Tidak Diundang KTT ASEAN, Junta: Kami Sudah Usaha Wujudkan Perdamaian!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing, membantah tuduhan ASEAN yang mengatakan bahwa pemerintahannya mengabaikan konsensus lima poin. Konsensus tersebut merupakan road map hasil kesepakatan para pemimpin Asia Tenggara, untuk memulihkan stabilitas dan perdamaian di Myanmar sejak kudeta terjadi pada 1 Februari 2021.
Dilansir Reuters, Min Aung justru menyalahkan kelompok pemberontak yang menyebabkan perdamaian tak kunjung hadir di Myanmar. Dia meminta ASEAN untuk memperhatikan hal itu.
Dia juga menuturkan, beberapa hal yang dituntut oleh Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar tidak dapat dinegosiasikan. Salah satunya adalah permintaan untuk bertemu dengan Aung San Suu Kyi.
Baca Juga: Kubu Aung San Suu Kyi: Junta Mengkhianati Rakyat Myanmar dan ASEAN
1. Junta sebut NUG penyebab kerusuhan
Dari lima konsensus yang dihasilkan pada April lalu, baru satu yang terpenuhi, yaitu memastikan bantuan kemanusiaan masuk ke Myanmar.
Min Aung tidak secara spesifik menyinggung soal keputusan ASEAN untuk tidak mengundangnya dalam KTT Asia Tenggara 26-28 Oktober 2021. Namun, dia memperingatkan supaya National Unity Government (NUG), pemerintahan bayangan yang dibentuk oleh politisi Liga Nasional Demokrasi (NLD), tidak menyabotase proses perdamaian yang dipimpin ASEAN.
“Lebih banyak kekerasan terjadi karena provokasi kelompok teroris,” ujar Min Aung, merujuk pada NUG yang dilabeli sebagai teroris.
“Tidak ada yang peduli dengan kekerasan mereka, dan hanya menuntut kita menyelesaikan masalah ini. ASEAN harus bekerja untuk itu,” tambah dia, mendesak ASEAN untuk menindak tegas NUG.
Baca Juga: Pertemuan Pertama Pemimpin ASEAN, Jokowi Hadiri ASEAN Leaders Meeting
2. NUG apresiasi ASEAN tidak undang Min Aung pada KTT
Pernyataan Min Aung tidak lepas dari keputusan NUG yang baru-baru membentuk milisi bernama Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF). Beberapa bulan lalu, NUG juga mendeklarasikan siap memulai perang defensif melawan junta.
Secara terpisah, dari keterangan tertulis yang disebar melalui akun Twitter-nya, NUG mengapresiasi keputusan ASEAN untuk tidak mengundang Min Aung pada KTT Asia Tenggara. Kendati begitu, ASEAN mengizinkan perwakilan nonpolitik Myanmar untuk menghadirinya.
Pada saat yang sama, NUG berharap ASEAN bisa memastikan bahwa delegasi Myanmar yang hadir dapat mewakili suara rakyat.
Baca Juga: ASEAN Tunjuk Menlu Erywan Yusof sebagai Utusan Khusus untuk Myanmar
3. NUG sebut junta khianati rakyat dan ASEAN
Beberapa menit setelah Min Aung berpidato, pemerintah mengumumkan telah menangkap lebih dari 5.600 orang yang terlibat dalam kerusuhan dan berjanji akan diberikan amnesti.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan lebih dari 1.100 orang meninggal dunia akibat bentrokan yang terjadi di Myanmar. Menanggapi lemahnya komitmen junta terhadap konsensus lima poin, NUG menyebut Min Aung telah mengkhianati rakyat dan ASEAN.
“Junta terlibat dalam ASEAN tapi mereka mengkonsolidasikan kekuatannya di dalam negeri dengan kekuatan dan paksaan. Junta bukan hanya mengkhianati rakyat Myanmar, tapi juga mengkhianati ASEAN,” tulis NUG.