Senator Republik Blokir Bantuan Rp718 Miliar AS untuk Palestina

Mereka berdalih bantuan didistribusikan untuk dana martir

Jakarta, IDN Times - Senator Partai Republik, James Risch, memblokir bantuan Amerika Serikat (AS) untuk Palestina senilai 50 juta dolar AS (Rp718 miliar). Risch menggunakan prosedur penundaan bantuan luar negeri di bawah undang-undang 2018 untuk memastikan bahwa dana yang disumbangkan tidak akan masuk ke Otoritas Palestina atau Hamas.

Bantuan tersebut merupakan janji Menteri Luar Negeri Anthony Blinken untuk rekonstruksi jalur air dan infrastruktur jalan yang mengalami kerusakan pasca gempuran Israel.

Para pendukung bantuan AS untuk Palestina menuduh penahanan Risch bermuatan politis. Fraksi Demokrat yang dipimpin oleh Jamie Raskin, warga AS penganut Yahudi, mendesak Risch untuk mencabut penundaan tersebut.

Juru bicara Risch mengkonfirmasi Al Jazeera, pada Senin (21/6/2021), bahwa penahanan itu tetap berlaku meskipun ada pengajuan banding untuk mencabutnya.

Baca Juga: Israel Serbu Warga Palestina Saat Demo di Masjid Al-Aqsa, 9 Terluka

1. Blinken janjikan bantuan Rp1 triliun kepada Palestina

Senator Republik Blokir Bantuan Rp718 Miliar AS untuk PalestinaMenteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, saat berbicara dalam konferensi pers pada Senin 1 Februari 2021. (Facebook.com/U.S. Department of State)

Direktur Eksekutif Kampanye AS untuk Hak Palestina, Ahmad Abuznaid, mengatakan bahwa tidak ada satupun alasan yang membenarkan penundaan bantuan luar negeri. Dia bahkan menyebut apa yang dilakukan Risch sebagai tindakan dehumanisasi.

“Selain dehumanisasi dan ejekan yang terus berlanjut, ini adalah bagian dari hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina, khususnya rakyat Gaza,” kata dia.

Latar belakang bantuan adalah pengeboman Israel di Jalur Gaza selama 11 hari pada Mei. Agresi Israel menyebabkan lebih dari 100 ribu warga sipil kehilangan rumah dan menewaskan 256 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak.  

Pada 25 Mei, Blinken bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dan berjanji Washington akan memberikan bantuan senilai 75 juta dolar, untuk pembangunan jangka panjang dan bantuan ekonomi kepada Palestina.

2. Senator Republik sebut uang digunakan untuk danai martir Palestina

Senator Republik Blokir Bantuan Rp718 Miliar AS untuk PalestinaPejuang Hamas Palestina saat latihan militer saat persiapan menghadapi konfrontansi dengan Israel, di selatan Jalur Gaza, Minggu (25/3/2018). ANTARA FOTO/REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

Perselisihan di Kongres mengenai pendistribusian bantuan ke Gaza dan Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki, menunjukkan betapa undang-undang pro-Israel yang diberlakukan selama pemerintahan Donald Trump dapat meghambat upaya Joe Biden untuk memoderasi konflik.

Selang beberapa pekan setelah Blinken menjanjikan bantuan luar negeri, Risch dan sejumlah Republikan lainnya bergerak untuk memblokir sebagian besar dana tersebut. Mereka berdalih Abbas akan mendistribusikan bantuan untuk membayar keluarga Palestina yang berhasil membunuh orang Israel dalam beberapa tahun terakhir.

“Sayangnya, tepat setelah pemerintahan Biden mengumumkan bantuan tambahan ke Tepi Barat dan Gaza, Presiden PA Abbas mengeluarkan pembayaran syahid senilai 42 ribu dollar AS kepada seorang teroris Jihad Islam Palestina yang menikam dua orang Israel hingga tewas pada 2015. Ini keterlaluan,” tulis Risch dalam sebuah surat 15 Juni menjelaskan penahanannya.

“Praktik menjijikkan ini sangat mengkhawatirkan saya dan harus dibenci oleh semua anggota Kongres,” tulis Risch.

Dalam kasus yang dikutip oleh Risch, dana tersebut diberikan dalam Dinar Yordania kepada seorang pria berusia 19 tahun yang ditembak mati oleh pasukan Israel, setelah dia menikam dua orang Israel hingga tewas pada 2015.

Baca Juga: Kronologi Bentrok Israel-Palestina saat Parade Kemenangan di Yerusalem

3. Taylor Force Act digunakan untuk memblokir atau memotong bantuan luar negeri AS kepada Palestina

Senator Republik Blokir Bantuan Rp718 Miliar AS untuk PalestinaSeorang bocah Palestina menarik gerobak yang membawa saudaranya dan barang-barang mereka saat mereka melarikan diri dari rumah mereka selama serangan udara dan artileri Israel, dekat lokasi bangunan menara yang hancur dalam serangan sebelumnya di Kota Gaza, Jumat (14/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem.

Pada 2018, Kongres AS meloloskan Taylor Force Act setelah seorang mahasiswa pascasarjana AS dibunuh oleh seorang Palestina ketika menjalani pertukaran pelajar di Israel. Undang-undang tersebut memungkinkan legislator untuk memotong bantuan ke Palestina jika itu terkait dengan kemampuan PA mendanai para martir.

Pendukung Palestina di AS mengatakan, uang tersebut akan ditujukan untuk proyek dan pembangunan yang ditangani oleh organisasi non-pemerintah.

“Mengesampingkan masalah dengan Taylor Force Act, bantuan kemanusiaan yang dipegang Senator Risch, (seharusnya) tidak terpengaruh oleh Taylor Force Act,” kata Huwaida Arraf, pengacara hak asasi manusia Palestina-Amerika di Detroit.

“Ini memalukan, tetapi tidak mengejutkan, bahwa senator begitu kejam menahan bantuan yang sangat dibutuhkan ini,” tambah Arraf.

“Akses ke air bersih dan listrik masih sporadis atau tidak ada sama sekali. Kerawanan pangan menyebar. COVID-19 merajalela dan ribuan orang telah mengungsi dan kehilangan tempat tinggal. Besarnya krisis ini sangat mengejutkan,” kata Direktur Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Elizabeth Campbell, menjelaskan situasi terkini di Gaza.

Baca Juga: Disepakati! PBB Akan Selidiki Pelanggaran di Konflik Israel-Palestina

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya