Taliban: Anggota Kami yang Tewas Berjihad Akan Diberi Uang dan Tanah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Taliban memuji anggotanya yang tewas karena bom bunuh diri selama perang melawan pemerintah dan sekutu Baratnya. Taliban bahkan menawarkan uang tunai dan tanah kepada keluarga korban sebagai kompensasi atas nyawa yang telah mereka korbankan.
Rencana itu merupakan salah satu program Kementerian Dalam Negeri Afghanistan yang dikepalai oleh Sirajuddin Haqqani, pejabat yang kepalanya dihargai 10 juta dolar AS (sekitar Rp140 miliar) atas keterlibatannya dalam terorisme global, demikian dilansir Reuters.
Baca Juga: IMF: Ekonomi Afghanistan Bisa Minus 30 Persen setelah Dikuasai Taliban
1. Ini besaran kompensasi yang diberikan
Pada Selasa (19/10/2021), Haqqani bertemu dengan keluarga korban pada acara yang dihelat di Hotel Intercontinental, Kabul. Foto resmi pertemuan mengaburkan wajah Haqqani, yang saat ini masih masuk dalam daftar hitam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintahan Amerika Serikat (AS).
"Dalam pidatonya, menteri memuji jihadis dan pengorbanan para syuhada serta Mujahidin, dan menyebut mereka sebagai pahlawan Islam dan negara," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan di Twitter.
Berdasarkan penuturan juru bicara Kementerian Dalam negeri, Qari Sayeed Khosti, keluarga koban diberikan pakaian, uang senilai 10 ribu afghani (sekitar Rp1,7 juta), dan menjanjikan sebidang tanah.
Baca Juga: Taliban ke AS: Jangan Ikut Campur Pemerintahan Afghanistan
2. AS tidak akan cabut sanksi kepada Taliban
Editor’s picks
Terlepas dari janji pemerintah, Afghanistan sedang mengalami kesulitan finansial sebab Taliban tidak diizinkan mengakses dana cadangan bank sentral yang sebagian besar disimpan di Amerika Serikat.
Sebelumnya, Taliban telah meminta Washington untuk mencabut blokir terhadap dana cadangan bank sentral Afghanistan senilai lebih dari 9 miliar dolar AS (sekitar Rp126,9 triliun).
"Kami percaya bahwa penting bagi kami untuk mempertahankan sanksi terhadap Taliban, tetapi menemukan cara untuk member bantuan kemanusiaan juga penting. Itulah tepatnya yang sedang kami lakukan,” kata Wakil Menteri Keuangan AS, Wally Adeyemo, dikutip dari ANTARA.
Baca Juga: Delegasi AS Akan Bertemu Taliban, Ini yang Akan Dibahas
3. Bantuan kemanusiaan tetap didistribusikan
AS dan negara-negara Barat lainnya sedang bergulat dengan pilihan sulit, karena krisis kemanusiaan yang parah terjadi secara luas di Afghanistan. Situasinya diprediksi memburuk menjelang musim dingin. Mereka mencoba mencari cara untuk terlibat dengan Taliban tanpa memberi kelompok itu legitimasi atau pengakuan.
Adeyemo mengatakan Departemen Keuangan AS berupaya agar bantuan yang dikirimkan ke Afghanistan dapat dimanfaatkan untuk rakyat sepenuhnya, tanpa campur tangan Taliban.
Pendekatan yang sama juga dilakukan oleh Uni Eropa, yang ingin bantuan kemanusiaannya didistribusikan melalui organisasi internasional, tidak diberikan kepada Taliban.