Kewalahan, Rwanda Tak Lagi Mampu Tampung Pengungsi Kongo
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Presiden Rwanda, Paul Kagame, mengatakan negaranya tidak bisa lagi menawarkan perlindungan kepada orang-orang yang melarikan diri dari konflik di Republik Demokratik Kongo.
“Kami memiliki pengungsi di sini selama lebih dari 20 tahun, dari Kongo. Saya menolak Rwanda memikul beban ini dan dihina dan dilecehkan setiap hari tentang hal itu," kata Kagame kepada Senat, dilansir Anadolu Agency.
Pertempuran secara terus menerus berlangsung di timur Kongo. Wilayah itu kaya mineral dan membuat pasukan federal melawan pemberontak dari kelompok M23.
1. Rwanda tampung puluhan ribu pengungsi Kongo
Menurut Kagame, Rwanda kini tidak bisa menjadi wilayah yang terus menampung pengungsi tetangganya itu. Jumlah pengungsi Kongo di Rwanda saat ini mencapai 72 ribu orang.
“Ini bukan masalah Rwanda. Dan kami akan memastikan bahwa semua orang menyadari bahwa itu bukan masalah Rwanda,” kata Kagame.
“Kami tidak dapat terus menerima pengungsi dari Kongo,” katanya, dilansir Al Jazeera.
Baca Juga: Sah! Inggris Bakal Kirim Migran Ilegal ke Rwanda
2. Kedua negara saling menyalahkan atas konflik
Pernyataan Kagame muncul di tengah ketegangan antara Kigali dan Kinshasa atas pemberontak M23 Kongo yang memerangi pasukan pemerintah di timur.
Kongo, Amerika Serikat, dan Eropa telah berulang kali menuduh Rwanda mendukung para pemberontak Tutsi dari M23. Namun, tuduhan itu selalu dibantah oleh Rwanda.
Sebaliknya, Kigali menuduh Kinshasa bersekutu dengan pemberontak Rwanda dari Pasukan Demokratik untuk Pembebasan Rwanda (FDLR), yang disalahkan atas genosida 1994 terhadap kelompok etnis Tutsi.
3. Konflik masih berlangsung
Rwanda menuduh Kongo menggunakan konflik untuk tujuan politik serta merekayasa pembantaian pada November terhadap 131 warga sipil. Penyelidikan PBB menyalahkan kematian pada pemberontak M23.
Sejauh ini, gencatan senjata tentatif dan pengerahan pasukan Kenya melalui Komunitas Afrika Timur (EAC) gagal menghentikan pertumpahan darah.
Baca Juga: Dubes Rwanda di Kongo Diusir karena Dituduh Dukung Pemberontak
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.