Serikat Buruh Myanmar Mogok: Bekerja hanya Menguntungkan Militer!

Toko, bank, dan pabrik di Yangon tutup semua

Jakarta, IDN Times - Serikat pekerja Myanmar menggelar mogok kerja pada Senin (8/3/2021) sebagai bentuk protes terhadap kudeta militer yang dilancarkan pada Senin, 1 Februari 2021 silam. Mereka berharap aksi tersebut bisa menghentikan aktivitas ekonomi dalam negeri, sehingga pemerintah yang dikendalikan oleh militer tidak lagi memiliki sumber pendapatan.

"Kegiatan ekonomi dan bisnis seperti biasa hanya akan menguntungkan militer karena mereka menekan energi rakyat Myanmar. Sekaranglah waktu untuk mengambil tindakan, untuk mempertahankan demokrasi kita,” kata seorang perwakilan serikat pekerja, dikutip dari Channel News Asia (CNA).

Aksi protes dilancarkan setelah aparat menembakkan senjata ke masyarakat dan mendirikan pos keamanan di sekitar rumah sakit serta kompleks universitas. Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengatakan, apa yang dilakukan oleh militer saat ini adalah menakuti masyarakat supaya mereka enggan turun ke jalan untuk terlibat demonstrasi.

Baca Juga: Diduga Disiksa, Pejabat NLD Myanmar Tewas Usai Disergap Polisi-Militer

1. Toko, pabrik, dan bank tutup

Serikat Buruh Myanmar Mogok: Bekerja hanya Menguntungkan Militer!Kendaraan bersenjata Tentara Myanmar berkendara melewati sebuah jalan setelah mereka mengambil kekuasaan dalam sebuah kup di Mandalay, Myanmar, Selasa (2/2/2021). (ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer)

Reuters melaporkan, pertokoan, pabrik, dan bank ditutup di Yangon, kota terbesar di Myanmar. Seorang saksi mengabarkan, hanya beberapa toko the kecil yang buka. Aktivitas pabrik berhenti total. Pusat perbelanjaan utama ditutup.

Setidaknya sembilan serikat pekerja yang melingkupi sektor konstruksi, pertanian, dan manufaktur telah meminta semua orang Myanmar untuk menghentikan pekerjaan, menuntut pemulihan kekuasaan dan membebaskan pemimpin negara Aung San Suu Kyi.

2. Perempuan menggelar protes pada Hari Perempuan Internasional

Serikat Buruh Myanmar Mogok: Bekerja hanya Menguntungkan Militer!Twitter.com/Myanmar Now

Para pengunjuk rasa juga mengibarkan bendera yang dibuat dari htamain (sarung wanita khas Burma) di beberapa tempat atau menggantungnya di seberang jalan, menandakan Hari Perempuan Internasional.

Pemimpin protes Maung Saungkha di Facebook mendesak perempuan untuk menentang kudeta dengan keras. Sementara Nay Chi, salah satu penyelenggara gerakan sarung, menggambarkan perempuan sebagai tokoh revolusioner.

"Rakyat kami tidak bersenjata tetapi bijaksana. Mereka mencoba memerintah dengan ketakutan, tetapi kami akan melawan ketakutan itu," katanya kepada Reuters.

Kematian Ma Kyal Sin, perempuan berusia 18 tahun yang meninggal setelah menitipkan pesan untuk mendonorkan angota tubuhnya, juga menjadi penanda bahwa perempuan ikut hadir di garda terdepan untuk menolak rezim yang dipimpin Jenderal Min Aung Hlaing.

Baca Juga: Kronologi Lengkap Kudeta Myanmar yang Picu Demo Berdarah

3. Lagi, dua demonstran meninggal dunia

Serikat Buruh Myanmar Mogok: Bekerja hanya Menguntungkan Militer!Pendukung militer Myanmar membawa spanduk dan bendera saat reli di Yangon, Myanmar, Kamis (25/2/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Laporan terbaru menyampaikan, saksi mata kembali melaporkan dua demonstran tewas akibat tindakan represif aparat. Foto yang diunggah di Facebook menunjukkan mayat dua pria tergeletak di jalan di kota utara Myitkyina. Saksi mengatakan mereka ikut serta dalam protes ketika polisi menembakkan granat kejut dan gas air mata. Beberapa orang kemudian terkena tembakan dari gedung-gedung di dekatnya.

Seorang saksi, yang mengatakan dia membantu memindahkan mayat, mengatakan kepada Reuters bahwa dua orang ditembak di kepala dan meninggal di tempat. Tiga orang terluka.

"Betapa tidak manusiawi membunuh warga sipil yang tidak bersenjata. Kita harus memiliki hak untuk memprotes secara damai,” kata seorang saksi yang berusia 20 tahun.

Tidak jelas siapa yang menembaki para pengunjuk rasa, meskipun polisi dan militer berada di tempat protes. Baik aparat keamanan atau pertahanan tidak memberi tanggapan mengenai kematian serta aksi protes buruh yang melumpuhkan aktivitas bisnis dan ekonomi.

Baca Juga: Militer Myanmar Ancam Demonstran Pakai TikTok

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya