PM Malaysia Tegaskan Tak Ada Lockdown Saat Idul Fitri

Pemerintah akan terapkan lockdown berskala mikro

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri Yaakob, memastikan pemerintah tidak akan menerapkan movement control orders (MCOs) atau pembatasan perjalanan pada Hari Raya Idul Fitri 2022. Ia juga menegaskan tak akan melakukan lockdown di semua wilayah Malaysia.

Ia mengatakan, jika kasus COVID-19 meningkat, maka pembatasan hanya diterapkan untuk daerah yang terdampak saja, dikutip dari The Star.

1. Aktivitas sosial dan ekonomi diizinkan kembali

PM Malaysia Tegaskan Tak Ada Lockdown Saat Idul FitriIsmail Sabri Yakoob, Perdana Menteri Malaysia. (ANTARA/REUTERS/Lim Huey Teng)

Pada saat yang sama, Ismail juga mengatakan sektor ekonomi, sosial serta perjalanan antara negara bagian telah berlaku secara normal.

“Karena ada peningkatan kasus dalam beberapa hari terakhir, orang-orang berspekulasi bahwa mereka mungkin tidak dapat pulang ke rumah untuk perayaan hari raya,” kata Ismail pada konferensi pers yang digelar Minggu (23/1/2022).

"Tolong jangan khawatir, kami tidak akan menutup seluruh negara, negara bagian, atau distrik lagi," tambah dia.

Baca Juga: 5 Fakta Mahathir Mohamad, Eks PM Malaysia yang Sakit Jantung

2. Pemerintah ingin terapkan pembatasan pada skala mikro

PM Malaysia Tegaskan Tak Ada Lockdown Saat Idul FitriPerdana Menteri ke-9 Malaysia, Ismail Sabri Yaakob. (twitter.com/IsmailSabri60)

Secara detail, Ismail menjelaskan, jika ada wilayah yang mengalami peningkatan kasus COVID-19, maka hanya mereka yang berasal dari wilayah itu saja yang dilarang melakukan perjalanan.

"Kami akan fokus pada area dengan banyak infeksi,” ujar Ismail.

Data Worldometers menunjukkan, Negeri Jiran telah mencatat lebih dari 2,8 juta infeksi COVID-19 sepanjang pandemik, dengan lebih dari 31 ribu orang meninggal dunia.

3. Kementerian Kesehatan sedang mendesain aturan seputar pembatasan skala mikro

PM Malaysia Tegaskan Tak Ada Lockdown Saat Idul FitriIlustrasi Virus Corona. (IDN Times/Aditya Pratama)

Ismail menambahkan, otoritas kesehatan akan segera mengajukan proposal standar operasional prosedur (SOP) terkait pembatasan mobilitas untuk daerah yang akan dibatasi mobilitasnya karena kenaikan kasus COVID-19.

"Kita tidak boleh berpuas diri dan harus terus mengekang pandemik, bahkan jika kita mengatakan kita harus hidup dengan COVID-19," kata Ismail.

“Kami berharap kasus turun di bawah 1.000, sehingga kami dapat menyatakan bahwa Malaysia telah beralih dari pandemi ke fase endemik,” harapnya.

Baca Juga: Kisah Rohana, Anak TKI Ditinggal Sejak Bayi di Malaysia Cari Identitas

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya