Konflik Yaman, Saudi dan Houthi Sepakat Bertukar Tahanan

15 warga Saudi dan tiga warga Sudan turut ditukar 

Jakarta, IDN Times – Koalisi pimpinan Arab Saudi dan kelompok Hothi dalam konflik Yaman sepakat mengadakan pertukaran tahanan. Langkah itu diambil setelah pembicaraan di Swiss yang difasilitasi oleh PBB dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

Dilansir Al Jazeera, kepala delegasi pemerintah Yaman mengatakan pada Senin (20/3/2023) bahwa sekitar 880 tahanan akan ditukar.

Kepala komite urusan tahanan Houthi Abdul Qader al-Murtada dan kepala negosiator Mohammed Abdulsalam mengatakan, Houthi membebaskan akan 181 tahanan, termasuk 15 warga Saudi dan tiga warga Sudan, dengan imbalan 706 tahanan dari pemerintah Yaman.

“Kesepakatan akan dilaksanakan setelah tiga minggu, insyaAllah. Dan putaran lain akan diadakan setelah bulan Ramadan untuk menyelesaikan pelaksanaan sisa perjanjian,” kata al-Murtada.

1. Belum ada konfirmasi dari Saudi 

Konflik Yaman, Saudi dan Houthi Sepakat Bertukar TahananBendera Arab Saudi (unsplash.com/aboodi vesakaran)

Baik PBB maupun ICRC tidak segera mengonfirmasi bahwa kesepakatan telah tercapai. Arab Saudi juga belum mengomentari pernyataan para pejabat Houthi.

Ada harapan kesepakatan dapat memfasilitasi upaya yang lebih luas untuk mengakhiri konflik, yang telah terbantu dengan dimulainya kembali hubungan antara Iran dan Arab Saudi bulan ini.

Utusan khusus PBB Hans Grundberg mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pekan lalu bahwa ada upaya diplomatik yang intens di berbagai tingkat untuk mengakhiri pertempuran.

Baca Juga: Indonesia Sambut Baik Normalisasi Hubungan Iran-Arab Saudi 

2. Impelentasi Perjanjian Stockholm 2018 

Konflik Yaman, Saudi dan Houthi Sepakat Bertukar TahananPengungsi akibat konflik Yaman (twitter.com/IOM Yemen)

Pertukaran sekitar 15 ribu tahanan terkait konflik telah didiskusikan sebagai langkah membangun kepercayaan utama di bawah kesepakatan mediasi PBB Desember 2018, yang dikenal sebagai Perjanjian Stockholm.

Di bawah kesepakatan itu, kedua pihak sepakat untuk membebaskan semua tahanan, orang yang ditahan secara sewenang-wenang, dan orang yang dihilangkan secara paksa. Kesepakatan juga mencakup mereka yang berada dalam tahanan rumah, yang ditahan sehubungan dengan konflik tanpa pengecualian atau persyaratan apa pun.

Tetapi kemajuannya lambat. Beberapa pertukaran, termasuk pada 2022 dan 2020 telah dikoordinasikan oleh ICRC, bersamaan dengan kesepakatan yang lebih kecil langsung antara pihak yang bertikai.

3. Krisis Yaman 

Konflik Yaman, Saudi dan Houthi Sepakat Bertukar TahananBantuan pangan WFP untuk warga Yaman (twitter.com/WFP in Yemen)

Koalisi yang dipimpin Saudi melakukan intervensi di Yaman pada 2015 setelah Houthi yang bersekutu dengan Iran menggulingkan pemerintah dari ibu kota Sanaa pada 2014.

Konflik telah menciptakan salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia. Menurut laporan UNICEF, sekitar 23,4 juta orang membutuhkan bantuan dan 13 juta di antaranya merupakan anak-anak.

Mereka hidup di tengah sistem sosial dan ekonomi yang berada di ambang kehancuran. Pada akhir 2022, sekitar 17,8 juta orang tidak memiliki akses air bersih dan sanitasi. Negara ini terus mengalami wabah kolera, campak, difteri, dan berbagai penyakit lain.

Sementara itu, gencatan senjata yang ditengahi PBB pada April tahun lalu sebagian besar telah diadakan. Namun gencatan senjata berakhir pada Oktober, di mana tidak ada pihak setuju untuk memperpanjangnya.

Baca Juga: 111 Hari Disandera Milisi Houthi di Yaman, WNI Akhirnya Bebas 

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya