Presiden Taiwan Sebut Bahaya Ini Mengancam jika China Kalahkan Mereka

Ada kekacauan regional kalau Taiwan jatuh ke tangan China

Jakarta, IDN Times - Presiden Tsai Ing-wen memperingatkan bahwa kejatuhan Taiwan akan memberikan dampak besar, salah satunya adalah kekacauan di kawasan Asia Timur. Oleh sebab itu, Tsai berjanji akan melakukan apa pun untuk melindungi Taiwan.

Pernyataan dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada Selasa (5/10/2021) itu merupakan Tanggapan atas kampanye militer China yang kian agresif dalam seminggu terakhir. Setidaknya hampir 150 pesawat jet menerobos kawasan udara Taiwan.

"Mereka harus ingat, jika Taiwan jatuh, konsekuensinya akan menjadi bencana besar bagi perdamaian regional dan sistem aliansi demokrasi. Ini akan menandakan bahwa dalam kontes nilai global saat ini, otoritarianisme lebih unggul daripada demokrasi," kata Tsai, dikutip dari Channel News Asia.

Baca Juga: Taiwan Desak China Hentikan Tindakan Provokatif

1. Taiwan siap melakukan apa pun demi melindungi diri

Presiden Taiwan Sebut Bahaya Ini Mengancam jika China Kalahkan MerekaSeorang anggota militer memegang bendera nasional Taiwan ketika pada upacara pengibaran bendera di Balai Peringatan Chiang Kai-shek, di Taipei, Taiwan (16/3/2018) (ANTARA/REUTERS/Tyrone Siu)

Kampanye militer China merupakan komitmen Presiden Xi Jinping untuk ‘merebut’ kembali Taiwan, bahkan jika harus menggunakan kekerasan. Di bawah kebijakan One-China Policy, Beijing menganggap Taipei sebagai separatis.  

Sebaliknya, Taiwan justru menyatakan dirinya sebagai negara yang merdeka, demokratis, dan berdaulat. Tsai sebenarnya berharap bisa hidup berdampingan secara damai dengan China.

“Tetapi, jika demokrasi dan kami hidup terancam, Taiwan akan melakukan apa pun untuk melakukan diri,” tambah Tsai.

Baca Juga: AS Kecam 'Invasi' 93 Pesawat China atas Taiwan

2. Taiwan mendesak Beijing menghentikan aksi provokatifnya

Presiden Taiwan Sebut Bahaya Ini Mengancam jika China Kalahkan MerekaPresiden Tsai Ing-wen saat pidato di acara ICF Top7 2020 (Twitter/@iingwen)

Pemerintahan Tsai hari Senin (4/10/2021) mendesak Beijing untuk menghentikan tindakan provokatifnya. Pada hari itu, sebanyak 56 jet China, termasuk pesawat pengebom berkemampuan nuklir, menyeberang ke zona pertahanan udara Taiwan.

"Di tengah gangguan hampir setiap hari oleh Tentara Pembebasan Rakyat (baca: militer China), posisi kami dalam hubungan lintas selat tetap konstan, Taiwan tidak akan tunduk pada tekanan," ujar Tsai.

Tahun lalu, rekor 380 jet militer China membuat serbuan ke zona pertahanan Taiwan. Jumlahnya hingga Oktober tahun ini sudah sudah mencapai 600 pesawat.

Baca Juga: Lawan China, Taiwan Naikkan Anggaran Pertahanan hingga Rp124 Triliun

3. Fokus Taiwan adalah memperkuat pertahanan negaranya

Presiden Taiwan Sebut Bahaya Ini Mengancam jika China Kalahkan MerekaPresiden Taiwan, Tsai Ing-wen, bersama pilot-pilot dari Angkatan Udara Taiwan. twitter.com/iingwen

Perdana Menteri Taiwan, Su Tseng-chang, mengatakan negaranya perlu mewaspadai aktivitas militer China yang dianggap berlebihan dan berpotensi merusak perdamaian regional.

"Taiwan harus waspada. China semakin di atas (agresif). Dunia juga telah melihat pelanggaran China yang berulang terhadap perdamaian regional serta tekanan terhadap Taiwan,” kata Su pada Senin (4/10/2021), dikutip dari The Straits Times.  

Menurut Su, fokus Taiwan saat ini adalah memperkuat pertahanan dalam negeri dan menyelaraskan persepsi seluruh masyarakatnya untuk menyikapi China.

"Hanya dengan begitu negara-negara yang ingin mencaplok Taiwan tidak akan berani dengan mudah menggunakan kekuatan. Hanya ketika kita membantu diri kita sendiri, barulah orang lain dapat membantu kita,” ucapnya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya