Iran Tunjuk Kepala Intelijen Baru untuk Atasi Ancaman Israel

Kepala sebelumnya diduga terlibat dalam operasi di Turki

Jakarta, IDN Times – Iran menunjuk seorang kepala intelijen baru untuk satuan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) pada Kamis (23/6/2022). Kepala intelijen sebelumnya meninggalkan jabatannya tanpa alasan yang jelas.

Kepala intelijen yang baru bernama Mohammad Kazemi, yang menggantikan Hossein Taeb. Penggantian itu diumumkan langsung oleh juru bicara IRGC, Ramezan Sharif.

Kazemi sebelumnya mengepalai Organisasi Perlindungan Intelijen dalam badan kontra intelijen IRGC, sebagaimana dilansir Al Jazeera.

1. Belum ada alasan yang jelas penggantian posisi kepala intelijen 

Iran Tunjuk Kepala Intelijen Baru untuk Atasi Ancaman IsraelIlustrasi bendera Iran (unsplash.com/mostafa meraji)

Taeb, yang berusia 59 tahun, merupakan tokoh senior di kementerian intelijen Iran. Dia beralih ke IRGC pada akhir 2000-an, dan diangkat sebagai kepala organisasi paramiliter Basij pada 2008.

Satu tahun kemudian, unit intelijen IRGC dibentuk dan Taeb mengambil alih posisi yang dipegangnya sampai penggantinya diumumkan.

Tidak ada alasan yang diberikan pada Kamis untuk kepergian Taeb oleh juru bicara IRGC. Dilaporkan, juru bicara hanya mengatakan bahwa Taeb ditunjuk sebagai penasihat panglima pasukan Hossein Salami.

Baca Juga: Hubungan Memburuk, Swedia Larang Warganya Bepergian ke Iran

2. Taeb disebut terlibat dalam penyerangan warga Israel di Turki 

Iran Tunjuk Kepala Intelijen Baru untuk Atasi Ancaman IsraelIlustrasi Penembakan (IDN Times/Arief Rahmat)

Berita itu muncul dua hari setelah beredarnya rumor yang mengatakan bahwa Taeb telah diberhentikan dari posisinya. Tidak ada pejabat Iran yang mengomentari spekulasi tersebut.

Penggantian Taeb juga dilakukan beberapa hari setelah media Israel melaporkan bahwa dia berada di balik dugaan rencana Iran untuk membunuh atau menculik turis Israel di Turki.

Media Turki melaporkan bahwa pihak Ankara menangkap lima warga Iran yang diduga merencanakan serangan terhadap warga Israel menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri Yair Lapid.

Israel telah menaikkan peringatan perjalanan Istanbul ke tingkat siaga tertinggi di awal bulan ini. Diperingatkan bahwa warga Israel yang berada di Turki bisa saja menjadi sasaran kekerasan oleh agen-agen Iran.

3. Ketegangan Iran dan Barat sejak 2018 

Iran Tunjuk Kepala Intelijen Baru untuk Atasi Ancaman IsraelIlustrasi bendera Iran (unsplash.com/mostafa meraji)

Pada Juli 2021, menurut seorang sumber anonim yang dikutip Reuters, Taeb memimpin delegasi IRGC ke Baghdad dan menyarankan milisi Syiah agar meningkatkan serangan terhadap Amerika Serikat (AS) tanpa melangkah lebih jauh.

Ketegangan antara Iran dan AS, yang bersekutu dengan Israel, di kawasan telah meningkat secara signifikan sejak Washington secara sepihak meninggalkan kesepakatan nuklir Iran 2015 pada 2018 lalu. Sejak saat itu, AS menjatuhkan sanksi yang keras terhadap Iran hingga saat ini.

Kebuntuan Iran dengan Israel, yang sangat menentang kesepakatan nuklir, juga semakin memburuk karena pembicaraan nuklir terhenti selama beberapa bulan terakhir. Beberapa personel IRGC telah tewas dalam beberapa bulan terakhir, tetapi Iran tidak menyalahkan Israel.

Hanya saja, Iran menuduh Israel dan berjanji membalas dendam atas pembunuhan Kolonel Pasukan Quds IRGC, Hassan Sayyad Khodaei, yang dibunuh dalam penembakan di Teheran pada akhir Mei.

Baca Juga: Menlu Israel: Kunjungan Biden Sangat Signifikan untuk Melawan Iran

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya