Jenderal Israel Serukan Pembunuhan Pimpinan IRGC demi Kalahkan Iran

Israel akui Iran punya kemampuan mematikan dan berbahaya

Jakarta, IDN Times – Salah satu calon Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Mayjen Eyal Zamir, telah menyerukan pembunuhan terhadap para pemimpin pasukan khusus Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC). Seruan itu ditulis dalam sebuah makalah kebijakan baru untuk The Washington Institute.

Zamir mencalonkan diri untuk menggantikan Kepala Staf IDF saat ini yakni Letjen Aviv Kohavi bersama dengan Wakil Kepala Staf Mayjen Herzi Halevi dan mantan Komandan Angkatan Darat Mayjen Yoel Strick. Tahun lalu, dia di The Washington Insitute sebagai rekan militer yang berkunjung.

“IRGC bertanggung jawab atas sebagian besar aktivitas rahasia, subversi pemerintah lain, aksi teroris, dan pembunuhan politik di Timur Tengah dan di seluruh dunia, serta menjaga kontak dengan mitra regional dan globalnya,” tulis Zamir, dilansir The Jerusalem Post, Selasa (5/7/2022).

Baca Juga: Hubungan Iran-Israel Memburuk, PM Bennett: Rezim Iran Akan Berakhir

1. Upaya membentuk aliansi di Timur Tengah 

Jenderal Israel Serukan Pembunuhan Pimpinan IRGC demi Kalahkan IranPertemuan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, dengan Presiden UEA, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan pada Kamis, 9 Juni 2022. (Twitter/Naftali Bennett)

Dalam makalah yang berjudul “Melawan Strategi Regional Iran: Pendekatan Komprehensif Jangka Panjang,” Zamir mengatakan bahwa IRGC adalah tulang punggung rezim dan sarana utama yang digunakannya untuk mendominasi kawasan.

Jenderal Israel tersebut mengatakan bahwa kampanye untuk menggagalkan rencana regional Iran sedang berlangsung di Timur Tengah, dengan upaya pembentukan aliansi regional yang terdiri dari Amerika Serikat, Israel, Negara-negara Teluk (Arab Saudi, UEA, Bahrain, dan Kuwait), Mesir, dan Yordania serta Qatar, Oman, Sudan dan Moroko.

“Ancaman regional Iran adalah ancaman utama bagi keamanan nasional negara-negara ini dan merupakan perekat, kepentingan bersama, yang menyatukan kubu Sunni-Israel,” katanya.

Untuk mengurangi pengaruh Iran, Zamir meminta negara-negara tersebut untuk menjadi bagian dari aliansi untuk melemahkan IRGC dalam setiap dimensi dan menggunakan segala cara yang memungkinkan untuk menekannya.

Baca Juga: Parlemen Belgia Bahas Rencana Pertukaran Tahanan dengan Iran

2. Pimpinan dan peralatan IRGC harus dihancurkan 

Jenderal Israel Serukan Pembunuhan Pimpinan IRGC demi Kalahkan IranDrone pengintai Iran (twitter.com/Shield X)

Salah satu cara yang diminta Zamir adalah dengan melakukan pembunuhan yang ditargetkan, seperti pada pembunuhan Komandan Pasukan Quds IRGC Qassem Soleimani di Baghdad oleh AS pada 2020.

Cara lain untuk melemahkan IRGC adalah dengan menargetkan kepemimpinan kelompok, komandan dan operasi kunci yang bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan serangan teror, serta mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional untuk individu yang ditunjuk.

Dia juga menekankan bahwa kemampuan serangan jarak jauh IRGC menggunakan drone, roket, rudal, serta pangkalan operasi dan pangkalan utama kendaraan udara tak berawak, harus dihancurkan dengan operasi rahasia.

IRGC disebutnya merupakan salah satu dari delapan cabang militer yang paling ditakuti dan maju di Iran. Tidak hanya itu, pasukan khusus tersebut juga meminkan peranan penting dalam hal politik dan ekonomi dan bertanggung jawab langsung terhadap petinggi Iran yakni Ayatollah Ali Khamenei.

Baca Juga: Iran dan Argentina Ajukan Permohonan Gabung BRICS

3. Kemampuan mematikan IRGC 

Jenderal Israel Serukan Pembunuhan Pimpinan IRGC demi Kalahkan IranRudal Iran (twitter.com/Omer Carmi)

Menurut Zamir, beberapa di antara kemampuan militer yang mematikan dan canggih dari IRGC adalah pada penggunaan rudal balistik presisi, UAV atau drone, pertahanan udara, rudal permukaan-ke-laut, rudal antitank canggih, dan sistem radar.

Iran juga mampu melakukan serangan jauh dari perbatasannya dengan menggunakan proxy dan kemampuan standoff seperti UAV.

Negara tersebut telah melakukan beberapa serangan terhadap sasaran di Timur Tengah dengan persenjataan drone tempurnya, menghancurkan infrastruktur strategis, seperti kilang minyak ARAMCO Arab Saudi dalam serangan 2019 dan serangan drone terhadap kapal tanker Mercer Street yang menewaskan dua warga sipil pada Juli tahun lalu.

“Itu karena Iran rentan dan berusaha menghindari serangan langsung ke tanahnya sendiri. Beroperasi dengan cara ini memberikan penyangkalan dan memberi para pemimpinnya perasaan kekebalan,” tulis Zamir.

“Tapi Perasaan kekebalan ini harus dihancurkan. Untuk mengubah keseimbangan pencegahan, Iran harus membayar mahal atas tindakannya. Boleh dikata, Iran tidak diizinkan untuk memiliki kue dan memakannya juga,” ujarnya.

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya