WHO Desak Tiongkok Transparan soal Data Asal Usul COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - World Health Organization (WHO) mendesak Tiongkok untuk lebih transparan dalam mengungkap asal usul COVID-19. Menurut WHO, kerja para peneliti terhambat karena Beijing tidak memberikan data mentah pada hari-hari pertama virus corona ditemukan.
"Kami meminta China untuk transparan, terbuka, dan bekerja sama. Kami berutang kepada jutaan orang yang menderita dan jutaan orang yang meninggal untuk mengetahui apa yang terjadi,” kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Kamis (15/7/2021), dikutip dari The Straits Times.
1. WHO akan mulai membahas soal studi fase kedua
Kemudian, berdasarkan penuturan Kepala Kedaruratan WHO Mike Ryan, Tedros akan memberi pengarahan kepada 194 negara anggota WHO untuk studi penelusuran virus corona tahap kedua pada Jumat (16/7/2021).
"Kami berharap dapat bekerja sama dengan rekan-rekan China kami dalam proses itu dan direktur jenderal akan menguraikan langkah-langkah untuk negara-negara anggota pada pertemuan Jumat," ujar Ryan.
Baca Juga: Dianggap Tidak Ampuh, Malaysia Setop Suntikkan Sinovac ke Warganya
2. Jerman mendesak Tiongkok untuk transparan
Editor’s picks
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn, yang melakukan pembicaraan dengan Tedros pada Kamis, mendesak Tiongkok agar penyelidikan tentang sumber pandemik COVID-19 tetap berlanjut. Spahn mengatakan bahwa masih banyak informasi yang diperlukan dari Tiongkok.
Kunjungan Spahn ke markas WHO di Jenewa sekaligus mengantarkan sumbangan senilai 260 juta euro (Rp4,4 triliun) untuk program ACT-Accelerator, yang bertujuan memastikan seluruh dunia termasuk negara miskin menerima vaksin COVID-19 dan alat tes.
3. Hipotesis terkuat adalah virus corona bersumber dari kelelawar
Sebagai informasi, WHO pada Januari telah mengirim tim gabungan ke Wuhan selama empat minggu untuk mengungkap genealogi virus corona. Hal itu baru dilakukan selang satu tahun COVID-19 ditetapkan sebagai pandemik.
Hasil penelitian di Wuhan belum mampu menjawab asal-usul virus. Namun, para peneliti memiliki hipotesis kuat bahwa virus bersumber dari kelelawar dan disebarkan kepada manusia melalui hewan lain. Mereka belum mengetahui hewan apa yang menjadi perantara.
Adapun hipotesis lain adalah virus corona bersumber dari daging beku yang diimpor dari luar negeri. Mereka juga membantah soal teori kebocoran laboratorium, memastikan bahwa Intitut Virologi Wuhan memiliki keamanan yang sangat tinggi sehingga tidak mungkin ada virus yang lolos.
Para peneliti sempat merekomendasikan untuk memulai studi lanjutan di tempat yang berbeda, termasuk Eropa yang sempat menjadi episentrum virus dan peternakan di sekitar Wuhan, yang menjadi alur migrasi kelelawar.
Baca Juga: WHO Marah, Banyak Negara Kaya Pakai Vaksin COVID-19 untuk Booster