer Filipina Jatuh, 17 Orang Ditemukan Tewas

1. Tim investigasi sedang menelusuri penyebab kecelakaan

Pesawat Militer Filipina Jatuh, Korban Tewas Mencapai 50 OrangIlustrasi kotak hitam. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Tim investigasi tiba di lokasi kecelakaan pada Senin (5/7/2021), untuk mencari perekam data penerbangan atau black box guna menyelidiki penyebab kecelakaan. Mereka juga akan menggali laporan dari para tentara yang berhasil menyelamatkan diri dengan melompat dari pesawat.

Gambar dari stasiun TV lokal menunjukkan badan pesawat yang terbakar dan asap tebal mengepul dari desa.

Komandan Satuan Tugas Gabungan Sulu, William N Gonzales, mengatakan bahwa personel yang bepergian dengan pesawat seharusnya melapor ke batalion hari ini. Mereka ditugaskan untuk bergabung dengan unit kontra terorisme. 

2. Pesawat militer C-130 merupakan hibah dari Amerika Serikat

Pesawat Militer Filipina Jatuh, Korban Tewas Mencapai 50 OrangIlustrasi pesawat militer. (Pixabay.com/oxonimages)

Ini adalah bencana udara militer terburuk di negara itu dalam sekitar 30 tahun, demikian dilaporkan Reuters. Pada tahun 1993, sebuah C-130 Angkatan Udara Filipina jatuh, menewaskan 30 orang.

Pesawat bertipe Lockheed Martin C-130 merupakan satu dari dua pesawat yang diberikan oleh Amerika Serikat (AS) melalui program pembiayaan militer. Pesawat itu dinilai dalam kondisi baik dengan memiliki 11.000 jam terbang tersisa sebelum dijadwalkan untuk pemeliharaan rutin.

Akibat insiden itu, semua C-130 di Filipina akan di-grounded sebagai bagian dari prosedur operasi standar militer. Namun, militer hanya memiliki satu C-130 lainnya di dalam negeri, dua armada lainnya berada di luar negeri untuk pemeliharaan.

3. Kronologi singkat kecelakaan

Pesawat Militer Filipina Jatuh, Korban Tewas Mencapai 50 OrangIlustrasi Pesawat. (IDN Times/Arief Rahmat)

Pesawat militer C-130 saat itu digunakan untuk mengangkut pasukan dari Caygan de Oro, Mindanao ke Provinsi Suhu. Namun, pesawat kehilangan landas pacu di Pulau Jolo. Mereka akan ikut membantu unit kontra terorisme melawan kelompok militan Abu Sayyaf.

Pesawat yang membawa 96 personel TNI dan awak itu jatuh di Desa Patikul sekitar pukul 11.30 waktu setempat pada Minggu (11:30 ET).

"Beberapa menit setelah kecelakaan, pasukan dan relawan sipil bergegas ke lokasi untuk pencarian dan penyelamatan. Menurut saksi mata, sejumlah tentara terlihat melompat keluar dari pesawat sebelum menyentuh tanah, menyelamatkan mereka dari ledakan yang disebabkan oleh kecelakaan itu," demikian siaran pers Satgas Gabungan Sulu.

Baca Juga: Usai Bebaskan 2 WNI dari Abu Sayyap, RI-Filipina Lanjut Lepaskan 1 WNI

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya