Kesaksian Korban Serangan Rudal Rusia di Mall Ukraina: Itu Neraka!

Rusia akui hanya serang depot senjata di dekat mall itu

Jakarta, IDN Times - Pencarian korban atas peristiwa penyerangan sebuah pusat perbelanjaan menggunakan rudal di Kota Kremenchuk, Ukraina, pada Senin (27/6/2022) masih terus berlanjut.

Sebanyak 36 orang masih dinyatakan hilang. Sementara, korban yang ditemukan tewas dilaporkan terus meningkat, yang awalnya berjumlah 13 orang kini menjadi 18 orang.

Moskow, yang disalahkan atas penyerangan tersebut, mengatakan bahwa mall itu tidak digunakan dan kosong usai pemogokan. Namun, klaim itu ditentang oleh penyintas insiden.

Ludmyla Mykhailets, berumur 43 tahun, yang kini terbaring di rumah sakit usai peristiwa itu mengungkapkan kesaksiannya. Menurutnya, ledakan itu terjadi tatkala dia dan suaminya tengah berbelanja di tempat tersebut.

"Saya terhempas dengan kepala lebih dulu dan serpihan menghantam tubuh saya. Seluruh tempat itu runtuh," katanya di rumah sakit umum terdekat, tempat dia dirawat.

"Itu neraka," timpal suaminya, Mykola, yang berumur 45 tahun, di mana darah merembes melalui perban di sekitar kepalanya ketika ditemui Reuters.

Di lain pihak, petugas pemadam kebakaran masih tampak kelelahan duduk di tepi jalan usai semalaman berjuang melawan kobaran api dan mencari korban selamat.

Oleksandr, salah satu petugas di lokasi, membasahi wajahnya dari botol air di bangku. Dia mengatakan timnya telah bekerja sepanjang malam untuk memunguti puing-puing, tetapi hasilnya nihil.

"Kami mengeluarkan lima mayat. Kami tidak menemukan siapa pun yang hidup," katanya.

Para kerabat dari orang yang masih dinyatakan hilang berbaris pada Selasa di sebuah hotel di seberang jalan dari reruntuhan pusat perbelanjaan, di mana petugas penyelamat telah mendirikan sebuah pos.

1. Ukraina tuduh Rusia sengaja sasar warga sipil 

Kesaksian Korban Serangan Rudal Rusia di Mall Ukraina: Itu Neraka!Volodymyr Zelenskyy, presiden Ukraina (twitter.com/ZelenskyyUa)

Komando angkatan udara Ukraina mengatakan, mal itu dihantam oleh dua rudal jarak jauh X-22 yang ditembakkan dari pembom Tu-22M3, yang meluncur dari lapangan terbang Shaykovka di wilayah Kaluga, Rusia.

Ukraina menuduh Rusia sengaja menargetkan warga sipil. Presiden Volodymyr Zelenskyy menyebutnya sebagai, “salah satu tindakan teroris paling berani dalam sejarah Eropa." 

“Kota yang damai, pusat perbelanjaan biasa, perempuan, anak-anak, warga sipil biasa, di dalam,” kata Zelenskyy.

Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venediktova, mengatakan bahwa rudal lain juga menyerang sebuah pabrik di dekatnya yang sudah ditutup dan bukan sasaran militer. 

"Ini pertanyaan tentang kejahatan terhadap kemanusiaan. Saya pikir ini seperti penembakan sistematis terhadap infrastruktur sipil, dengan tujuan apa? Untuk menakut-nakuti orang, membunuh orang untuk membuat teror di kota dan desa kita," kata Venediktova.

Baca Juga: Kunjungi Ukraina, Presiden Moldova: Negara Kami Juga Terancam Rusia

2. Rusia bantah sasar warga sipil 

Kesaksian Korban Serangan Rudal Rusia di Mall Ukraina: Itu Neraka!Ilustrasi misil (pixabay.com/amwest97)

Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, mengatakan di Twitter bahwa tuduhan atas serangan itu adalah bentuk provokasi dari Ukraina sebelum perhelatan KTT NATO. Dia mengatakan itu tanpa disertai bukti, menurut Aljazeera.

“Persis apa yang rezim Kiev butuhkan untuk tetap memusatkan perhatian pada Ukraina sebelum KTT NATO,” kata Polyanskiy.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia mengatakan, mereka telah menembakkan rudal ke depot senjata di Kremenchuk. Kementerian tidak menyebut sasaran terhadap fasilitas publik. Menurut mereka, ledakan amunisi yang menyebabkan kebakaran di pusat perbelanjaan terdekat.

“Di Kremenchuk, pasukan Rusia menyerang depot senjata yang menyimpan senjata yang diterima dari Amerika Serikat dan Eropa dengan senjata berbasis udara presisi tinggi. Sebagai hasil dari serangan presisi, senjata dan amunisi buatan Barat yang terkonsentrasi di gudang terkena (objek sipil terdekat),” kata kemenhan Moskow.

“Ledakan amunisi yang disimpan untuk senjata Barat menyebabkan kebakaran di pusat perbelanjaan, yang tidak berfungsi yang terletak di sebelah depot,” tambahnya.

3. Ramai-ramai kecaman dilontarkan terhadap Rusia 

Kesaksian Korban Serangan Rudal Rusia di Mall Ukraina: Itu Neraka!Pertemuan negara-negara anggota kelompok G7 beserta negara lainnya di Elmau, Jerman, 28 Juni 2022. (Twitter.com/Bundeskanzler Olaf Scholz)

Serangan itu menuai kecaman dari sejumlah besar negara Barat. Dalam pertemuan kelompok G7 di Jerman, para pemimpin negara dari kelompok tersebut mengatakan serangan itu sangat keji.

Negara-negara G7, dalam penyataan bersama, juga mengatakan bahwa presiden Rusia Vladimir Putin harus dimintai pertanggungjawaban. 

“Serangan membabi buta terhadap warga sipil tak berdosa merupakan kejahatan perang,” kata pernyataan G7, dilansir Aljazeera.

G7 mengungkapkan rencana untuk mencari sanksi baru terhadap Rusia, termasuk pembatasan harga minyak dan tarif barang yang lebih tinggi. Mereka juga berjanji untuk terus mendukung Ukraina selama yang dibutuhkan.

Sementara itu, juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Stephane Dujarric, mengatakan serangan rudal pada Senin itu menyedihkan.

“Kremenchuk sejauh ini terhindar dari serangan langsung dalam konflik tersebut. Kami sekali lagi menekankan bahwa para pihak berkewajiban berdasarkan hukum humaniter internasional untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur sipil,” kata Dujarric.

Dewan Keamanan PBB juga mengadakan pertemuan pada Selasa atas permintaan Ukraina usai penyerangan di Kremenchuk.

Baca Juga: Datang ke Ukraina, Pengamat Khawatir Jokowi Tak Disambut Baik  

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya