Taliban Kuasai Afghanistan, NATO: Bukti Ashraf Ghani Gagal Memimpin

NATO terkejut karena Taliban dengan cepat menguasai Kabul

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengaku terkejut dengan kemenangan pemberontak Taliban di Afghanistan, yang ditandai dengan penguasaan Kabul pada Minggu (15/8/2021). Dia menyalahkan para pemimpin Afghanistan atas kejadian itu.

"Pada akhirnya, kepemimpinan politik Afghanistan gagal untuk melawan Taliban dan untuk mencapai solusi damai yang sangat diinginkan warga Afghanistan," kata Stoltenberg pada Selasa (17/8/2021), dikutip dari AFP.

"Kegagalan kepemimpinan Afghanistan ini menyebabkan tragedi yang kita saksikan hari ini,” tambah dia.

Baca Juga: Taliban Kuasai Kabul, PBB Ingatkan Ancaman Kelaparan dan Gizi Buruk

1. Fokus NATO saat ini adalah evakuasi staf diplomatik

Taliban Kuasai Afghanistan, NATO: Bukti Ashraf Ghani Gagal MemimpinPejuang Taliban berjaga-jaga di provinsi Ghazni, Afghanistan, Sabtu (14/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer.

Pada saat yang sama, Stoltenberg menyampaikan, fokus NATO saat ini adalah memastikan keselamatan seluruh personelnya yang masih bertugas di Afghanistan. Staf diplomatik negara-negara Barat telah dievakuasi ke bandara ibu kota, yang berada di bawah perlindungan pasukan AS.

"NATO telah bekerja sepanjang waktu untuk mempertahankan operasi di bandara internasional Kabul. Sekitar 800 personel sipil NATO tetap (berada di Afghanistan) untuk membantu dalam keadaan yang menantang, termasuk kontrol lalu lintas udara, bahan bakar, dan komunikasi,” papar dia kepada awak media.  

"Izinkan saya juga berterima kasih kepada pasukan militer sekutu NATO, khususnya Turki, Amerika Serikat, dan Inggris, atas peran penting dalam mengamankan bandara,” sambungnya.

Baca Juga: Jangan Sembrono, Ini 3 Sikap Ideal RI Merespons Taliban di Afghanistan

2. NATO minta Taliban untuk menjamin keselamatan proses evakuasi

Taliban Kuasai Afghanistan, NATO: Bukti Ashraf Ghani Gagal MemimpinWarga memenuhi ruangan dalam pesawat transportasi US Air Force C-17 Globemaster III, yang membawa 640 warga Afganistan menuju Qatar dari Kabul, Afganistan, Minggu (15/8/2021). Foto diambil tanggal 15 Agustus 2021. ANTARA FOTO/Courtesy of Defense One/Handout via REUTERS/rwa/cfo

Stoltenberg mengatakan bahwa pewakilan sipil NATO Stefano Pontecorvo akan tetap berada di bandara, untuk mengoordinasikan dan memfasilitasi evakuasi staf dan karyawan Afghanistan yang bekerja untuk NATO.

"Taliban harus menghormati dan memfasilitasi keberangkatan yang aman bagi semua orang yang ingin meninggalkan bandara dan jalan perbatasan harus dibuka. Semua pria, wanita, dan anak-anak Afghanistan layak untuk hidup dengan aman dan bermartabat,” kata Stoltenberg.

3. Korupsi menjadi salah satu permasalahan inti di Afghanistan

Taliban Kuasai Afghanistan, NATO: Bukti Ashraf Ghani Gagal MemimpinWarga tiba dari Afghanistan di pos perlintasan Friendship Gate di kota perbatasan Pakistan-Afghanistan, Chaman, Pakistan, Minggu (15/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Saeed Ali Achakzai/WSJ/

Dilansir dari The Straits Times, sejumlah pejabat Amerika Serikat (AS) menyoroti reaksi pasukan keamanan yang menyerah atau melarikan diri ketika berhadapan dengan Taliban. Dengan demikian, tidak heran Kabul berhasil dikuasai Taliban setelah serangkaian serangan cepat, padahal Washington memprediksi kejatuhan ibu kota dalam 90 hari.

Perwira AS, berbicara dengan syarat anonim, khawatir dengan korupsi yang menjadi akar permasalahan di Afghanistan. Perbuatan seperti itu bisa merusak semangat tentara di garis depan, karena mereka dibayar dengan upah rendah, pasokan makanan yang tidak menentu, dan manajemen penugasan yang buruk.

Hal itu patut disayangkan sebab AS telah mengucurkan dana lebih dari 89 miliar dollar AS (sekitar Rp1.279 trilun) untuk melatih tentara Afghanistan.

"Maukah Anda memberikan hidup Anda untuk para pemimpin yang tidak membayar Anda tepat waktu dan lebih tertarik pada masa depan mereka sendiri?" kata pejabat itu.

Baca Juga: Dikritik, Biden: Keluarnya AS dari Afghanistan Sudah Tepat

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya