Ada Sentuhan Desainer Indonesia di Hotel KTT Donald Trump-Kim Jong un

Indonesia wajib bangga dong

Singapura, IDN Times - Capella Hotel mendadak menjadi pembicaraan setelah sekretaris Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders berkicau melalui akun Twitter miliknya, bahwa hotel yang terletak di Sentosa Island ini akan menjadi lokasi KTT antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.

Situs Blink mencatat bahwa meskipun hotel ini merupakan hasil karya arsitek Inggris, Sir Norman Foster. Namun untuk desain interiornya seorang perancang Indonesialah yang paling berperan, yaitu Jaya Ibrahim. 

Hal serupa ditegaskan oleh situs CNN yang mencatat walaupun dari depan bangunan hotel ini tampak seperti bangunan kolonial, namun interior hotel ini tidak terlepas dari tangan dingin Jaya Ibrahim.

Berikut beberapa fakta unik desainer Jaya Ibrahim.

1. Jaya Ibrahim terlahir dari ayah orang Sumatra dan ibu orang Jogjakarta

Ada Sentuhan Desainer Indonesia di Hotel KTT Donald Trump-Kim Jong unBest Interior Designer

Dilansir dari Best Interior Designer, Jaya Ibrahim lahir di Jogjakarta dari ayah seorang diplomat asal Sumatra dengan ibu seorang putri Jogjakarta.

Dia menghabiskan masa kecilnya berkeliling mengikuti orangtuanya. Ia pernah juga tinggal bersama nenek dari ibunya, di mana dia mendapatkan pengaruh dari budaya Jawa.

Dia tinggal serta belajar di Singapura dan London. Berbekal gelar sarjana ekonomi dan sosiologi dari York University, Inggris, Jaya Ibrahim sempat menjalani profesi sebagai akuntan dalam masa yang sangat singkat di London sebelum memutuskan mengejar minatnya yaitu desain, demikian dilansir dari Star2.

2. Kembali ke Indonesia langsung berhasil desain hotel di Bali

Ada Sentuhan Desainer Indonesia di Hotel KTT Donald Trump-Kim Jong unStar2

Awal tahun 1990-an seiring pesatnya perkembangan bisnis perhotelan di Bali, Jaya Ibrahim kembali ke Indonesia. Dia mendirikan sebuah studio interior desain yang langsung melejit sejak awal.

Proyek pertamanya adalah The Legian Bali yang membuat namanya berkibar di dunia desain interior.

Tahun 2005, Jaya Ibrahim mendirikan Jaya International Design dengan pebisnis Bruce Goldstein. Bersama partner barunya inilah keahlian Jaya Ibrahim membuatnya mendapatkan berbagai klien dari berbagai negara mulai dari Singapura, Tiongkok, Eropa dan Amerika Serikat.

Jaya Ibrahim selalu terlibat dalam setiap proyek kliennya, dengan melibatkan keinginan dari pelanggannya guna melakukan desain sampai hal yang paling detil.

3. Berfokus kepada keindahan daripada ekspresi definitif suatu masa atau gaya

Ada Sentuhan Desainer Indonesia di Hotel KTT Donald Trump-Kim Jong unBlink

Jaya International Design memiliki kantor di Singapura, Jakarta, New York dan Shanghai yang memberikan sentuhan ke berbagai proyek seperti Aman di Summer Palace, Beijing; The Capella; Park Hyatt, Changbaishan; the Setai di Miami dan Shiatzy Chen boutiques di Paris berbagai penjuru Asia termasuk Capella Hotel Singapura.

Meskipun mendapatkan banyak proyek yang mendatangkan penghargaan, Jaya Ibrahim selalu berpegang teguh kepada satu prinsip yang diyakininya. Yaitu menemukan keindahan dalam setiap proyek daripada ekspresi definitif dari suatu masa atau gaya, dengan menitikberatkan dan mendapatkan inspirasi dari konteks budaya dan ekologi dari setiap proyek.

Jaya Ibrahim meninggal dunia bulan Mei 2015 dalam usia 67 tahun, di mana upacara pemakamannya diselenggarakan di Hotel Capella yang mendapatkan sentuhan dari dirinya.

y d margalay Photo Verified Writer y d margalay

Happiness is a conscious choice, not an automatic response

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya