Majikan Pembunuh Pembantu Filipina di Kuwait Dijatuhi Hukuman Gantung

Sempat picu krisis diplomatik Filipina dan Kuwait

Pengadilan Kuwait menjatuhkan hukuman mati in absentia bagi majikan seorang pembantu Filipina yang ditemukan termutilasi dalam sebuah freezer awal tahun ini.

Setelah dilaporkan menghilang selama satu tahun, akhirnya jenazah sang pembantu bernama Joanna Demafelis ditemukan dalam sebuah freezer di Kuwait.

1. Sang majikan akhirnya ditangkap di Damaskus awal Februari lalu

Majikan Pembunuh Pembantu Filipina di Kuwait Dijatuhi Hukuman Gantungtwitter/@NTANewsNow

Penemuan ini memicu krisis diplomatik antara Kuwait dengan Filipina, di mana Presiden Rodrigo Duterte memutuskan untuk menghentikan sementara pengiriman pekerja migran ke negara teluk tersebut.

Sang majikan berkewarganegaraan Lebanon, Nader Essam Assaf akhirnya ditangkap di ibu kota Syria, Damaskus, tidak lama setelah itu menyusul perburuan yang dilakukan oleh interpol, demikian dilansir dari Al Jazeera.

Dia pun diserahkan ke pihak berwenang Lebanon, sementara sang istri yang berkebangsaan Syria tetap ditahan di Damaskus.

2. Presiden Filipina, Rodrigo Duterte sambut baik penangkapan sang majikan

Majikan Pembunuh Pembantu Filipina di Kuwait Dijatuhi Hukuman Gantungpixabay.com

Penangkapan tersebut disambut baik oleh Pemerintah Filipina. Menteri luar negeri, Alan Peter Cayetano saat itu menyatakan bahwa langkah tersebut merupakan langkah awal untuk usaha negaranya mewujudkan keadilan bagi warganya tersebut.

Dalam sidang yang dilakukan hari Minggu kemarin (1/4/2018), pasangan ini akhirnya dijatuhkan hukuman mati in absentia dengan cara digantung.

Vonis ini masih belum bisa dilaksanakan karena terdakwa masih bisa mengajukan upaya banding saat mereka kembali ke negara tersebut, demikian dilansir dari South China Morning Post.

3. Diperkirakan terdapat 252 ribu pekerja migran Filipina di Kuwait

Majikan Pembunuh Pembantu Filipina di Kuwait Dijatuhi Hukuman Gantungtwitter/@cnnphilippines

Media ini mencatat diperkirakan terdapat 252 ribu pekerja migran dari Filipina yang bekerja di Kuwait, dan menjadi tulang punggung bagi keluarga di kampung halaman mereka.

Kelompok pendukung hak asasi manusia telah membunyikan tanda bahaya mengenai situasi pekerja migran di berbagai negara teluk dan negara Arab lainnya, yang dipekerjakan menggunakan sistem 'kafala'.

Dengan sistem ini, nasib para pekerja migran sepenuhnya berada di tangan para majikannya yang membuat upaya berhenti bekerja dan berganti pekerjaan menjadi tidak mungkin.

y d margalay Photo Verified Writer y d margalay

Happiness is a conscious choice, not an automatic response

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya