Susul Eropa, Thailand Juga Tunda Vaksinasi AstraZaneca

Satu orang meninggal usai vaksinasi karena darah menggumpal

Jakarta, IDN Times - Thailand memutuskan untuk membatalkan inokulasi nasional menggunakan vaksin Oxford-AstraZaneca pada Jumat (12/3/2021). Keputusan ini diambil menyusul laporan beberapa negara Eropa, terkait efek samping pembekuan darah, setelah vaksinasi dari vaksin asal di Inggris itu.
 
Otoritas kesehatan Denmark melaporkan, perempuan berusia 60 tahun yang baru saja vaksinasi dengan vaksin AstraZaneca meninggal dunia, akibat penggumpalan darah. Islandia, Norwegia, dan Spanyol memilih menunda vaksinasi dengan vaksin ini hingga informasi soal efek samping lebih banyak diketahui.
 
"Meski kualitas AstraZeneca bagus, beberapa negara meminta penundaan. Kami juga akan menunda,” kata penasihat komite vaksin COVID-19 Thailand Piyasakol Sakolsatayadorn dilansir dari Channel News Asia.

Baca Juga: Portugal Izinkan Vaksin AstraZeneca untuk Lansia di Atas 65 Tahun

1. Thailand mengandalkan vaksin AstraZaneca untuk menghadapi pandemik

Susul Eropa, Thailand Juga Tunda Vaksinasi AstraZanecaIlustrasi vaksin atau jarum suntik (IDN Times/Arief Rahmat)

Setahun sejak COVID-19 ditetapkan sebagai pandemik, vaksin menjadi harapan baru untuk segera membunuh virus yang telah merenggut lebih dari 2,6 juta nyawa.
 
Strategi vaksinasi Thailand bergantung pada AstraZeneca yang akan diproduksi secara lokal oleh perusahaan milik raja negara tersebut, dengan 61 juta dosis vaksin telah dicadangkan untuk penduduk Thailand. Namun, AstraZeneca yang dibuat secara lokal tidak akan siap hingga Juni.
 
Sekretaris Kementerian Kesehatan Masyarakat Kiattiphum Wongjit menjelaskan, Thailand berani menunda program vaksinasi untuk sementara waktu karena mereka berhasil mengendalikan gelombang kedua virus corona.

2. Thailand akan melakukan asesmen terkait AstraZaneca yang diimpor dari luar negeri

Susul Eropa, Thailand Juga Tunda Vaksinasi AstraZanecaIlustrasi Penyuntikan Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)


Pakar virologi Yong Poonvorawan mengatakan, otoritas kesehatan Thailand sedang menyelidiki, apakah akar permasalahan murni dari efek samping AstraZaneca, atau berasal dari periode dan lokasi produksinya. Hal itu menjadi perhatian, sebab vaksin AstraZaneca yang didatangkan ke Thailand diproduksi di Asia, bukan di Eropa.  
 
Kiattiphum menambahkan, vaksin AstraZaneca yang diimpor Thailand tidak berasal dari kloter produksi yang sama, dengan yang saat ini sedang diselidiki di Eropa. Thailand pada pekan lalu telah menerima 117.300 dosis AstraZaneca. "Kami mendapat ini dari pasokan global dan tidak ada laporan (masalah) ini di Asia," katanya.

3. Badan Obat Eropa tidak merekomendasikan penundaan vaksinasi

Susul Eropa, Thailand Juga Tunda Vaksinasi AstraZanecaIlustrasi vaksinasi COVID-19. ANTARA FOTO/Jojon

Sementara, dilansir dari CNN, Badan Obat Eropa (EMA) tidak merekomendasikan penangguhan vaksin. EMA menyatakan hingga saat ini tidak ada indikasi vaksinasi adalah penyebab dari pembekuan darah.
 
EMA turut mencatat, kasus penggumpalan darah pada penerima vaksin lebih rendah ketimbang rata-rata kasus penggumpalan darah pada mereka yang tidak menerimanya.
 
"Manfaat vaksin terus melebihi risikonya dan dapat terus diberikan, sementara penyelidikan kasus peristiwa penggumpalan sedang berlangsung," demikian keterangan dari badan tersebut.
 
Sementara, dari pihak AstraZeneca menegaskan vaksin yang mereka produksi aman untuk digunakan dan telah teruji klinis.
 
"Regulator memiliki standar kemanjuran dan keamanan yang jelas dan ketat untuk persetujuan obat baru, dan itu termasuk vaksin COVID-19 AstraZeneca. Keamanan vaksin telah dipelajari secara ekstensif dalam uji klinis Fase III dan data peer-review mengonfirmasi vaksin tersebut, umumnya ditoleransi dengan baik," tulis perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Pembekuan Darah, Sejumlah Negara Eropa Tangguhkan Vaksin AstraZeneca

Topik:

  • Rochmanudin
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya