Retas Situs Pemerintah Ukraina, Rusia Disebut Memulai Perang Siber

Kiev klaim memiliki bukti Rusia dalangi serangan siber

Jakarta, IDN Times - Ukraina mengaku memiliki bukti Rusia berada di balik serangan siber, yang merusak situs pemerintahannya. Kiev juga menuduh Moskow telah memulai perang hibrida, istilah yang merujuk pada perang non-konvensional dengan menggunakan propaganda, media, dan internet.

“Semua bukti menunjukkan bahwa Rusia berada di balik serangan siber,” kata Kementerian Pengembangan Digital Ukraina, Minggu (16/1/2022), dikutip dari Al Jazeera.

Sehari sebelumnya, Microsoft menyatakan lusinan sistem komputer di sejumlah lembaga pemerintah Ukraina telah terinfeksi malware destruktif yang menyamar sebagai ransomware.

Baca Juga: Ukraina Klaim Punya Bukti Rusia Jadi Dalang Serangan Siber

1. Serangan siber disebut sebagai pengalihan isu

Retas Situs Pemerintah Ukraina, Rusia Disebut Memulai Perang SiberIlustrasi Hacker (IDN Times/Arief Rahmat)

Ukraina menuduh serangan siber sebagai distraksi atas pengerahan ratusan ribu tentara Rusia ke wilayah perbatasan. Gerakan militer itu disebut sebagai cara negeri Beruang Merah itu untuk mencapai komitmen keamanan dengan NATO dan koalisi Amerika Serikat (AS).

“Moskow terus mengobarkan perang hibrida dan secara aktif membangun kekuatannya di bidang informasi dan dunia maya,” bunyi pernyataan itu.

Pejabat senior Rusia dan AS pekan lalu mengadakan dialog di Jenewa, tetapi pertemuan itu tidak menghasilkan terobosan apapun. Washington justru memperingatkan ancaman invasi Rusia yang semakin nyata, seiring pengerahan pasukan.

2. Microsoft melaporkan mendeteksi malware

Retas Situs Pemerintah Ukraina, Rusia Disebut Memulai Perang SiberIlustrasi Hacker (IDN Times/Mardya Shakti)

Rusia telah berulang kali diperingatkan AS bahwa mereka akan menerima konsekuensi besar apabila menginvasi Ukraina. Kendati, tidak diketahui apakah serangan siber itu tergolong sebagai ‘perang’ dalam pengertian koalisi Barat.

Pada Sabtu, 15 Januari 2022, Microsoft melaporkan mereka mendeteksi malware pada Kamis, 13 Januari 2022. Laporan itu bersamaan dengan serangan siber yang menyebabkan sekitar 70 situs pemerintah Ukraina luring untuk sementara waktu.

Dalam laporan teknisnya, Microsoft menyampaikan serangan itu memengaruhi situs organisasi pemerintah hingga situs organisasi nirlaba. Mereka juga tidak dapat memastikan berapa banyak organisasi yang terdampak malware tersebut.

3. Ukraina bantah klaim yang dibuat peretas

Retas Situs Pemerintah Ukraina, Rusia Disebut Memulai Perang SiberIlustrasi Hacker (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara, eksekutif keamanan siber di Kyiv, Oleh Derevianko mengatakan, para penyusup menembus jaringan pemerintah Ukraina melalui pemasok perangkat lunak bersama serangan rantai pasokan, seperti kampanye spionase siber Rusia SolarWinds 2020 yang menargetkan pemerintah AS.

Peretas berdalih mereka telah menghancurkan data pribadi, klaim yang langsung dibantah otoritas Ukraina. Peretas juga mengirimkan pesan kepada Ukraina untuk takut dan bersiap untuk kemungkinan terburuk.

Pada 2017, Rusia menargetkan Ukraina dengan salah satu serangan siber paling merusak yang pernah tercatat dengan virus NotPetya, hingga menyebabkan kerusakan lebih dari 10 miliar dolar AS secara global. Virus yang juga menyamar sebagai ransomware itu disebut ‘penghapus’, karena menghapus seluruh jaringan.

Baca Juga: Web Pemerintah Ukraina jadi Sasaran Serangan Siber Masif

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya