[UPDATE] COVID-19 Telah Menginfeksi Lebih dari 163 Juta Warga Dunia

Sebanyak 18 juta warga dunia masih berjuang melawan COVID-19

Jakarta, IDN Times - Jumlah kasus COVID-19 dunia terus bertambah. Dilansir dari laman Worldmeters, Senin (17/5/2021), akumulasi kasus virus corona secara global mencapai 163.694.333 kasus, dengan 3.392.634 kasus kematian, dan 142.144.554 kasus sembuh.
 
Saat ini masih ada 18.157.145 kasus aktif atau pasien yang masih terinfeksi SARS-CoV-2. Secara rinci, sebanyak 18.054.658 kasus atau sekitar 99,4 persen merupakan pasien gejala ringan hingga sedang, dan 102.487 atau 0,6 persen sisanya merupakan pasien kritis.

1. Lima negara dengan kasus corona terbanyak

[UPDATE] COVID-19 Telah Menginfeksi Lebih dari 163 Juta Warga DuniaIlustrasi Suasana Pandemik COVID-19 di Brazil, Amerika (ANTARA FOTO/REUTERS/Adriano Machado)

Masih dari sumber yang sama, adapun lima besar negara dengan kasus corona terbanyak adalah:
1.     Amerika Serikat: 33.712.810 kasus positif,
2.     India: 24.964.925 kasus positif
3.     Brasil: 15.627.475 kasus positif
4.     Prancis: 5.877.787 kasus positif
5.     Turki: 5.117.374 kasus positif
 
Sementara, lima besar negara dengan kasus kematian terbanyak adalah:
1.     Amerika Serikat: 600.139 kasus kematian
2.     Brasil: 435.751 kasus kematian
3.     India: 274.411 kasus kematian
4.     Meksiko: 220.380 kasus kematian
5.     Inggris: 127.679 kasus kematian
 

Baca Juga: [LINIMASA] Kemajuan Vaksin COVID-19 Terkini di Dunia

2. WHO minta vaksinasi untuk anak-anak ditunda

[UPDATE] COVID-19 Telah Menginfeksi Lebih dari 163 Juta Warga DuniaDirektur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto diambil dari media sosial. twitter.com/DrTedros

Salah satu tantangan untuk mengakhiri pandemik COVID-19 adalah keterbatasan stok vaksin. Pekan lalu, Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mendesak supaya negara-negara kaya menunda program vaksinasi untuk anak-anak dan kelompok tidak rentan.
 
Sebab, masih banyak tenaga kesehatan, sebagai kelompok rentan, di negara berkembang dan miskin yang belum menerima inokulasi.
 
“Saya mengerti kenapa beberapa negara ingin memvaksinasi anak-anak dan remaja mereka, tetapi sekarang saya mendorong mereka untuk mempertimbangkan kembali dan sebagai gantinya menyumbangkan vaksin untuk COVAX,” kataTedros ketika konferensi pers mingguan WHO pada Jumat (14/5/2021).
 
"Di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah, pasokan vaksin COVID-19 bahkan belum cukup untuk mengimunisasi petugas layanan kesehatan, dan rumah sakit dibanjiri oleh orang-orang yang sangat membutuhkan perawatan untuk menyelamatkan nyawa," sambung mantan Menteri Kesehatan Ethiopia itu.
 

3. Indonesia menempati peringkat 18 sebagai negara dengan kasus terbanyak

[UPDATE] COVID-19 Telah Menginfeksi Lebih dari 163 Juta Warga DuniaWarga mendengarkan arahan dari pihak kepolisian tentang protokol kesehatan di Manado, Sulawesi Utara, Senin (14/9/2020). Pihak Kepolisian, Satpol PP dan TNI gencar melaksanakan patroli yustisi untuk menyadarkan pentingnya kedisiplinan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebarab COVID-19. ANTARA FOTO/Adwit B Pramono

Indonesia saat ini menempati peringkat 18 sebagai negara dengan kasus corona terbanyak, yaitu 1.739.750 kasus positif. Jika indikatornya adalah angka kematian, maka Indonesia menempati urutan ke-17 sebagai negara dengan angka kematian terbanyak, yaitu 48.093 kasus kematian.
 
Rata-rata kematian global adalah 2,07 persen. Semetara, tingkat mortalitas corona di Indonesia adalah 2,7 persen. Artinya, rata-rata orang yang meninggal di Indonesia akibat corona 0,7 persen lebih tinggi daripada rata-rata orang yang meninggal di dunia.
 
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, jumlah masyarakat yang sudah divaksinasi dosis pertama mencapai 34,07 persen atau sekitar 13.745.160 orang. Sedangkan jumlah masyarakat yang sudah divaksinasi dua dosis mencapai 22,25 persen atau sekitar 8.957.937 orang. Sasaran target vaksinasi periode awal adalah 40.349.049 bagi tenaga kesehatan, lanjut usia, dan petugas publik.  
 

Baca Juga: [LINIMASA-6] Perkembangan Terkini Pandemik COVID-19 di Indonesia

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya