Gedung Putih Tak Akan Normalisasi Hubungan dengan Suriah

Beberapa negara Timur Tengah telah normalisasi dengan Suriah

Jakarta, IDN Times – Amerika Serikat (AS) kembali menekankan tindakannya bahwa mereka tidak akan memulihkan hubungan dengan rezim Suriah di bawah Bashar Assad. Keterangan itu diungkap oleh koordinator Gedung Putih di Timur Tengah, Brett McGurk, pada Kamis (27/1/2022).

Dalam percakapan virtual dengan Carnegie Endowment for International Peace, McGurk menanggapi langkah baru-baru ini yang dilakukan negara Timur Tengah. Mereka berusaha berdamai dengan rezim Assad setelah satu dekade perang dan isolasi.

"Kami tidak mendukung normalisasi dengan rezim Assad. Kami tidak akan pernah melakukannya. Kami sudah sangat jelas dengan itu," kata McGurk, dikutip dari Middle East Eye.

1. Anggota parlemen AS sebelumnya telah meminta Biden untuk cegah normalisasi 

Anggota parlemen AS sebelumnya telah meminta Presiden Joe Biden untuk mencegah pemerintah Suriah Bashar Al-Assad menormalisasi hubungannya dengan dunia internasional, terutama negara-negara Arab.

Mereka menyatakan keprihatinan karena sejumlah sekutu Washington di Timur Tengah terus menormalkan hubungan dengan Assad tanpa ada penolakan dari AS. Anggota kongres meminta Biden untuk memberikan konsekuensi bagi negara yang ingin menormalkan hubungan dengan pemerintah Assad.

Namun, pada pembicaraan pada Kamis, McGurk tidak merinci apakah AS berupaya mengekang sekutunya di Timur Tengah dalam memulihkan hubungan dengan Suriah. Menurutnya, mereka telah mengakui realitas konflik seperti yang ada sekarang dan berusaha untuk melindungi dan mengejar kepentingan mereka.

Penasihat Gedung Putih tersebut juga mencatat bahwa harus ada perbedaan yang dibuat antara perjanjian keamanan dengan tetangga Suriah dan diskusi tentang normalisasi.

"Jika Yordania, tetangganya, ingin berdiskusi tentang keamanan perbatasan dengan Suriah, jelas kami tidak akan menolak. Itu sangat berbeda dari normalisasi dengan rezim Assad. Dan saya pikir kita harus menarik perbedaan itu ketika kita melakukan percakapan ini," kata McGurk.

2. HAM jadi alasan utama keengganan AS  

Gedung Putih Tak Akan Normalisasi Hubungan dengan SuriahIlustrasi Penembakan (IDN Times/Arief Rahmat)

Alasan utama AS enggan menormalisasi hubungan dengan rezim Assad adalah karena tindakannya di masa lampau. Assad dikenal sebagai pemerintah yang otoriter dan berbahaya bagi rakyat sipil. Memulihkan hubungan sama saja melegitimasi tindakan otoriter tersebut.

Dilansir CFR, semua bermula pada tahun 2011 ketika Arab Spring pertama kali meletus. Saat itu, para demonstran menuntut agar Assad mundur dari pemerintahan menyusul aksi korupsi yang merajalela serta untuk menyerukan kebebasan berpendapat. Namun, rezim tidak menerima hal itu yang berujung pada penangkapan dan penyiksaan demonstran.

Aksi protes itu kemudian membesar menjadi sebuah perang saudara. Tentara Suriah mulai menembaki pengunjuk rasa yang tidak bersenjata dan melakukan penangkapan massal. Atas konflik itu sekitar 500 ribu orang tewas serta jutaan lainnya mengungsi. 

Baca Juga: Milisi Suriah-AS Menculik Pemuda di Barat Hasaka, Suriah

3. Beberapa negara sudah memulihkan hubungannya dengan Suriah

Gedung Putih Tak Akan Normalisasi Hubungan dengan SuriahIlustrasi bendera Suriah berkibar (usip.org)

Selama bertahun-tahun, Suriah telah diisolasi dari komunitas internasional. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah negara Arab telah memulihkan hubungan diplomatik dengannya. Hal itu memungkinkan Suriah untuk aktif kembali dalam forum regional. 

Uni Emirat Arab menjadi negara pertama yang membuka kembali kedutaannya di Damaskus pada Desember 2018, setelah memutuskan hubungan pada 2012. Oman juga telah mengembalikan duta besar ke Suriah pada Oktober lalu.

Salah satu langkah terbesar hingga saat ini adalah pernyataan bahwa Damaskus akan menjadi tuan rumah Konferensi Energi Arab 2024. Konferensi itu akan mempertemukan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak Arab (OAPEC) di ibu kota Suriah.

Baca Juga: Serangan Rudal Israel Kembali Menyasar Pelabuhan Suriah  

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya