Bom Bunuh Diri di Kampala, Uganda, 3 Tewas

Kelompok ADF diduga menjadi pelaku di balik serangan itu

Jakarta, IDN Times - Dua ledakan mengguncang ibu kota Uganda, Kampala, pada hari Selasa (16/11/2021) pagi waktu setempat, dan menewaskan setidaknya 3 orang warga sipil. Polisi menyebut ledakan tersebut sebagai serangan terkoordinasi yang dilakukan oleh para ekstremis.

Tiga pelaku bom bunuh diri juga tewas dalam ledakan itu. Kekacauan terjadi di Kampala akibat warga yang ketakutan berusaha untuk melarikan diri dari pusat kota.

"Ancaman bom masih aktif, terutama dari penyerang bunuh diri," kata juru bicara polisi, Fred Enanga, dikutip dari AP News.

1. Serangan bom menargetkan keramaian

Bom Bunuh Diri di Kampala, Uganda, 3 TewasIlustrasi Bom (IDN Times/Mardya Shakti)

Melansir Al Jazeera, ledakan pertama terjadi di dekat gedung parlemen dan yang kedua berada tidak jauh dari kantor polisi pusat. Ledakan itu membuat beberapa pekerja kantoran di sekitar lokasi berlumuran darah dan berusaha mencari perlindungan. 3 orang tewas dan 33 orang lainnya dinyatakan luka-luka dalam aksi tersebut.

“Jalan menuju parlemen ditutup, ada orang yang menangis, semua orang hanya berusaha menjauh dari daerah ini,” kata Kyle Spencer, direktur eksekutif Internet Exchange Point Uganda.

"Semua orang mengevakuasi gedung perkantoran dan gedung-gedung terkunci dan tidak membiarkan siapa pun masuk," lanjut dia.

Seorang reporter saluran berita Uganda, NTV Uganda, mengatakan dia melihat potongan tubuh berserakan di jalan. Stasiun itu juga mengatakan di Twitter bahwa Salim Uhuru, Walikota Kampala Central, telah mengonfirmasi seorang kenalannya telah tewas dalam salah satu ledakan.

2. Belum ada klaim pertanggung jawaban

Bom Bunuh Diri di Kampala, Uganda, 3 TewasIlustrasi ISIS, Teroris (IDN Times/Arief Rahmat)

Baca Juga: Kelompok Bersenjata Rebut 2 Desa di Kongo Dekat Uganda

Menurut laporan Reuters, sejauh ini belum ada klaim tanggung jawab atas aksi tersebut. Namun Polisi yakin kelompok domestik yang bekerja sama dengan Pasukan Demokrat Sekutu (ADF), afiliasi dari kelompok ISIL di Afrika tengah, berada di balik serangan tersebut.

"Intelijen kami juga menunjukkan bahwa ini adalah kelompok teror domestik yang terkait dengan ADF," kata Enanga.

Bulan lalu, kelompok Pasukan Demokratik Sekutu (ADF) mengklaim serangan pertamanya di Uganda. Satu orang tewas dan tujuh lainnya terluka atas serangan pada sebuah restoran di Kampala pada 23 Oktober lalu.

3. Pertentangan ADF dengan presiden Uganda

Bom Bunuh Diri di Kampala, Uganda, 3 TewasIlustrasi teroris (IDN Times/Mardya Shakti)

Pasukan Demokrat Sekutu sejak lama telah menentang presiden Uganda, Yoweri Museveni, karena upayanya dalam mengerahkan pasukan penjaga perdamaian di Somalia untuk melindungi pemerintah fedral dari kelompok ekstremis Al Shabab.

Sebagai pembalasan atas pengerahan pasukan Uganda ke Somalia, kelompok itu melakukan serangan pada 2010 yang menewaskan sedikitnya 70 orang yang berkumpul di tempat-tempat umum di Kampala untuk menonton pertandingan sepak bola Piala Dunia.

Kelompok ini didirikan pada tahun 1990 oleh beberapa orang yang mengaku bahwa mereka telah dikesampingkan oleh kebijakan Museveni. Sebagai informasi, presiden Museveni telah berkuasa selama 35 tahun.

Pada saat itu, kelompok pemberontak melancarkan serangan teroris mematikan di desa-desa Uganda serta di ibukota, termasuk serangan tahun 1998 di mana 80 siswa dibantai di sebuah kota perbatasan dekat perbatasan Kongo.

Baca Juga: Uganda: Ledakan Restoran, 1 Tewas dan 3 Terluka

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya