Rudal Nonbalistik Pertama Korut Bisa Sedahsyat Nuklir

Korea Utara sukses uji coba rudal jelajah jarak jauh pertama

Jakarta, IDN Times - Korea Utara (Korut) berhasil melakukan uji coba rudal jelajah jarak jauh pertamanya pada akhir pekan. Menurut para analis, senjata itu merupakan rudal nonbalistik pertama yang diyakini memiliki kemampuan seperti nuklir.

Berdasarkan keterangan media pemerintah Korut KCNA, sebagaimana diberitakan Reuters, uji coba menunjukkan bahwa rudal tersebut mampu terbang sejauh 1.500 kilometer sebelum mengenai target dan jatuh di perairan negara itu.

Tes yang dilakukan pada Sabtu-Minggu menunjukkan kapasitas Korut untuk mengembangkan senjata nonnuklir, di tengah sanksi dan tekanan negara-negara Barat.

Baca Juga: Korea Utara Sukses Uji Rudal Jarak Jauh Jenis Baru

1. Rudal jelajah jarak jauh akan menjadi senjata strategis Korea Utara

Rudal Nonbalistik Pertama Korut Bisa Sedahsyat NuklirIlustrasi peluncuran rudal. (Pixabay.com/SpaceX-Imagery)

Biasanya, Korut tidak memiliki minat besar untuk mengembangkan rudal non-balistik, karena pengembangan rudal jarak jauh tidak dilarang secara eksplisit dalam Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).

“Ini akan menjadi rudal jelajah pertama di Korea Utara yang secara akan ditunjuk sebagai senjata strategis,” kata peneliti di Carnegie Endowment for International Peace, Ankit Panda.

“Ini (rudal jarak jauh) merupakan istilah yang lebih halus untuk senjata berkemampuan nuklir,” tambah Panda.

Di sisi lain, Panda juga belum tahu apakah Korut mampu membangun hulu ledak kecil untuk dibawa pada rudal jelajah. Tetapi, Pemimpin Kim Jong Un pada awal tahun telah mengatakan, fokus pengembangan senjata Korut pada 2021 adalah merangkai bom berukuran kecil dengan daya ledak besar.

2. Khawatir memicu perlombaan senjata di kawasan

Rudal Nonbalistik Pertama Korut Bisa Sedahsyat NuklirIlustrasi rudal Korea Utara (istockphoto.com/narvikk)

Peneliti rudal dari James Martin Center for Nonproliferation Studies, Jeffrey Lewis, mengatakan bahwa daya hancur rudal jelajah tidak boleh dianggap remeh, terlebih untuk serangan jarak dekat dan menengah, yang ancamannya hampir setara dengan rudal balistik.

“Ini adalah sistem lain yang dirancang untuk terbang di bawah radar pertahanan rudal atau di sekitarnya,” ujar Lewis melalui cuitannya.

Keberhasilan uji coba tersebut dikhawatirkan memicu perlombaan senjata di semenanjung Korea, sehingga memperburuk dinamika kawasan. Di sisi lain, konflik dalam skala besar juga rentan terjadi karena kawasan Asia Timur dipenuhi dengan rudal berdaya rusak luar biasa.

Militer Korea Selatan belum mengonfirmasi klaim Korut. Seoul hanya menyampaikan bahwa mereka sedang melakukan analisis mendalam dengan Amerika Serikat (AS).

Sementara itu, pemerintah Jepang prihatian atas laporan bahwa Korut berhasil menguji coba rudal jelajah jarak jauh, kata Kepala Sekretaris Kabinet, Katsunobu Kato, pada Senin (13/9/2021). Kato menambahkan bahwa Jepang akan terus bekerja sama dengan AS dan Korea Selatan untuk memantau situasi terkini.

Baca Juga: Korea Utara Minta AS Cabut Sanksi Sebelum Bahas Denuklirisasi

3. AS-Jepang-Korea Selatan akan bertemu membahas Korea Utara

Rudal Nonbalistik Pertama Korut Bisa Sedahsyat NuklirPemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, tampil dalam parade militer Korea Utara. (Twitter.com/JosephHDempsey)

Sebagai informasi, pejabat AS-Korea Selatan-Jepang akan bertemu di Tokyo pekan ini untuk membahas tentang Korut. Keterangan itu disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Korea Selatan pada Jumat (10/9/2021).

Ketiga negara secara intensif berupaya memecahkan kebuntuan dengan Pyongyang terkait program pengembangan nuklir dan rudal balistik, yang menjadi alasan bagi komunitas internasional untuk menjatuhkan sanksi.

Dilansir dari Channel News Asia, utusan khusus Seoul untuk perdamaian dan keamanan semenanjung Korea, Noh Kyu-duk, akan melakukan perjalanan ke Jepang selama tiga hari pada Minggu (12/9/2021).

Selama di sana, ia akan bertemu dengan utusan AS untuk Korea Utara, Sung Kim, dan Dirjen Biro Urusan Asia dan Oseania Kementerian Luar Negeri Jepang, Takehiro Funakoshi. Pertemuan trilateral akan membahas masalah nuklir Korea Utara dan kerja sama di antara ketiga negara tersebut.

"Ketiga negara diharapkan untuk melakukan diskusi mendalam tentang cara-cara untuk mempromosikan kerja sama, untuk mengelola situasi di semenanjung Korea secara stabil, dan melanjutkan proses perdamaian semenanjung pada tanggal awal," demikian keterangan yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Korea Selatan.
 

Baca Juga: AS-Korsel Gelar Latihan Militer Gabungan, Korut Sampaikan 2 Ancaman

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya