Taliban Akan Deklarasikan Negara Islam, Ini Kata Para Pemimpin Dunia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Para pemimpin dunia angkat suara menanggapi agresivitas Taliban setelah berhasil menaklukkan ibu kota Kabul. Taliban memasuki Kabul jauh lebih cepat dari perkiraan banyak pihak, bahkan intelijen Amerika Serikat.
Masuknya Taliban ke Kabul setelah menaklukkan seluruh ibu kota provinsi di Afghanistan, kemudian memaksa Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Afghanistan untuk mengungsi ke Tajikistan pada Minggu (15/8/2021).
Lantas, apa kata para pemimpin dunia?
1. Amerika Serikat
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden:
“Satu tahun atau lima tahun lagi, kehadiran militer AS tidak akan membuat perbedaan jika militer Afghanistan tidak dapat atau tidak ingin mempertahankan negaranya sendiri. Kehadiran AS tanpa akhir di tengah negara dengan konflik sipil adalah hal yang tidak dapat saya terima.”
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengatakan:
“Setiap upaya Taliban untuk mengganggu operasi (evakuasi) kami, untuk menyerang pasukan kami, untuk menyerang personel kami, akan ditanggapi dengan balasan yang sangat kuat dan tegas.”
2. Inggris
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson:
“Kami tidak ingin siapapun mengakui Taliban secara bilateral. Kami ingin semuanya bersatu dalam pemikiran yang sama, untuk mencegah Afghanistan kembali menjadi tempat berkembang biak terorisme.”
“Sangat penting Barat secara kolektif harus bekerja sama untuk mendapatkan pemerintahan baru, untuk memastikan bahwa sebelum waktunya pengakuan bilateral, semua pihak telah memiliki pandangan yang sama tentang bagaimana menyikapi pemerintahan baru.”
Baca Juga: Inggris: Jangan Sampai Afghanistan Menjadi Sarang Terorisme!
3. Kanada
Editor’s picks
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau:
“Komitmen kami kepada rakyat Afghanistan tetap sama, termasuk perempuan dan anak-anak dan komunitas LGBTQ,” kata Trudeau, seraya menambahkan bahwa pemerintahnya berkomitmen untuk menerima kembali hingga 20 ribu warga Afghanistan melalui program imigrasi khusus.
4. Paus Fransiskus
Paus Fransiskus mengatakan bahwa dialog adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik di Afghanistan.
“Saya termasuk yang sangat khawatir tentang situasi di Afghanistan. Saya meminta Anda untuk berdoa bersama saya kepada Tuhan, sehingga keributan segera berakhir dan solusi dapat ditemukan di meja dialog. Hanya dengan cara ini penduduk dapat hidup dalam damai dan dipenuhi rasa hormat.”
Baca Juga: Kuasai Kabul, Taliban Akan Deklarasikan Negara Islam Afghanistan
5. Rusia
Pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia Zamir Kabulov mengatakan, pihaknya tengah bekerja sama dengan negara lain untuk mengadakan pertemuan darurat di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
"Kami sedang mengerjakan ini," kata Kabulov, seraya menyampaikan bahwa mereka tidak berencana untuk mengevakuasi staf kedutaannya di Kabul, kendati mereka belum mengakui kedaulatan Taliban.
6. Austria
Menteri Luar Negeri Austria Alexander Schallenberg:
“Konflik dan ketidakstabilan di kawasan itu cepat atau lambat akan meluas ke Eropa dan dengan demikian ke Austria.”
Baca Juga: Fakta-Fakta Taliban: Sejarah 'Pelajar' Mengangkat Senjata