Pfizer Kurangi Pengiriman Vaksin ke Eropa hingga Setengah dari Kuota

Italia akan mengajukan gugatan terhadap Pfizer

Jakarta, IDN Times - Perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS), Pfizer, mengonfirmasi akan mengurangi pengiriman vaksin COVID-19 hingga setengah dari kuota pemesanan di negara-negara di Eropa. Kondisi tersebut diperkirakan berlangsung pada akhir Januari hingga awal Februari.

Juru bicara Pfizer Denmark, Line Fedders, menyampaikan penundaan pengiriman vaksin merupakan bagian dari strategi Pfizer meningkatkan produksi menjadi dua miliar dosis per tahun. Pfizer harus meningkatkan produksi vaksin di pabrik yang berada di Puurs, Belgia.

“Itu membutuhkan adaptasi fasilitas dan proses di pabrik yang membutuhkan uji kualitas dan persetujuan baru dari otoritas. Pengurangan sementara akan mempengaruhi semua negara Eropa,” kata Fedders dilansir AP, Jumat (22/1/2021).

Baca Juga: Terlambat Kirim Vaksin, Pfizer-BioNTech Kena Tegur

1. Komisi Eropa akan memastikan Pfizer mematuhi kontrak

Pfizer Kurangi Pengiriman Vaksin ke Eropa hingga Setengah dari KuotaLogo perusahaan farmasi Pfizer (www.fiercebiotech.com)

Terkait pengurangan kuota pengiriman itu, Komisi Eropa mengaku telah berbicara dengan pihak Pfizer. Komisi Eropa menjadi koordinator pemesanan vaksin bagi 27 negara di Eropa, namun tidak bertanggung jawab atas jadwal dan teknis pengiriman.

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan CEO Pfizer Albert Bourla telah menyakinkannya akan menunaikan kewajiban sesuai dengan kontrak pemesanan.

“Dia (CEO Pfizer) meyakinkan saya bahwa semua dosis yang dijamin pada kuartal pertama, akan dikirimkan pada kuartal pertama. Dia berupaya mengurangi periode penundaan dan memastikan bahwa mereka (pengiriman vaksin) akan mengejar secepat mungkin,” kata von der Leyen.

Pabrik Pfizer di Belgia memasok semua dosis vaksin yang dikirim ke luar Amerika Serikat. Oleh sebab itu, von der Leyen menyampaikan, nantinya bukan hanya negara-negara Eropa yang terdampak dengan skema pengurangan pengiriman kuota vaksin Pfizer.

Pernyataan itu dikonfirmasi Menteri Pelayanan Publik dan Pengadaan Kanada, Anita Anand. Dia menyampaikan proses pengiriman Pfizer ke Kanada juga mengalami gangguan akibat penyesuain produksi di Belgia.

2. Pengiriman vaksin Pfizer di sejumlah negara mulai turun

Pfizer Kurangi Pengiriman Vaksin ke Eropa hingga Setengah dari KuotaTenaga kesehatan menyiapkan dosis vaksin Pfizer-BioNTech di pusat vaksinasi penyakit virus corona (COVID-19) di Naples, Italia, Jumat (8/1/2021) (ANTARA FOTO/REUTERS/Ciro De Luca)

Dikutip dari Channel News Asia, Rumania hanya memperoleh 50 persen dari kuota pesanan vaksin COVID-19 yang direncanakan tiba minggu ini dan pasokan akan meningkat secara bertahap. Namun, diprediksi pengiriman vaksin tidak akan berjalan sesuai kesepakatan hingga akhir Maret.  
 
Situasi serupa juga terjadi di Polandia, yang pada Senin (18/1/2021) hanya menerima 176 ribu dosis vaksin Pfizer. Jumlah tersebut turun sekitar 50 persen dari kesepakatan.
 
Akibat pemangkasan ini, pemerintah Ceko juga harus mempertimbangkan kembali jadwal program vaksinasi nasional. Menteri Kesehatan Ceko, Jan Blatny, mengatakan pengiriman Pfzier pada pekan ini turun hingga 15 persen dan dikabarkan akan menurun hingga 30 persen selama dua pekan ke depan.

Sementara itu, Institut Serum Denmark menyayangkan dengan langkah Pfizer yang tidak sesuai komitmen. Sebab, pengurangan pengiriman 50 persen dosis vaksin pada minggu ini bisa mengurangi 10 persen jumlah warga yang divaksinasi.

Adapun, otoritas Jerman enggan memberikan komentar terkait pemangkasan kapasitas pengiriman. Sedangkan, Norwegia menyatakan pengurangan tersebut tidak mengganggu program vaksinasi nasional, sebab masih memiliki persediaan vaksin darurat.

3. Italia akan mengajukan gugatan hukum terhadap Pfizer

Pfizer Kurangi Pengiriman Vaksin ke Eropa hingga Setengah dari KuotaPengguna komuter dengan masker wajah memenuhi stasiun kereta pada jam sibuk ditengah mewabahnya virus corona (COVID-19) di stasiun Cadorna, Milan, Italia, Rabu (7/10/2020) (ANTARA FOTO/IPA/Sipa USA via Reuters Connect)

Pada Rabu (20/1/2021), Italia mengancam akan mengajukan gugatan hukum kepada Pfizer. Otoritas Italia menilai Pfizer sudah mengingkari komitmen.

Dilansir laman European Centre for Disease Prevention and Control, akumulasi kasus COVID-19 di negara-negara Uni Eropa mencapai 17,9 juta kasus. Dari jumlah tersebut, tercatat ada 425 ribu kasus kematian.
 
Menteri Kesehatan Denmark Magnus Heunicke menyayangkan pengurangan pengiriman vaksin yang dilakukan Pfizer. Sebab, sejumlah negara di Eropa kini sedang berjibaku dengan virus corona varian baru yang lebih menular.

Sementara, Kepala Staf Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban Gergely Gulyas, mengharapkan komunikasi antara Komisi Eropa dengan Pfizer bisa menuntaskan masalah pemangkasan sementara pengiriman vaksin ini.

Baca Juga: 29 Lansia di Norwegia Meninggal Usai Disuntik Pfizer, Ini Kata BPOM 

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya