Studi di Prancis: 216 Ribuan Anak-Anak Dilecehkan di Gereja Katolik

Sekitar 3.200 pemuka Katolik menjadi pelaku pelecehan

Jakarta, IDN Times – Survei yang dilakukan oleh Komisi Independen untuk Pelecehan Seksual di Church (CIASE) mengungkap, ternyata lebih dari 216 ribu anak-anak di bawah umur menjadi korban pelecehan seksual rohaniawan Katolik di Prancis sepanjang 1950-2020.

Jumlahnya meningkat menjadi 330 ribu orang jika variabel pelakunya bukan hanya pendeta, tetapi siapa saja yang memiliki hubungan dengan gereja, seperti mereka yang mengurusi sekolah Katolik dan program kepemudaan.  

"Gereja Katolik, setelah lingkaran keluarga dan teman-teman, adalah lingkungan di mana prevalensi pelecehan adalah yang tertinggi dengan selisih yang signifikan," kata Presiden CIASE, Jean-Marc Sauvé dalam keterangan pers, dikutip dari CNN.

Baca Juga: WHO: 83 Pekerja Bantuan Lakukan Pelecehan Seksual di Kongo

1. Lingkungan gereja dinilai lebih rawan terhadap pelecehan seksual

Studi di Prancis: 216 Ribuan Anak-Anak Dilecehkan di Gereja KatolikGedung Gereja St. Basilica di Vatikan. (Pixabay.com/Free-Photos)

Lebih lanjut, sebanyak 2.900 hingga 3.200 pelaku pelecehan seksual telah bekerja di Gereja Katolik Prancis sejak 1950-an, dari total 115 ribu pendeta dan pastor di Prancis.

Jajak pendapat ini melibatkan lebih dari 28 ribu responden berusia di atas 18 tahun. Survei dilakukan secara daring antara 25 November 2020 sampai 28 Januari 2021.

Sauvé bahkan mengatakan anak-anak lebih rentan dilecehkan di lingkungan gereja Katolik, daripada di sekolah negara, perkemahan musim panas, atau lingkungan selain keluarga. Menurutnya, pelecehan di gereja merupakan persoalan sistemtik.

“Beberapa orang menyimpang dari kebanyakan. Ketika gereja diberi tahu soal pelanggaran, mereka tidak mengambil tindakan tegas yang diperlukan untuk melindungi anak-anak dari predator seksual,” papar dia.

Baca Juga: Kasus Pelecehan, Gereja Katolik Selandia Baru Minta Maaf

2. Masalah masih berlanjut hingga saat ini

Studi di Prancis: 216 Ribuan Anak-Anak Dilecehkan di Gereja KatolikIlustrasi penganiayaan (IDN Times/Sukma Sakti)

Awal tahun ini, Sauvé khawatir jumlah korban pelecehan seksual mencapai 10 ribu orang. Perhitungan Sauvé juga memperkirakan, angka riil pelecehan lebih tinggi 30 kali lipat dari laporan.

Pelecehan terhadap anak di bawah umur di dalam Gereja menyumbang hampir 4 persen dari semua kekerasan seksual di Prancis, tambab Sauvé. Sebagian besar kekerasan terjadi antara pada periode 1950-1968.

“Masalahnya itu masih berlangsung sampai sekarang, itu masih di sini, bukan di belakang kita (sejarah masa lalu),” tuturnya.

3. Laporan diyakini akan mengubah banyak hal

Studi di Prancis: 216 Ribuan Anak-Anak Dilecehkan di Gereja Katolikpixabay.com/Linus Schütz

Data dikumpulkan dengan berbagai metode, mulai dari wawancara hingga penyisiran arsip gereja dan media. Laporan itu bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang apa yang terjadi dan mencegah hal seperti itu terulang di masa depan.

Kepala Komunikasi Konferensi Wali Gereja Prancis (CEF), Katherine Dalle, mengatakan bahwa laporan itu akan mengubah segalanya.

"Ini adalah momen yang sangat penting bagi orang-orang yang telah dilecehkan. Ini adalah momen penting bagi Gereja di Prancis," ujar dia.

Otoritas Gereja mengirim pesan untuk dibaca di setiap paroki di negara itu selama Misa Minggu, yang mengatakan bahwa laporan itu akan menjadi ujian kebenaran dan momen yang sulit serta serius.

Lebih dari separuh pelanggaran yang dirinci dalam laporan sebelum 1969, kata Sauvé, dibantah oleh gereja. Sebagian pelakunya bahkan orang-orang yang berkuasa.

"Periode pertama ini ditandai dengan ketidakpedulian Gereja terhadap para korban. Penderitaan para korban, kerugian (yang diderita) korban, trauma para korban, pada kenyataannya, tidak ada (keprihatinan dari gereja)," kata Sauvé
 

Baca Juga: Vatikan Nilai Beberapa Pejabat Gereja Abaikan Kasus Pelecehan Seksual

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya