Uni Eropa-Jerman Hibahkan Rp174 Miliar untuk Riset COVID di Indonesia

Indonesia juga minta dukungan UE untuk ekonomi hijau

Jakarta, IDN Times - Uni Eropa menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia terkait hibah riset untuk penanganan pandemik COVID-19, Rabu (2/6/2021). Delegasi Uni Eropa diwakili oleh High Representative of the Union for Foreign Affairs and Security Policy (HRVP) Josep Borrel Fontelles.
 
Kedatangan Josep ke Jakarta menjadi kunjungan pertamanya sejak dilantik pada 2010. Selain bertemu dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Josep juga akan bertemu dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Komisi I DPR RI.
 
“Kita baru saksikan penandatanganan MoU antara UE dengan KfW Jerman mengenai hibah tambahan sebesar 10 juta euro (Rp174 miliar) kepada proyek KfW Jerman, yang akan disalurkan untuk memperkuat kapasitas dua university hospital di Sulawesi Selatan dan Jawa Timur, dalam riset terkait penanganan COVID-19 dan pandemik lainnya di masa mendatang,” kata Retno pada konferensi pers yang ditayangkan virtual, Rabu.

Baca Juga: WHO Akhirnya Izinkan Penggunaan Darurat Vaksin Sinovac 

1. Uni Eropa mitra strategis Indonesia

Uni Eropa-Jerman Hibahkan Rp174 Miliar untuk Riset COVID di IndonesiaMenteri Luar Negeri Retno Marsudi bersama High Representative of the Union for Foreign Affairs and Security Policy EU, Y. M. Josep Borrell Fontelles. (dok. Kementerian Luar Negeri)

Pada kesempatan yang sama, alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menyampaikan bahwa Uni Eropa merupakan mitra strategis Indonesia. Dalam aspek sosial-politik, Indonesia-Uni Eropa memiliki banyak kesamaan nilai, seperti menjunjung nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia (HAM), dan multilateralisme.  
 
“Ini adalah pondasi kuat kerja sama Indonesia-Uni Eropa. Pondasi yang kokoh ini juga membantu upaya kita menyelesaikan perbedaan-perbedaan pandangan dalam beberapa isu. Kita berkomitmen meletakkan kemitraan kita untuk tujuan strategis jangka panjang yang saling menguntungkan,” terang Retno.
 
“Pada 2020, Uni Eropa merupakan mitra dagang ketiga terbesar dengan nilai 25,5 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp364 triliun, investor terbesar keenam dengan nilai 1,9 miliar dolar AS (Rp27 triliun) dalam hampir 7.000 proyek,” kata dia menjelaskan kemitraan strategis Uni Eropa dalam aspek ekonomi.

2. Sepakat menangani pandemik bersama

Uni Eropa-Jerman Hibahkan Rp174 Miliar untuk Riset COVID di IndonesiaMenteri Luar Negeri Retno Marsudi bersama High Representative of the Union for Foreign Affairs and Security Policy EU, Y. M. Josep Borrell Fontelles. (dok. Kementerian Luar Negeri)

Sebagai Co-Chair COVAX AMC Engagement Group, Indonesia meminta dukungan Uni Eropa untuk terus mengupayakan pemerataan vaksin. Imbauan itu direspons baik oleh Uni Eropa yang juga menyadari bahwa pandemik akan usai ketika seluruh negara telah divaksinasi.
 
“Kita sepakat pentingnya terus mendukung akses vaksin yang adil dan merata melalui vaksin multilateral/COVAX Facility. Dunia memerlukan komitmen dan kepemimpinan global untuk melipatgandakan produksi vaksin; untuk menggalang dana bagi pengadaan vaksin multilateral; dan berbagi dosis. UE telah menunjukkan kepemimpinannya, dan Indonesia terus menaruh perhatian terhadap leadership UE dalam hal ini,” terang Retno.
 
“Saya juga mendorong kerja sama Indonesia-UE dan ASEAN-UE untuk membangun ketahanan kesehatan di kawasan, antara lain melalui penguatan sistem kesehatan; penguatan kapasitas kesehatan, dan penguatan mekanisme kesiapsiagaan dalam menghadapi pandemi di masa mendatang,” sambungnya.

3. Indonesia minta Uni Eropa memperlakukan kepala sawit secara adil

Uni Eropa-Jerman Hibahkan Rp174 Miliar untuk Riset COVID di IndonesiaMenteri Luar Negeri Retno Marsudi bersama High Representative of the Union for Foreign Affairs and Security Policy EU, Y. M. Josep Borrell Fontelles. (dok. Kementerian Luar Negeri)

Isu lain yang diperbincangkan adalah kerja sama ekonomi yang menguntungkan dan berkelanjutan, terkhusus permintaan supaya kelapa sawit Indonesia diperlakukan secara adil.
 
“Saya sampaikan keseriusan pemerintah (Indonesia) menghasilkan kelapa sawit secara berkelanjutan dan terus memperkuat ISPO,” kata Retno.
 
Kemudian, kedua pihak juga bertukar pikiran mengenai komitmen Indonesia mengurangi emisi karbon dan prospek pembangunan hijau.  
 
“Ke depan Indonesia mengharapkan dukungan UE untuk pembentukan Innovative Financing For Green Infrastructure di Indonesia, pengembangan biofuel dan electric mobility, pembiayaan proyek-proyek infrastruktur berbasis lingkungan, dan pengembangan pengolahan biji nikel baterai lithium,” tutup Retno. 

Baca Juga: Uni Eropa Optimistis Mencapai Herd Immunity pada Juli 2021

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya