Sheikh Al-Sudais: Karikatur Penghinaan Nabi Bagian dari Terorisme
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kepala Presidensi Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci, Sheikh Abdur-Rahman Al-Sudais, mengirimkan pesan kepada seluruh umat Islam menanggapi karikatur Nabi Muhammad yang dibuat oleh majalah Charlie Hebdo.
Pesan itu ia sampaikan saat khotbah Jumat (30/10/2020) di Masjidil Haram, Makkah. Dia mengatakan bahwa sudah sepatutnya seluruh umat Islam meniru akhlak Nabi Muhammad SAW. Disebut pula pelecehan terhadap simbol agama apa pun adalah hal yang tidak dibenarkan.
“(Nabi Muhammad) Penyeru perdamaian yang menyeluruh, kasih sayang yang sempurna antara pengikut syariat yang berbeda-beda tanpa menyakiti atau berselisih, atau mengeluarkan ejekan atau makian terhadap semua simbol agama, khususnya pribadi para Nabi yang suci," ujar Sheikh Sudais, seperti dilansir ANTARA, Sabtu (31/10/2020).
Baca Juga: MUI Serukan Boikot Produk Prancis Sampai Presiden Macron Minta Maaf
1. Pembuatan karikatur Nabi Muhammad adalah bagian dari terorisme
Mewakili satu miliar delapan ratus juta orang Islam, Sheikh Sudais mengecam pihak-pihak yang terlibat dalam penistaan Nabi Muhammad SAW. Dia bahkan menyebut mereka sebagai teroris karena menyulut kebencian antar umat beragama.
"Tidaklah karikatur penghinaan dan aksi buruk kecuali bagian dari terorisme dan radikalisme, yang mengobarkan kebencian dan rasisme yang amat dibenci," ujarnya.
2. Mengejek agama bukan bagian dari kebebasan berekspresi
Editor’s picks
Kemudian, dia menekankan pentingnya etika dan moral dalam menyampaikan ekspresi. Pelecehan terhadap simbol agama tidak bisa dibenarkan atas dalih kebebasan berekspresi.
"Penghinaan yang seperti ini sebenarnya melayani orang-orang yang berpikir radikal, yang ingin menyebarkan kebencian antara komunitas kemanusiaan. Sementara Islam bersih dari semua ini dan yang demikian," ujar Sheikh Sudais.
3. Presiden Prancis izinkan penerbitan karikatur Nabi Muhammad
Sebagai informasi, kontroversi ini kembali mencuat setelah seorang guru menunjukkan karikatur Nabi Muhammad sebagai bagian dari kebebasan berekspresi. Karikatur itu berasal dari majalah Charlie Hebdo terbitan 2015. Guru itu kemudian dibunuh oleh seorang pemuda 18 tahun yang diidentifikasi sebagai ekstremis asal Chechnya.
Menanggapi kejadian itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron justru melontarkan pernyataan kontroversial. Dia tidak akan menghentikan produksi kartun tersebut, dan menjadikan serangan kepada guru sebagai deklarasi perang terhadap separatisme Islam.
Baca Juga: PKS Kirim Surat Terbuka untuk Presiden Prancis, Apa Isinya?