Pfizer Ajukan Izin Vaksinasi COVID untuk Usia 5-11 Tahun di 3 Negara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Pfizer-BioNTech mengajukan permintaan otorisasi ke Health Canada untuk penggunaan vaksin COVID-19 pada anak-anak berusia 5-11 tahun. Permintaan otorisasi didasarkan pada uji klinis yang dilakukan pada 2.268 anak-anak. Adapun dosisnya diturunkan menjadi 10 mikrogram per injeksi, tiga kali lebih kecil dari dosis standar.
"Ini adalah pengajuan pertama yang diterima Health Canada untuk penggunaan vaksin COVID-19 pada kelompok usia yang lebih muda ini," kata otoritas tersebut pada Senin (18/10/2021), dikutip dari AFP.
Baca Juga: Vaksin Pfizer Diklaim Aman untuk Anak Usia 5-11 Tahun
1. Pfizer juga ajukan izin penggunaan di Amerika Serikat
Health Canada mengatakan, mereka akan mengizinkan penggunaan vaksin jika hasil peninjauan ilmiah menegaskan bahwa manfaatnya lebih besar daripada resikonya pada kelompok usia ini. Kementerian Kanada juga menunjukkan, produsen vaksin lain sedang melakukan uji coba untuk anak-anak pada kelompok usia yang berbeda.
Di Amerika Serikat, Pfizer-BioNTech juga mengajukan permintaan yang sama untuk anak berusia 5-11 tahun awal bulan ini.
Baca Juga: Satgas COVID Tunggu BPOM soal Pfizer Diklaim Aman buat Anak 5-11 Tahun
2. Pfizer juga ajukan izin penggunaan di Eropa
Editor’s picks
Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) juga mengevaluasi kemungkinan vaksin COVID-19 untuk anak usia 5-11 tahun. Pfizer-BioNTech pekan lalu telah mengajukan data pendukung hasil uji klinisnya.
Meski anak-anak tidak terlalu rentan terhadap penyakit COVID-19 secara parah, mereka mampu menularkan virus tersebut ke orang lain, termasuk berbagai kalangan rentan yang lebih berisiko terpapar hingga menjadi sakit parah.
Pendapat komite obat-obatan manusia EMA akan diteruskan kepada Komisi Eropa sebagai penentu keputusan terakhir mengenai masalah tersebut, demikian dikutip dari ANTARA.
Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Ilmuwan Pfizer: Saya Kerja di Perusahaan Jahat
3. Ketimpangan vaksin COVID-19 jadi kendala pandemik saat ini
Dalam beberapa bulan terakhir, World Health Organization (WHO) memperingatkan bahwa vaksinasi orang dewasa di negara-negara miskin lebih prioritas ketimbang inokulasi anak-anak dan remaja di negara-negara kaya.
Ketimpangan vaksin menjadi permasalahaan utama yang saat ini menjadi sorotan dunia. Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menuturkan bahwa permasalahan pandemik COVID-19 saat ini adalah distribusi vaksinnya.
“Pengadaan vaksin sudah tidak ada kendala,” kata Retno yang dipercaya menjadi co-chair COVAX pada Selasa (12/10/2021), seraya menyampaikan bahwa produksi vaksin COVID-19 global mencapai 1,5 miliar per bulan.
“Yang menjadi kendala adalah bagaimana mendistribusikan vaksin kepada semua negara secara merata dan juga bagaimana membiayai pengiriman atau pendistribusian vaksin-vaksin tersebut,” tambah dia, dikutip dari keterangan pers yang diterima IDN Times.