Kepala Badan HAM PBB: Burkina Faso Alami Krisis Keamanan

Pemberontakan ISIS dan Al Qaeda sedang marak akhir-akhir ini

Jakarta, IDN Times – Ketua Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHRC), Michelle Bachelet, mengatakan bahwa Burkina Faso kini jatuh ke dalam krisis keamanan. Dia merasa khawatir jika krisis terus berlanjut akan menyebabkan bencana kemanusiaan HAM di negara Afrika Barat itu.

Pernyataannya itu disampaikan pada Rabu (2/12/2021) selama kunjungannya ke negara yang semakin melemah akibat perang tersebut. Kondisi di Burkina Faso semakin memperihatinkan dimana beberapa kali sempat terjadi pelanggaran hak asasi manusia oleh pasukan keamanan yang berusaha melawan pemberontak yang berafiliasi dengan ISIS dan Al Qaeda.

1. Kunjungan Bachelat ke Burkina Faso 

Kepala Badan HAM PBB: Burkina Faso Alami Krisis KeamananMichelle Bachelet saat bertemu dengan Presiden Kabore dari Burkina Faso di sela-sela Sidang Biasa ke-33 Uni Afrika di Addis Ababa, Ethiopia pada, 9 Februari 2020. (twitter.com/UN Human Rights EARO)

Selama kunjungannya dalam empat hari, Bachelat mengunjungi wilayah Sahel yang terkena dampak konflik yang parah. Dia bertemu dengan beberapa orang penting termasuk Presiden Roch Marc Christian Kabore, para pemimpin agama, kelompok masyarakat sipil dan para korban pelanggaran hak asasi manusia.

“Burkina Faso berada dalam cengkeraman bukan hanya satu tetapi beberapa krisis besar yang saling bersilangan. Saya menekankan dengan Presiden Kabore, penting bahwa semua pelaku pelanggaran dan pelanggaran hak asasi manusia seperti itu dibawa ke pengadilan, terlepas dari afiliasi mereka,” kata Bachelat, dikutip dari AP News.

2. Pelanggaran HAM meningkat 

Kepala Badan HAM PBB: Burkina Faso Alami Krisis KeamananIlustrasi wanita Afrika (twitter.com/Human Rights Watch)

Kunjungan Bachelat ke Burkina Faso dilakukan saat tuduhan pelanggaran HAM oleh pasukan keamanan dan para pemberontak meningkat. Kelompok masyarakat sipil menuturkan bahwa pada pekan lalu setidaknya 15 orang diduga dibunuh oleh kelompok militer di barat daya.

Sementara itu, Human Right Watch (HRW) sedang menyelidiki tuduhan yang menyebut bahwa sedikitnya 18 wanita diperkosa oleh para pemberontak di kota Dablo, kata Corinne Dufka, direktur HRW di Afrika Barat. Dia mendesak agar kunjungan Bachelat bisa berfokus pada penanganan HAM dan berupaya untuk menghentikan perang di wilayah itu.

“Burkina Faso telah diguncang oleh kekejaman dari para jihadis dan pasukan pro-pemerintah yang telah menewaskan ratusan orang, menghancurkan seluruh desa, dan meninggalkan banyak korban jiwa di belakangnya,” kata Dufka.

Baca Juga: 47 Orang Tewas dalam Serangan Militan di Burkina Faso

3. Konflik di Burkina Faso 

Kepala Badan HAM PBB: Burkina Faso Alami Krisis KeamananIlustrasi Penembakan (IDN Times/Arief Rahmat)

Konflik di Burkina Faso telah dimulai sejak tahun 2015 di mana kelompok yang berafiliasi dengan ISIS dan Al Qaeda kerap kali melakukan serangan-serangan mematikan dan mengancam penduduk sipil. Selama ini kelompok tersebut telah menewaskan ribuan orang dan membuat lebih dari 1,4 juta penduduk harus kehilangan tempat tinggal.

Kekerasan kembali meningkat sejak tiga tahun terakhir dan sangat berdampak di wilayah timur. Sekitar 900 orang telah tewas di wilayah itu sejak 2018 dan hampir dari setiap kasus selalu menewaskan para petugas keamanan, seperti yang dilansir dari Al Jazeera.

Salah satu serangan yang terjadi akhir-akhir ini yaitu serangan pada 14 November lalu, dimana serangan itu menewaskan puluhan orang dan 28 di anataranya merupakan petugas keamanan ang sedang berjaga. Sementara itu, presiden Burkina Faso, Roch Kabore, mulai didesak untuk mundur dari jabatannya karena tidak bisa mengatasi pemberontakan.

Baca Juga: Warga Burkina Faso Gelar Demonstrasi Atas Aksi Pembantaian

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya